Diran segera memakai jaketnya dan mengambil kunci motornya untuk melesat kerumah Puan. dia merasakan khawatir kalau mendengar gadisnya itu sakit.
Sampailah Diran didepan rumah Puan segera ia mengetuk pintu rumah itu, Bi Im dengan sigap membukakan pintu rumah.
"Eh mas Diran, ada apa toh kerumah?"tanya biIm
"Itu bi, mau ambil surat sakit Puan sekalian mau jenguk dia,"jawab Diran
"Oh, non Puan ada di kamarnya, sebentar saya panggilkan dulu. Mas Diran duduk aja dulu"
Bi Im segera menuju kamar Puan. Setelah diketuk pintu kamarnya keluarlah gadis berambut sebahu itu dan Bi Im mengatakan, "ada Mas Diran dibawah non"
"Ooh iya, saya turun sekarang,"sahut Puan dengan senyuman diwajahnya dan sudah memegang surat sakit ditangannya
"Hai Mas Diran" sahut Puan sambil nyengir
Laki-laki itu mengehela nafas nya " lo tuh ya sakit gini masi bisa aja senyum lebar"
"Yah emang gak boleh haha, masa gue murung terus sih. eh ini surat sakit gue"balas Puan
"Lo masi gak enak badan?" tanya Diran sambil memegang dahi Puan
"Ya masi sakit dikit lah, tapi nanti gue baikan kok" perempuan itu memegang tangan Diran untuk menurunkannya dari dahinya
"Okelah, kalo gitu gue ke kampus dulu, bentar gue balik lagi kesini"
"Iya iya, hati hati ya lo dijalan"
Diran menaiki motornya itu dan menyalakannya dan pergi menuju ke tempat tujuannya. Sesampainya ia di kampus segera langkah kakinya menuju ke kelas Puan untuk memberikan surat sakitnya. ia sudah bertemu dengan Dimas selaku ketua tingkatnya dan ia melangkahkan kakinya lagi menuju kelasnya.
..
Ganta sibuk memerhatikan langit pagi diluar jendela ia sangat mencintai langit sehingga lupa bahwa dia sedang belajar sambil memikirkan gadis yang diangkatnya kemarin.
"Woi, lo ngelamunin apa? langit atau gadis kemarin hah?" tanya Dela sambil menyenggol tangan lelaki itu, tetapi teap saja laki-laki itu tidak mempedulikannya. gadis itu hanya menghela nafasnya.
Ganta tersadarkan oleh dosennya yang memanggil namanya, ia hanya mengatakan "siap pak" semua orang tertawa didalam kelas karena dosen belum sempat menanyakan dia sudah menjawabnya.
Dosennya hanya bisa bilang "saya hanya bisa mengajar mahasiswa yang tidak sedang memandangi langit diluar," karena dosennya pintar membaca mimik muka orang. dan Ganta hanya bisa menyengir.
Akhirnya jam dosen itu telah selesai, ia hanya bisa menghela nafas lega. Karena mata kuliahnya telah usai, Ganta memutuskan untuk menjenguk Puan. Ia segera mengendarai motor kesayangannya itu dan pergi menuju rumah Puan.
Ganta sampai dirumah Puan tetapi pintu rumahnya terbuka begitu saja, jadi laki-laki itu masuk semau nya saja kedalam rumah itu karena dia melihat tidak ada siapa-siapa.
Ia melihat-lihat seisi rumah itu dan memerhatikan foto masa kkecil Puan dengan keluarganya.
Puan yang sedang memasak tidak merasa kalau ada orang masuk dirumahnya. segera ia keluar dari dapur, menuju ruang tamu dan melihat sosok laki-laki yang badannya tegap dan atletis segera ia menepuk bahu laki-laki itu dan laki laki itu spontan kaget
"Lo?" kaget Puan
"Iya kenapa? gak boleh gue jenguk lo?"
"Bukan gitu tapi kenapa lo gak ketuk pintu dulu?"
"Gue liat pintu rumah lo terbuka begitu saja jadi gue langsung nyosor aja masuk"
"Masi baik gue gak pukul kepala lo itu, lain kali biar pintu terbuka lo harus ketuk pintu dulu"
Ganta spontan untuk ngangguk karena dia merasa tidak enak kepada Puan, lelaki itu segera duduk.
Bi Im segera mengeluarkan teh untuk Ganta. Tiba tiba Ganta melihat sosok laki-laki diteras ia berpikir bahwa itu kakak Puan, tapi kalau itu kakaknya pasti ada di foto keluarga tetapi tiddak ada sosok lelaki itu di foto keluarganya.
"assalamualaikum"sahut Diran, ternyata itu adalah diran yang datang lagi utnuk menjenguk sahabat tercintanya itu.
"waalaikumsalam"jawab Puan dan Ganta serentak
"eh ada Mas Diran datang" ejek Puan
"iya Mba Puan, itu siapa?" tanya Diran
ooh sini lo kenalan dulu Diran ini Ganta, Ganta ini Diran. Ganta ini senior gue dan yang gue pernah nbarak dia" sahut Puan sinis
mereka pun berjabat tangan dengan senyuman sinis dibibir mereka. Puan hanya bisa merasakan kecanggungan diantara mereka.
Diran merasa enek liat muka si Gentong ini, tapi dia harus bersikap baik didepan Puan kalo tidak nanti dia dapat ledakan besar dari perempuan itu.
Lelaki itu pergi untuk mengambil air mineral di dapur, dan menarik tangan Puan
"Kenapa si Gentong eh Ganta kesini?"tanya Diran
"gue aja kaget Di, tapi katanya Cuma mau jenguk doang"balas Puan
"ya udahlah, kalo nanti dia macam-macam sama lo awas aja ya dia"
"iya komandan"
Mereka berdua menuju ruang tamu, karena merasa Ganta di tinggalkan sendirian ia merasa harus pulang karena merasa cangung dengan kehadiran Diran
"kenapa lo?" Diran segera melontarkan kalimat itu dan memegang bahu Ganta
"Mm, gue mau pulang aja deh, gue merasa canggung sama lo"balas Ganta
"haha, lo merasa canggung dengan gue?"ketawa nyengir Diran
"santai aja lah Ta, Diran ini sahabat gue dari kecil " sahut Puan
Mereka bertiga langsung duduk diatas sofa, dan Bi Im sudah mengeluarkan teh panasnya.
GIMANA KELANJUTANNYA? MENARIK? TOLONG DI COMMENT YAH KARENA AUTHOR BUTUH BANGET SARAN DARI PEMBACA ITU SENDIRI, TANPA COMMENT DAN VOTE AUTHOR BUKAN APA APA
KAMU SEDANG MEMBACA
PUAN
Teen Fictionkehidupan berjalan beriringan dengan waktu yang kita punya, manfaatkan waktu sebaik mungkin dengan orang kita sayangi walaupun hanya sebentar di bumi. Ia hanya memanfaatkan waktu.