Antara Cinta dan Dusta

10 2 0
                                    

Love of my life... you hurt me

You broken my heart, and now you leave me...

Love of my life can't you see...

Bring it back... bring it back

Don't take it away from me because you don't know

What it's meant too me...

(Love of My Life-Queen)


Meilani beranjak dari sofa menuju kamarnya, dibuka pintu kamar secara perlahan supaya tidak membangunkan Ima yang sudah terlelap sedari sore tadi. Dia terkejut melihat Ema dan Emil yang ikut tertidur ditempat tidurnya. Meilani berjalan mendekat, supaya dapat melihat mereka dan mencium kening ketiga anaknya yang sudah terlelap, sambil menahan air mata yang kembali menetes. Jiwa dan hatinya hari ini sudah sangat lelah, namun melihat ketiga anaknya seakan menghilangkan lelahnya. Khawatir membangunkan mereka, Meilani beranjak berjalan menuju sofa yang menghadap balkon teras kamarnya, dia mematikan lampu dan membuka tirai dipintu balkon supaya sinar rembulan masuk menyinari kegelapan dikamarnya. Seperti jiwa dan hatinya saat ini yang merasa gelap, dan berharap secercah harapan hadir kembali dalam hatinya.

Meilani merebahkan tubuhnya di sofa dan meringkuk menghadap rembulan yang setia bersinar malam ini, setelah sore tadi hujan telah menguyur ibukota. Sulit baginya untuk memejamkan matanya saat ini, pikirannya masih terbayang wajah Anwar, suami yang selama ini dia selalu cintai dan hormati. Sebagian hatinya merasa iba dan kasihan terhadap Anwar yang sendirian melewati masa sulitnya saat ini, namun sebagian hatinya lagi merasa kecewa dan terluka akibat sikap dan perlakuan Anwar yang membohonginya selama ini.

"Ayah, Ibu... Meilani sedih saat ini, lelaki yang Meilani harap dapat menjaga dan mencintai Meilani dan anak-anak telah berkhianat. Ayah, Ibu... Meilani kangen sama kalian. Meilani kangen pelukan hangat Ayah dan Ibu. Meilani takut, Ayah. Tidak ada lagi sosok seperti Ayah yang melindungi Meilani..." Isak Meilani ditengah keheningan malam.

***

Pak Kasim telah menuturkan semua kejadian saat malam kejadian tewasnya Yudith kepada Teguh, Pak Kasim curiga dengan sikap majikannya yang terlihat mengurung diri dan ketakutan saat ada tamu yang hendak menemuinya setelah malam kejadian itu. Teguh tidak habis pikir dengan Anwar yang bisa-bisanya tersulut api, hingga dapat melakukan hal itu. Pak Kasim juga menceritakan ketika Meilani akan menghadapi persalinannya, Anwar memintanya menemui seseorang di rumah sakit yang akan mengurus semua biaya persalinan Meilani. Pak Kasim awalnya tidak merasa curiga, karena saat itu Anwar mengatakan harus segera pergi ke bandara jadi tidak akan sempat mengurus semua. Setelah menuturkan semuanya, mereka berdua kembali keluar bergabung dengan kedua petugas yang masih berjaga diluar sambil membawakan kopi untuk mereka semua.

Teguh melirik jam tangannya, sudah menunjukkan jam satu pagi. Dia meminta Pak Kasim untuk istirahat saja, biar dia yang tetap berjaga dengan dua orang petugas. Namun Pak Kasim menolaknya, dan malah menyuruh Teguh yang istirahat.

"Tidak apa, Pak Kasim. Kalaupun mengantuk saya akan tidur disini saja, lebih aman tidurnya karena dijaga oleh Pak Irwan dan Pak Gatot." Ujar Teguh sambil tertawa kecil diikuti dengan Pak Irwan dan Pak Gatot.

"Baiklah kalau begitu saya pamit ke dalam ya, karena besok pagi sepertinya akan menjadi hari yang panjang bagi saya. Maaf ya, kalau saya tinggal. Oh iya, kalau perlu tambahan makanan dan minuman, silahkan masuk saja ke dapur. Anggap saja rumah sendiri, mari..." Jawab Pak Kasim, dan kemudian menghilang dibalik pintu garasi.

Hope and Pray [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang