part 4 ( makrab )

98 7 0
                                    


"ALETAAA .... "

Teriak mereka berdua sambil berlari terbirit-birit mengejarku, yang sudah sampai di posko pertama lebih dulu. Aku hanya cekikikan mendengar teriakan mereka, sebenarnya aku kasihan tapi sekali-kali mengerjai mereka tak apalah hehe ....

"Leta, ih lo mah tega bener sih ninggalin sahabat lo yang imut ini di lorong gelap," Oceh Chayra yang kini sudah berada di sampingku, bersama Bang Adrian tentunya. Sementara aku hanya cengar cengir memperlihatkan deretan gigiku yang putih dan rapi.

"Iya nih, gue pecat juga lo jadi sepupu gue!" Sahut Bang Adrian dengan nafas yang masih terengah-engah.

"Sorry deh sorry ... Gue kan cuma becanda," ucapku membela diri

"Au ah gelap ... Yuk Chay kita lanjut. Gak usah ngajak-ngajak ni bocah, biarin tinggalin aja, " ucap Bang Adrian menggandeng tangan Chayra dan nyelonong pergi meninggalkanku setelah sebelumnya mencatat kata apa yang tertulis dikertas posko 1.
Sementara Chayra hanya menurut saja dan mengikuti langkah Bang Adrian tanpa ada penolakan.

Aku mencibikkan bibirku berusaha merajuk, namun Bang Adrian sepertinya benar-benar marah padaku, hingga tak menghiraukan rajukkanku. Karena tak mau tertinggal, aku pun segera menyusul mereka yang sudah berjalan lebih dulu menuju posko selanjutnya.

.

Satu demi satu posko telah kami jumpai, sejauh ini tak ada hal-hal 'aneh' yang kami temui. sampai akhirnya keanehan pun mulai kami rasakan saat menuju lantai 2 sekolah, tempat dimana posko terakhir berada.
Memang, hampir di setiap ruangan yang ada di sekolah ini ada penunggunya, tapi selama mereka tak mengganggu kami itu tak menjadi masalah buatku.

Srettt ....

"Adrian lo apaan sih pegang-pegang leher gue! Mau gue tabok lo?" ucap Chayra sambil menunjukan bogemnya kepada Bang Adrian.

"Apaan sih lo Chay, orang dari tadi tangan gue ada depan nih! " sahut Bang Adrian sambil memperlihatkan kedua tangannya.

Seketika mimik wajah Chayra berubah menjadi pucat, begitupun dengan Bang Adrian.
Mereka saling menatap satu sama lain lalu bergantian menatapku.
Sebenarnya aku sudah tau jika sedari tadi ada 'seseorang' yang mengikuti kami. Tapi aku membiarkan saja selama dia tak mengganggu, tapi sepertinya dia mulai menjahili kami.

"Jangan ganggu kami! "

ucapku dalam hati sambil menatap tajam pada sosok perempuan di balakang Chayra.
Aku yakin dia mendengar apa yang aku katakan, karena itu salah satu cara berkomunikasi dengan mereka.

Namun bukannya pergi, sosok itu malah diam dan balik menatapku dengan ekspresi datar. Wajah sosok perempuan itu, terlihat sangat pucat seperti mayat. Di beberapa bagian wajahnya juga terdapat luka seperti bekas sayatan benda tajam. Bola matanya putih bersih dan menyisakan setitik warna hitam di tengahnya. dia juga memiliki rambut yang sangat panjang dan sebagian menutupi wajahnya.

Karena sosok itu hanya diam saja, aku pun mengajak Chayra dan Bang Adrian untuk pergi melanjutkan perjalanan kami ke posko terakhir dan takku hiraukan lagi sosok itu.

.

Kami bertiga pun memasuki ruang kelas XI C IPA, yang mejadi posko terakhir kami kunjungi.
Aku berjalan menuju sebuah kertas yang diikat pada sebuah meja di paling pojok kelas ini.
Ku buka lembaran kertas itu lalu menuliskan kalimat apa yang ada di dalamnya.

Jangan tanya kemana bang Adrian dan Chayra, karena sedari tadi mereka terus nemplok ditangan kanan dan kiriku.

"Ta udah belum? Cepetan napa, lama amat sih!" bisik Bang Adrian sambil tengok kanan kiri

INDIGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang