#。01

89.3K 4.4K 558
                                    

[The Smiths - Asleep]

🍬

02:24 AM

Pintu terbuka, menampilkan seorang cewek dengan rambut acak-acakan. Ia berdiri sesaat di ambang pintu dengan kepala tertunduk menatap lantai. Ditutupnya pintu kamar dengan perlahan-lahan. Kaki telanjangnya mulai melangkah menyusuri lantai dingin kamarnya. Titik-titik air berjatuhan dari rambut dan pakaian yang ia kenakan.

Masih dengan kepala yang menunduk, ia membiarkan jari-jarinya menyusuri benda-benda yang ada di meja. Disentuhnya dengan perlahan-lahan apa pun yang ada di atas meja itu.  Setitik darah menetes dan tertinggal di atas meja. Ada tiga luka sayatan yang mengeluarkan darah segar di pergelangan tangannya. Luka yang baru saja diperoleh sendiri dengan sengaja.

Kaki jenjang itu terus melangkah semakin dekat menuju cermin. Sampai di hadapan cermin, ia menatapa kosong pada pantulan dirinya yang sangat kacau balau. Disentuhnya luka-luka yang ada di pergelangan tangan itu oleh jari-jarinya. Dengan perlahan, ia mengangkat jari-jarinya untuk menyentuh cermin. Jari-jarinya yang berlumuran darah mulai menulis sebuah huruf-huruf di cermin itu. Terus begitu, hingga huruf-huruf itu membentuk sebuah kata, lalu semakin bertambah hingga menjadi sebuah kalimat.

Aku ingin hidupku yang dulu.

🍬

Sinar mentari pagi berhasil masuk menembus celah-celah tirai jendela. Ruangan yang semula gelap gulita tanpa penerangan itu kini mendapat sedikit cahaya.

Cewek yang merupakan pemilik kamar itu sedang duduk di atas kasur, ia menatap kosong pergelangan tangannya. Rambutnya acak-acakan, wajah pucat, dan terdapat lingkaran hitam di bawah matanya. Semalaman ia berjaga dalam suasana gelap, lampu dimatikan dan tak ada penerangan sama sekali.

Menyadari matahari sudah terbit sedari tadi, pemilik kamar itu mengembuskan napas lelah dan menyudahi aksi diam dengan tatapan kosongnya. Ia bergerak menuju meja di samping tempat tidurnya dan mengambil perban. Digulungnya perban itu dengan asal ke pergelangan tangannya untuk menutup luka-luka yang ada di sana.

Cewek itu pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka, tidak perlu mandi lagi karena semalam ia sudah berendam. Setelah selesai dengan kegiatan di kamar mandi, ia langsung mengenakan seragam khas sekolahnya. Candy Elissya Carson, itu nama yang tertera di name tag seragamnya. Tak lupa ia mengenakan jaket agar tangannya yang diperban tidak terlihat.

Berdandan dengan cepat dan ala kadarnya. Merasa tidak perlu dandan secara berlebihan, karena ia sekolah bukan untuk menjadi ratu kecantikan. Disambarnya tas sekolah, dompet, dan juga ponsel yang tergeletak di meja. Ia berjalan dengan langkah panjang keluar dari kamarnya, dan keluar dari rumahnya yang sepi seolah tak berpenghuni.

Seorang cowok dengan mobilnya sudah menunggu Candy di luar gerbang. Cowok berwajah dingin itu Samuel, nama lengkapnya Samuel Farendiel. Dia adalah pacar Candy, dari tiga bulan terakhir sampai saat ini dan entah akan sampai kapan.

Candy masuk ke dalam mobil Samuel setelah pintu dibukakan oleh pemilik mobil itu. Dalam perjalanan menuju sekolah tak ada percakapan yang terjadi. Candy sibuk dengan pikirannya dan Samuel yang selalu fokus menyetir. Samuel memang bukan cowok yang banyak bicara, ia dingin pada semua orang, bahkan pada Candy.

"Pulang sama aku," ujar Samuel mengingatkan.

"Lihat nanti."

Mobil Samuel sudah memasuki kawasan sekolah. Sudah banyak murid yang berdatangan dan parkiran sudah lumayan penuh. Samuel mendapat tempat parkir paling ujung. Saat Candy hendak turun dari mobil, Samuel menahan lengannya.

100 OriletteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang