♡ chapter 13 : the beach ♡

388 60 13
                                    

Reece menarikku sampai di pinggir pantai, lalu menaruh tasnya di pasir.

"Ayo!" katanya sambil membuka baju yang ia pakai. Aku tertegun. Aku tidak pernah melihat Reece melepaskan bajunya didepanku.

"Apa yang kau tunggu?" melihatku bengong, Reece menarik tanganku lagi. "Wait," kataku sambil menatap baju kaosku. "Kau sudah memakai baju renangmu kan?" tanya Reece. Aku mengangguk. Ia bingung. "Lalu apa yang kau tunggu?" tanyanya lagi.

Aku melepas baju kaosku dan juga celana pendek yang aku pakai. Reece menatap wajahku. "Astaga Rose," katanya sambil tertawa kecil. "Kau malu ya memakai baju renang didepanku?"
"Santai saja, yuk." katanya lalu menarikku ke pinggir laut.

Reece lalu mulai mencipratkan air ke wajahku. "Hey!" teriakku sambil tertawa, lalu melakukan hal yang sama. Aku mendorong Reece sehingga ia terjungkal masuk ke air. Kami berdua pergi ke dalam lagi, ingin merasakan airnya di seluruh tubuh kami. Air hari ini segar, dengan matahari pagi yang cukup terik menyinari wajahku dan Reece.

Kami berjalan terus ke dalam, sampai airnya sudah berada di bawah dadaku, dan di pinggang Reece. Kami berdua diam, hening, hanya suara air ombak dan orang-orang berteriak kegirangan yang terdengar.

Reece menatapku dan aku menatapnya, Reece yang dingin dan menyebalkan saat pertama kali kita bertemu, Reece yang menabrakku dan meretakkan layar hpku, Reece yang menyalahkanku karena menurutnya aku yang menabraknya dan ia tidak mau minta maaf, Reece yang mengejekku gadis manja, Reece yang selalu menatapku dengan tatapan dingin itu, sekarang berdiri di sebelahku, berubah menjadi Reece yang peduli dan perhatian, Reece yang ceria, Reece yang selalu penuh kejutan, yang meminjamkan jaketnya saat aku kedinginan, yang selalu mau mengantarku pulang kalau tidak ada tumpangan, yang mengajakku membeli es krim tengah malam, yang selalu mengajakku ke tempat-tempat tak terduga.

Aku tidak mau Reece yang ini berubah, aku mau Reece yang seperti ini. Selamanya.

"Rose?" katanya tiba-tiba. "Hmm?" balasku.
Reece mendekatkan badannya ke badanku, membuatku sedikit terkejut, matanya menatap mataku, tangannya perlahan memegang pinggangku yang berada di dalam air, sambil tersenyum.

Aku menatapnya dalam, Reece mendekatkan badannya ke badanku, lalu tiba-tiba tangannya menarik pinggangku ke dalam air. Aku terkejut, menelan sedikit air, lalu berdiri dan spontan memeluk Reece. Rasanya aneh kulit kami bersentuhan, dan aku bisa merasakan lembutnya kulit Reece yang tidak terbalut apa-apa.

"Reece!" teriakku, ia tertawa. "Kau melamun saja sih!" katanya sambil melingkarkan tangannya di pinggangku menarik badanku agar lebih dekat dengannya.

Aku terkejut, lalu menatap Reece dan melepaskan tangannya. "Dasar genit!" aku mengeluarkan lidahku lalu berusaha lari ke tempat yang lebih dangkal dengan susah payah karena airnya cukup dalam.

Reece mengejarku, kami tertawa dan aku bisa merasakan tangannya melingkar di perutku menarikku ke belakang agar ia bisa menyalipku. "Ayo lomba siapa yang kira-kira sampai duluan," katanya sambil tertawa. "Hei curang!" teriakku lalu berusaha mengejarnya.

Reece tentu saja sampai duluan karena tadi dia menarikku ke belakang membuatku susah untuk menyalipnya. Dan ombak hari ini cukup besar.

"Curang!" kataku sambil tertawa. Reece tersenyum lalu duduk di atas pasir di sebelah tas kami yang tadi kami lempar begitu saja.

"Oh Alicia kalah!" katanya sambil memicingkan matanya melihatku karena sinar matahari yang terik. "Hey, kau yang curang!" balasku.

"Baiklah karena kau kalah," katanya lagi, sambil menepuk-nepuk pasir di sebelahnya, mengisyaratkanku untuk duduk. "Kau harus mengikuti kemana pun aku mau pergi hari ini."

Aku bingung. "Aku tidak mempercayaimu," kataku sambil melipat tanganku didepan dada. "Kau bisa aja mengajakku ke tempat berbahaya dan aku tidak mau itu." Aku memasang raut wajah marahku yang kubuat-buat.

Reece tertawa.

"Oh ayolah Rose! kemana kau pikir aku akan mengajakmu? dan oh apa maksudnya 'mengajakmu ke tempat berbahaya' kau kira aku akan menyulikmu apa," katanya tertawa lagi sambil mengutip kata 'mengajakmu ke tempat berbahaya'.

"Ya, kau bisa saja mengajakku ke dalam hutan penuh beruang liar dan menelantarkanku disana." Aku menatapnya lagi, masih dengan raut kesalku.

"Ahahahaha kau lucu! dan please stop memasang wajah kesal itu, kau terlihat imut aku jadi ingin memelukmu," katanya.

Aku langsung terdiam dan mengambil tasku.

Reece menatapku sambil tersenyum.

"Apa?" kataku sambil membuka tas dan mencari baju bersihku, tanpa melirik Reece sekalipun.

"Rosemary Simpson," Reece masih menatapku.

"Reece Bibby," kataku, kali ini memalingkan wajah dari tasku dan menatap Reece.

"Aku akan berjanji" Reece menaruh dua jarinya di atas dada kirinya. "Akan menjadikan hari ini, salah satu hari terbaik yang pernah kau alami di hidupmu." Ia tersenyum, menperlihatkan lesung pipinya.

Aku tidak bisa. menatap mata hijau Reece dan melihat lesung pipinya yang imut itu? aku tidak bisa. Apakah kau jatuh cinta dengan Reece? tentu saja tidak!

"Fine! I'll go wherever you wanted to go," kataku sambil memutar bola mata dan lanjut mengambil handuk kecilku di tas.

Tiba-tiba, aku bisa merasakan tangan Reece merangkulku, terasa sangat lembut juga aneh, karena aku hanya terbalut baju renangku. Badanku menyentuh badan Reece yang tidak terbalut apa-apa kecuali celana pendeknya yang basah.

"Um okay," kataku lalu melepaskan tangannya dari pinggangku. Reece tersenyum memperlihatkan lesung pipi itu lagi.

"Baiklah cepat pakai bajumu, aku lapar."

Aku mengangguk lalu mengeringkan badanku dengan handuk dan pergi ke changing room, yang tersedia di pinggir pantai ini untuk ganti baju atau mandi.

Aku melepas baju renangku yang basah dan menggantinya dengan pakaian dalam yang kering, lalu memakai baju yang tadi pagi aku pakai.

Aku menghampiri Reece masih di tempat tadi, tapi kali ini ia sudah memakai baju kering dan juga celananya berbeda. "Kenapa kau cepat sekali ganti baju?" tanyaku.

"Kenapa kau lama sekali ganti baju?" dia balik bertanya. Aku memutar bola mataku.

Aku mengambil tas ranselku yang tergeletak di pasir. "Alright Captain Bibby," kataku sambil hormat kepada Reece seakanaakan kita adalah pemimpin kapal laut. "Where should we go next?"

"Aye aye Captain Simpson" Reece mengikutiku juga sambil hormat. "I guess we'll find out," ucapnya.

"But first," Reece mengambil tanganku lalu menggenggamnya. "Im starving." lalu ia menarikku dan kembali ke tempat tadi ia memarkirkan mobilnya.

Kami masuk ke dalam mobil, lalu Reece memutar lagu Lauv yang berjudul Paris in the Rain.

All i know is, ooh ooh ooh
We could go anywhere, we could do
Anything girl, whatever the mood we're in
All i know is, ooh ooh ooh
Getting lost late at night, under stars
Finding love standing right where we are, your lips.

They pull me in the moment
You and I alone and
People may be watching, I don't mind 'cause
Anywhere with you feels right
Anywhere with you feels like
Paris in the rain
Paris in the rain
We don't need a fancy town
Or bottles that we can't pronounce
'Cause anywhere, babe
Is like Paris in the rain
When i'm with you

Suara Reece sangat merdu menyanyikan lagu itu. Dan untuk sesaat, aku jatuh cinta.

Am I really?

stuck with you // reece bibbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang