CHAPTER.3

772 166 29
                                    

3 ;

waiting you.

Hari itu, Jaehyun mempersiapkannya dengan matang. Ia membuatnya simple namun diharapkan berkesan.

Bukan menembakㅡyang menurutnyaㅡala anak anak melalui chat, namun sedikit alay dengan tambahan cokelat dan buket bunga. Eunwoo yang mengetahuinya saja terkejut darimana Jaehyun terpikir untuk memberi bunga.

Kesepakatan sudah dibuat, sepulang sekolah dibawah pohon tempat biasa Jiho dan Jaehyun menghabiskan waktu.

Sungguh, jantungnya berdetak cukup kencang dan ia bisa merasakan darahnya mengalir. Sesekali peluh muncul didahinya yang lalu diseka.

Jiho belum datang juga.

Murid murid sekolah yang melewatinya berbisik bisik. Jaehyun awalnya berpikir apakah dirinya terlalu berlebihan. Namun, makin lama suara gunjingan semakin jelas. Dan Jaehyun harus menerima fakta buruk.

"Seriusan Kak Jiho sama Kak Junhoe jadian?"

"Itu kata anak anak di kantin, mau ke kantin?"

Butuh banyak detik sampai otaknya menyerap dengan sempurna kata kata barusan.

Jiho.

Junhoe.

Jadian.

Kantin.

Sempat tak ingin percaya, namun kini Jiho yang menggenggam tangan Junhoe lewat tepat di depan wajahnya.

Jiho melihatnya, melempar senyum sebelum berbisik ke Junhoe.

Genggaman tangannya dilepas, gadis berambut panjang itu berlari dengan riang ke arah Jaehyun. Dengan cepat, ia menyembunyikan buket bunganya dibalik punggung.

Terlambat, Jiho mengetahuinya.

"Cie! Jaehyun, itu bunga buat siapa?" Ia mengambil buket tersebut dan menciumnya.

Memang begini skenarionya. Tapi tak sepenuhnya. Karena, Jaehyun tak bisa mengungkapkan isi hatinya. Ia hanya tersenyum sambil mengusap leher.

"Buat lo aja," katanya.

Jiho tersenyum, Junhoe menghampiri merangkul pundak sang kekasih. Jaehyun menatapnya dengan diam.

"Sorry Jae, gue tadi nggak sempet kesini. Oh iya, ini Juneㅡ"

"Pacar lo. Iya, gue tau."

Jiho yang kini diam. Perasaannya aneh. Jaehyun yang tak pernah meninggikan suara, barusan seperti membentak.

"Oh, kalian janjian sebelumnya? Sorry sorry," kini Junhoe yang bersuara. "Gue sama Jiho mau makan, lo ikut aja Jae."

Jaehyun tidak tau kalau saat itu tidak menerima ajakan Junhoe ia akan jadi seperti apa.

Mungkin saja, dia bisa berlari seperti harimau begitu tahu Junhoe memutuskan Jiho dengan cara yangㅡmenurut Jaehyun saat ituㅡtidak manusiawi. Lalu mencabik habis sang lawan.

Nyatanya, Jaehyun mengesap batangan nikotin dengan beberapa minuman berkandung alkohol begitu tau Jiho putus dengan Junhoe.

Junhoe mengajarinya banyak hal. Termasuk rahasia pesonanya.

Jaehyun kini tau dimana karisma Junhoe yang dulu tak menyentuh standarnya.

Anarkis dan liar.

Gadis gadis suka tipe badboy yang akan terlihat baik hanya untuknya.

Namun, Jaehyun tahu itu hanya omong kosong belaka. Akting para serigala yang suka bermain main dengan mangsanya.

Jaehyun pikir, itu tidak menyenangkan. Namun sekarang, kegiatan favorite Junhoe menjadi hobinya pula.







Till I found out being the baddest boy was better.

poetic beauty. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang