EMPAT

18 5 0
                                    

           Hari sekolah Vani mengadakan acara pensi sepulang sekolah. Vani sangat gelisah karena tidak sabar untuk ikut acara pensi itu karena sang ketua OSIS yaitu Gilang yang menjadi ketua pelaksana dalam acara ini. Bel pulang sekolahpun akhirnya berbunyi dengan setengah berlari Vani pun langsung menuju lapangan sekolah tempat diadakannya pensi tersebut diikuti oleh Ayu.

"Yu gc gue mau nonton pensinya di paling depan." Ucap Vani sambil terus berlari menarik tangan Ayu.

" Sabar kenapa sih Van, lagian acaranya belum mulai bilang aja lo mau modus ketemu sama Gilang." Ucap Ayu sambil berlari mengikuti Vani karena tangannya di tarik oleh Vani.

"Cepetan Yu cepetan ah lelet banget sih lo."

Dengan tergesa gesa Vani berlarian menyusuri setiap kordor kelas sambil menarik tangan Ayu. Mereka menjadi pusat perhatian disetiap koridor kelas yang mereka lewati apalagi saat mereka melewati koridor kelas 12 semua mata mengarah kepada mereka karena hanya mereka berdua yang berlarian seperti orang yang sedang dikejar setan. Ayu hanya bisa menunduk malu dan hanya bisa pasrah mengikuti Vani.

Yah memang seperti itulah Vani jika sudah menyangkut hal tentang Gilang. Vani tidak akan memperdulikan apapun bahkan omongan orang lain yang berbicara buruk tentang dirinya.

****

Akhirnya mereka berdua sampai di lapangan tempat acara pensi tersebut.Vani sedikit merasa kecewa karena belum melihat sosok yang sedang iya cari yaitu Gilang.

"kemana sih dia ko gak keliatan." Ucap Vani sambil mengedarkan pandangannya keseluruh lapangan.

"Udahlah Van mungkin dia lagi sibuk ngurusin acara nanti juga muncul tuh orang santai aja." Ucap Ayu sambil asik memainkan handphonenya.

"Mungkin lo bener Yu, iyaudah gue tungguin aja deh." Ucap Vani yang sedikit kecewa.

Akhirnya acara pensipun dimulai tetapi, Vani masih tetap mencari sosok Gilang yang belum kelihatan batang hidungnya. Pada saat acara teater dipensi itu dimulai mata Vani langsung mengarah ke sosok laki laki yang sedang berdiri di pojok lapangan yang tak jauh dari posisi dia berada. Yah laki laki itu adalah sosok yang Vani cari sedari tadi yaitu Gilang. Namun Vani sedikit kecewa saat Gilang tersenyum. Bukannya Vani tak suka saat Gilang tersenyum malahan senyum Gilang adalah hal terfavorit baginya. Mata Vani pun mengarah mengikuti senyum Gilang dan ternyata senyum Gilang itu mengarah pada seorang pemain teater yang sedang tampil. Vani langsung tertunduk lesu saat tau siapa yang membuat Gilang tersenyum. Dia adalah Maya perempuan yang Gilang suka. Semua orang sudah tau bahwa Gilang menyukai Maya baru baru ini. Vani pun langsung meninggalkan Ayu yang masih menonton acara tersebut.

"Yu , gue duluan ya tiba tiba perut gue sakit." Bohong Vani ke Ayu .

"Lo gapapa Van? Gue anterin ya?" ucap Ayu yang khawatir ke Vani.

"Gue gapapa ko Yu , gue duluan ya." Ucap Vani yang langsung berlari meninggalkan Ayu.

"Hati-hati Van."

Vani langsung berlari menuju taman belakang sekolah yang sepi karena seluruh siswa berada dilapangan tempat pensi berlangsung. Vani langsung duduk dikursi taman tersebut. Kedua mata Vani langsung memanas satu tetes airmata meluncur dengan bebasnya, Vani tidak mampu lagi menahan tangisnya.

Lang apa harus sesakit ini ya buat sayang sama lo.Hampir dua tahun gue nunggu lo tapi lo gapernah peka lang. tapi Maya? Dengan mudahnya buat lo jatuh cinta sedangkan gue yang dari awal perjuangin lo tapi lo ga pernah liat sedikitpun perjuangan gue. Kadang gue suka mikir kenapa ya gue bisa suka sama lo sampai segininya, sampai gue harus siasiain orang orang yang suka sama gue. Ucap Vani dalam hati. Saat sedang melamun tiba-tiba ada yang memegang bahu Vani. Vani pun langsung mengusap dan menengok kearah orang itu dan ternyata orang itu adalah Bima. Laki – laki yang menyukai Vani sejak awal MOS.

" Van lo kenapa ? cerita ke gue." Ucap bima kemudian duduk disamping Vani.

" Ah gue gapapa ko Bim , Cuma lagi cari angin aja."

" Ko mata lo merah ? lo nangis ? Gilang lagi ?" Tanya Bima ke Vani. Karena Bima tau kalau Vani menyukai Gilang namun, Bima tetap menunggu Vani.

"Gak ko Bim gue Cuma kelilipan." Ucap Vani sambil tersenyum ke Bima.

"Gak usah boong Van gue tau ko kalau lo nangis , lo kenapa Van ?"

Akhirnya Vani menceritakan semuanya kepada Bima. Bima mendengarkan semua cerita Vani. Bima membiarkan Vani menangis sepuasnya di pundaknya. Bima tau jika Vani hanya ingin menumpahkan semua rasa sakitnya tanpa mau di ganggu. Bima mengelus puncak kepala Vani dan menghapus air matanya.

"Bim , kenapa ya gue gabisa suka sama lo ? padahalkan lo yang selalu ada buat gue."

"Cinta itu butuh proses Van , cinta juga butuh pengorbanan.kadang gak semua cinta bisa dibalas dan hanya bertepuk sebelah tangan kaya cinta gue ke lo.tapi gue gak marah ko Van kalo lo Cuma jadiin gue pelarian lo dari Gilang karena, gue Cuma mau ada disamping lo saat lo butuh gue atau gak. Gue Cuma pengen jadi orang pertama yang lo butuhin bukan orang lain. Jadi lo jangan sedih lagi ya gue bakal selalu ada saat lo butuh ko." Ucap Bima tersenyum tulus ke Vani.

" Maafin gue Bim ,hati gue emang udah buta gara gara Gilang sampai gue gak bisa suka sama cowok sebaik lo, gue emang bego banget ya." Ucap Vani sambil menunduk.

"Iya gapapa ko Van gue ngerti , gue bakal tetap nunggu lo suka ke gue ko dan gue janji bakal jadi orang kedua setelah bokap lo yang ngebela lo saat lo disakitin oleh siapapun jadi tenang aja ya."

"Makasih ya Bim."

"iya Van udah jangan sedih lagi bidadari kan gaboleh sedih nanti cantiknya luntur loh." Goda Bima ke Vani.

"apaan sih lo Bim alay tau gak." Ucap Vani ke Bima sambil terkekeh pelan.

ANEH MEMANG ,KADANG CINTA ITU MEMANG BUTA YAH , BUKTINYA GUE LEBIH MILIH COWO KAYA LO DARI PADA COWO YANG UDAH JELAS JELAS TULUS KE GUE.

Mainstream ConfessingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang