Not ending, but it's a new part (of life)

13 2 0
                                    



"it's not always easy, but that's life. Sometimes you face difficulties not because you are doing something wrong, but it because you are doing something right. Life is a test, so be strong. You have to fight through some bad days but remember that tomorrow is another day and it can always get better."

Setahun kemudian

Seorang teman bertanya, "What are you expecting from your life exactly, Lan?"

"A family and happiness." jawabku saat itu, dan ya saat inilah yang kurasakan. Kebahagiaan bersama dalam sebuah keluarga, dimana penuh cinta, kasih sayang, forgive and forgiveness.

Mas Anwar mungkin akan menghabiskan masa hidupnya di dalam sel atas perbuatannya, saya mencoba memaafkannya tapi luka masihlah terasa.

Christin juga lebih menerima keadaannya sekarang, alih-alih ingin kebahagian hakiki justru kepahitan yang dia dapatkan dengan membesarkan kedua buah hatinya jauh dari seorang yang dicintai. Begitupun dengan Pak Dani yang juga harus mendekam dalam sel, namun keadaannya memburuk hingga ajal pun menjemputnya sebelum dia tunaikan akibat dari perbuatannya.

Dan kebahagianku adalah bersama dalam sebuah keluarga baru, ketiga anakku, si calon bayi, Teguh dan kedua orangtua Teguh.

"Sudah selesai ngelamunnya?"

Aku kembali ditarik ke alam sadarku, ku pandangi wajah teduh yang kini menghiasi hariku.

"Eh, siapa yang ngelamun? Hanya sedang berpikir koq." Sanggahku dan menerima segelas cokelat hangat darinya. Sebuah kecupan hangat juga mendarat di keningku.

"Ibu hamil gak boleh ngelamun sore-sore begini."

"Siapa yang ngelamun sih?!"Sanggahku kembali.

"Oiya kalau gak ngelamun kenapa saya pulang gak disambut, dipanggil juga gak nyahutin?"

"Masa sih?!" Hangatnya minuman seakan baru membuatku sadar, karena memang aku sudah lama duduk di teras belakang sendirian. Karena tadinya kupikir Teguh akan pulang pada jam seperti biasanya dari kantor, jadi sementara anak-anak bermain bersama Mbah Kung dan Mbah Putri di rumah sebelah, ku nikmati sore ini sendirian.

"Koq mas pulang lebih awal, kenapa?" Lanjutku, sambil menatap kedua bola mata yang bisa membuatku tenang bersamanya.

"Kamu mulai pelupa yah sekarang, Hun?"

...

"Sore ini jadwal kamu periksa kandungan, dan saya sudah janji akan menemanimu."

Kuletakan gelas di samping meja, dan langsung mendekap tubuh hangat yang akan selalu menemaniku hingga akhir. Air mata ini bahkan gak ijin untuk meluncur sempurna membasahi. "Maafkan saya, terima kasih Mas"

Teguh membalas erat dekapanku, membuatku yakin bahwa dia akan selalu ada untukku, meskipun tidak ku minta. Dia yang akan selalu menjaga, membahagiakanku dan anak-anak.

*THE END*

Makasih buat readers yang sudah baca cerita saya dan menunggu lama part endingnya. Tadinya malah mau dibikin banyak konflik lagi, tapi gak jadi deh takut bosen dengan cerita ini.

Meskipun endingnya bakalan sudah bisa ditebak, author bikin simpel aja.

"When you say 'YES' to others, make sure you don't say 'NO' to yourself" PAULO COELHO

Hope and Pray [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang