Tak ada yang salah dengan hujan itu, tetesannya masih sama dengan hari kemarin, meresap kepermukaan bumi, menggenang dan mengalir terbawa arus. Gadis itu masih setia ditempatnya menatap apa yang akhir-akhir ini ia inginkan, menatap hujannya datang dikala senja. Setidaknya untuk menemani keresahannya, karena ia tau hanya hujannyalah yang mampu mengerti perasaannya saat ini.
"Huuufz" gadis itu menghela napas, mengingat kenyataan yang baru tadi ia ketahui. Itu sangatlah mustahil baginya.
Pria itu, yang membuatnya salah tingkah saat pertama kali bertemu, yang membuat harinya bersemangat meskipun ia tidak tau alasannya apa, yang senyumnya selalu terlukis disetiap malam. Pria itu, ternyata kakak yang selama ini dirindukannya.
"huuufz" untuk sekian kalinya gadis itu mendengus dan menghela napas panjang.
"Aallu, aku adalah kakakmu. Aku sangat merindukanmu Aalu" ucap pria itu tersenyum. Meski tak disebutpun, Aaliya tau, pria didepannya ini kini tengah menahan haru, terbukti dengan senyuman bahagia diwajahnya saat menatap Aaliya. Dan seharusnya Aaliya senang akan hal ini, itu artinya ia telah menemukan kembali kakak yang dulu pernah hilang dalam hidupnya. Tapi bukan karena itu yang membuat Aaliya memilih berlari meninggalkan pria yang ingin memeluknya dan mengurung diri dikamar hingga saat ini, detik ini, saat hujan ini turun dan pria itu masih berada diluar kamarnya merasa bingung dengan sikap Aaliya. Tapi ini karena kenapa harus pria itu yang menjadi kakaknya.
ZAIN ALFARHAN KHAN. Bahkan dalam mimpipun Aaliya tidak pernah berpikir pria itu akan hadir menjadi kakaknya.
"Aaliya, buka pintunya sayang. Kenapa kau jadi seperti ini nak" ucap ibu Radha dibalik pintu kamar Aaliya. Mungkin ibu bingung dengan sikap puteri semata wayangnya ini, padahal Aaliya selalu berkata bahwa ia rindu akan sosok kakak dalam hidupnya. Tapi saat sang kakak telah hadir, ia justeru menjauh.
"Aallu, apa kau tidak merindukan kakakmu?" lanjut ibu Radha.
Bukan, bukan karena Aaliya tidak rindu. Tapi karena pria itu, pria yang mengaku sebagai kakaknya, dia adalah pria yang sudah mengusik pikirannya, mewarnai hati dengan rasa.
Dan saat ini Aaliya tidak ingin menemui pria itu, ada rasa kecewa dan sesal dalam dadanya mengapa ia harus jatuh hati kembali, dan parahnya pada pria itu.
***
"Aalu, kau adalah adikku. Kau masih ingatkan dengan kebersamaan kita 15 tahun lalu? Aku sudah mencarimu kemana-mana, aku mencarimu kemanapun, kemanapun sampai aku bisa menemukanmu, sampai kemari, Negara yang sama sekali tak aku kenali. Dan aku sangat bahagia aku bisa menemukanmu. Aalu aku sangat merindukanmu" ucap pria itu lirih dengan tetesan bening dikedua matanya. Terlihat sekali ia berusaha keras agar air matanya tak terjatuh. Namun ia tak berhasil, air mata itu tetap saja lolos dari persembunyiannya. Zain merentangkan kedua tangannya, menyambut tubuh gadis yang tengah menatapnya datar, berharap gadis itu segera berhambur kepelukannya. Karena Zain yakin Aallunya memiliki perasaan yang sama, yaitu rindu yang selama ini bergelayut dihatinya.
Tapi tidak, kali ini perkiraan Zain meleset. Jangankan untuk memeluknya, satu katapun tak terucap dari bibir gadis itu. Dan yang lebih mengejutkan, gadis itu malah berlari menjauhi Zain yang masih menunggu sambutan untuk pelukannya dengan air mata yang sengaja ia tahan. Namun sayangnya Zain telah menyadari keberadaan air mata dikedua bola mata bening gadis itu sebelum gadis itu memutuskan berlari menjauhinya.
Zain masih teringat akan kejadian tadi, awalnya dia menduga setelah ia bertemu dengan Aaliya maka semuanya akan kembali seperti dulu, Aalu kecilnya akan kembali bermanja-manja padanya dan menghabiskan waktu bersama untuk menggantikan waktu yang terbuang dengan berpisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Twilight
FanficDokter Zain Alfarhan Khan,,, harus menempuh perjalanan beribu kilo meter untuk mencari adiknya yang hilang semenjak ia kecil. Perjalanan yang penuh dengan bayangan sang adik membuatnya harus menemukan cinta lain yang membuat hidupnya lebih berarti. ...