#。03

46.6K 3.2K 201
                                    

[Kalafina - Door]

🍬

Hal buruk apa lagi yang menimpa Candy hari ini?

Setelah ditampar Tias, ia mengetahui mama yang akan dicerai, dan sekarang ia mendapati kekasihnya sedang bersama seorang perempuan di apartemnnya. Buruknya, perempuan itu adalah Dian.

Samuel bersama Dian. Candy tahu Samuel, ia tidak akan membawa masuk perempuan lain sembarangan ke dalam apartemenya seperti ini. Untuk hal ini, pastinya ada yang tidak beres. Kini Candy harus menerima kenyataan lain mengenai Samuel. Candy hanya mematung dengan wajah datar tanpa ekspresi melihat hal ini. Untuk hal yang sudah Dian dan Samuel lakukan di belakangnya, Candy tak peduli. Atau lebih tepatnya, ia mencoba untuk tak peduli. Ia tidak mau banyak berpikir dan mengoreskan rasa sakit lagi di hatinya. Hari ini cukup sampai dimana keluarganya benar-benar hancur.

"Kamu ganti baju, pake baju aku." Samuel menyentuh pipi Candy dan mengusapnya.

Candy yang basah kuyup hanya mengangguk pelan.

"Aku anter Dian pulang dulu, sebentar."

"Hati-hati."

Samuel berlalu dari hadapan Candy, ia berjalan menghampiri Dian. Di tempatnya, Candy bisa melihat Dian tersenyum puas, entah untuk alasan apa Dian tersenyum begitu-jelas Candy tak mau memikirkan hal itu. Dengan tidak tahu malunya, Dian menggelayut manja pada Samuel. Samuel bahkan hanya diam dan tak menolak diperlakukan seperti itu oleh Dian.

"Sebagai pacar apa yang harusnya gue rasain?" tanya Candy hampa saat keduanya sudah menghilang dari pandangan. "Oh iya, harusnya gue cemburu."

Candy memasuki kamar Samuel dan langsung menanggalkan jaket dan seragamnya yang basah. Dengan tanpa busana, ia berjalan menuju cermin. Mencoba melihat apa yang salah dengan dirinya. Terlihat sekali sangat berantakan, dan Candy bodoh harus datang dalam kondisi ini kepada Samuel. Tapi saat ini memang hanya Samuel yang bisa ia datangi. Teman mana? Candy bahkan tidak punya satu pun, miris tentu saja.

Candy membuka gulungan perban di lengannya, disentuhnya bekas luka di sana sambil tersenyum kecut.

"Kayaknya bakal nambah lagi."

Setelah ia mengucapkan kalimat itu, Candy benar-benar tenggelam dalam dunianya sendiri. Mengatasi emosinya dengan menyakiti diri sendiri. Karena setelah rasa sakit itu, ia merasa bebannya menguap dan pergi jauh. Tidak ada rasa sakit yang berarti, hanya perasaan lega yang terasa kemudian.

Samuel pergi mengantar Dian dengan waktu cukup lama. Saat ia kembali, Candy sudah tengkurap di atas sofa dengan pakaian Samuel yang ia kenakan.

"Kamu bawa mobil sendiri?" tanya Samuel sambil berjalan melewati Candy.

"Hmm," jawab Candy dengan gumaman lemas.

Samuel membuat secangkir coklat panas untuk Candy. Tadi, Samuel kaget melihat kedatangan Candy dengan penampilan terkacaunya. Basah kuyup, kotor, dan acak-acakan. Samuel menyadari ada sesuatu yang tidak beres pada Candy.

"Emang nggak ada celana aku yang muat di kamu?" tanya Samuel lagi. Ia meletakan cangkir berisi coklat panas itu di atas meja depan Candy.

"Nggak mau."

Candy hanya mengenakan jaket Samuel yang kebesaran hingga mencapai pahanya. Untuk kakinya, ia hanya memakai kaos kaki milik Samuel. Samuel pergi ke kamarnya untuk membawa selimut untuk Candy. Setelah menyelimuti Candy, ia duduk di bawah sofa tepat di depan Candy sambil mengelus rambutnya dengan sayang.

"Aku sama Dian nggak ngapa-ngapain."

"Aku kan nggak nanya."

"Ngasih tahu aja."

100 OriletteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang