Setelah selesai mendapat bimbingan dari para guru dan kakak tingkat, akhirnya kami semua pun di perbolehkan untuk pulang.
"Guys ini kan masih siang, gimana kalo kita jalan dulu? Makan dulu gitu?" tawar Arka sambil menyenderkan tubuhnya pada mobil miliknya.
"Boleh juga tuh, kebetulan gue juga udah laper hehe ...," sahut Chayra cengengesan.
"Laper apa emang doyan makan?" sindir Amara yang membuat Chayra mengerucutkan bibirnya. Aku dan yang lainnya pun tertawa melihat tingkah mereka berdua.
"Udah jangan ribut! Ayo dah kita makan di tempat langganan gue aja. Di jamin mantap dah" Ajak Bang Adrian dengan semangatnya.
"Hemz ... Boleh yuk," ucapku yang memang sudah lapar juga.
Karena di sini yang membawa mobil hanya Arka, jadi kami semua pergi menumpang mobilnya.
Arka dan Chayra duduk di depan, aku dan Amara duduk di kursi tengah, sedangkan Bang Adrian dan Rayan duduk di belakang.===
Author Pov.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 10 menit, akhirnya mobil yang di kendarai oleh Arka dan teman-temannya sampai di sebuah rumah makan yang cukup sederhana namun sangat sesak oleh pembeli.
Menurut kabar, rumah makan ini adalah salah satu rumah makan favorite orang-orang. Baik itu warga kota sekitar ataupun warga luar kota."Wah gila ini rumah makan rame banget!" pekik Arka sedikit terbengong karna melihat pembeli di rumah makan ini sudah seperti orang demo di bundaran HI.
"Eumz ... Guys sebaiknya kita jangan makan di sini deh. Cari tempat lain aja yuk!" ucap Rayan yang membuat teman-temannya menatap ke arahnya dengan tatapan bingung. Kecuali Aleta yang tak mendengarkan percakapan mereka karena sedari tadi ia terus memegangi kepalanya yang entah kenapa terasa sangat berat dan pusing.
"Kenapa? " tanya Amara mewakili yang lain
"Ya pokoknya jangan deh! Yuk cari yang lain aja yuk," ucap Rayan yang sepertinya sangat tak nyaman berada di area rumah makan ini.
Teman-temannya pun hanya mengerutkan kening menatap aneh ke arahnya."Gak ah, gue mau makan disini aja! Lagian ini tuh langganan gue," ucap Adrian langsung nyelonong pergi masuk ke rumah makan itu diikuti Arka, Chayra dan juga Amara.
Rayan pun berdecak kesal karena tak bisa menjelaskan kepada teman-temannya kalo tempat ini tidak baik.
Rayan melirik ke sampingnya tepat ke arah Aleta. Ia mengernyitkan keningnya melihat gadis itu yang terus saja memegangi kepalanya."Lo kenapa? Lo sakit?" tanyanya refleks memegang kening Aleta.
"Gk tau nih, semejak masuk area rumah makan ini kepala gue rasanya berat sama pusing banget!" jawab Aleta terus memegangi kepalanya, tanpa melihat siapa yang bertanya kepadanya.
Dan saat Aleta membuka mata, ia sangat kaget bukan main. Di depannya kini atau lebih tepatnya di dalam rumah makan ini terdapat banyak sekali makhluk tak kasat mata.
Di dekat pintu masuk saja sudah ada dua pocong yang berjaga. Belum lagi di setiap pojok, dan yang paling menjijikan adalah pocong-pocong itu meludahi setiap makanan yang akan di hidangkan kepada pengunjung warung makan ini.
Jin penglaris!"astagfirullahhaladzim...." Pekik Aleta dan langsung mengedarkan pandangan ke sekelilingnya, namun sayang sepertinya teman-temannya sudah masuk ke rumah makan itu dan yang tersisa hanyalah dirinya bersama Rayan.
"Ray, kita harus susul temen-temen dan bawa mereka pergi dari sini, sebelum terlambat!" ucap Aleta menatap bergantian ke arah Rayan juga teman-temannya yang sudah masuk ke dalam warung makan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO
Terror' SLOW UPDATE ' Entah aku harus menyebutnya anugerah atau kutukan. Yang pasti, karena 'kelebihan' ini aku selalu dijauhi oleh teman-temanku. -Aleta Evelyna Balpas-