Ganta menarik tangan kanan gadis itu dan membuat perempuan itu berhenti berjalan dan membalikkan badannya secara otomatis. Jarak diantara mereka sekitar 10 cm dan membuat jantung Puan deg degan, perempuan mana yang tidak deg degan berada di depan Ganta secara dia salah satu senior the most popular.
Segera Puan tersadar dari hal itu.
"ngapain lo tarik gue?" melepaskan tangan Ganta yang masih memegang tangannya itu.
"ngga, gue mau nanya sama lo,"
"nanya apaan," Puan memasang muka jutek ke Ganta karena membuat jantungnya itu tak karuan
"Ngga jadi deh, muka lo nyeremin"
"Lo pikir gue setan apa?"
"Bukan gitu, malah muka lo kayak dewi kecantikan"
"Lo tuh norak kalo gombal, udah deh gue mau ke kelas" Puan memutaar balik badannya dan berjalan menuju kelasnya.
...
Dia berjalan menuju koridor dekat kelas Puan sengaja untuk melihatnya saja, karena beberapa hari ini dia tidak pernah bertemu dengan gadis itu. Tidak lama Ganta melihat sosok perempuan itu berjalan, ia sangat grogi dan cara mengatasinya dengan mengotak atik hpnya. Ganta melirik Puan dan menarik tangan kanannya secara refleks.
"Ngapain lo tarik gue?"
"Ngga, gue mau nanya sama lo,"
"Nanya apaan," Puan memasang muka jutek, dan hal itu membuat Ganta semakin gemas
"Ngga jadi deh, muka lo nyeremin"
"Lo pikir gue setan apa?"
"Bukan gitu, malah muka lo kayak dewi kecantikan"
"Lo tuh norak kalo gombal, udah deh gue mau ke kelas" Pada saat Puan jalan, Ganta mengamati gadis itu berjalan dari belakang.
"Gue harus dapatin tuh cewe, bikin penasaran" gumamnya dalam hati.
Ganta berjalan menuju kantin, ia malas masuk kelas karena dosennya membosankan. Dan ia butuh teman ceritanya, Dela. Ia tiba-tiba merindukan sahabatnya itu. Dela lagi cuti ke luar negeri karena sedang sibuk dengan pekerjaannya, ia bekerja sebagai model dan model iklan.
Banyak yang ia mau ceritakan tentang gadis incarannya, Puan.
Ia melihat Puan berlari menuju toilet dengan wajah pucat, kenapa dengan gadis itu. dia sakit?. Mungkin dia sakit perut karena mau buang hajat tapi kenapa wajahnya begitu pucat. Gantaa berjalan mengampiri Puan, ia menunggu Puan dari luar toilet.
Sudah 15 menit Ganta menunggu gadis yang berada dalam toilet keluar, beberapa detik kemudian Puan keluar.
"Ngapain lo depan pintu kamar mandi perempuan?"
"Ng.. itu gue liat lo tadi lari gitu trus muka lo pucat jadi gue ngikutin lo,"
"Gue tadi habis buang air, dan muntah mungkin gue salah makan" kata Puan
"Ya udah, lo tunggu sini gue ambilin minum dulu" pada saat Ganta berjalan membelikan minuman ia sekilas melihat obat di tangan Puan. tetapi Ganta berfikir itu adalah obat diare
"Nih minum dulu."
"Thanks ya, gue balik dulu ya."
"Oke hati hati di jalan, jangan sampe pingsan lagi hehe"
Ganta masih berpikir aneh sekali gadis itu, muka pucat banget di tambah alasan buang air, it makes no sense.
...
Perutnya sakit yang dia butuhkan hanya minum obatnya dan memerlukan air, ia keluar dari toilet dan mendapatkan Ganta diluar.
"Ngapain lo depan pintu kamar mandi perempuan?"
"Ng.. itu gue liat lo tadi lari gitu trus muka lo pucat jadi gue ngikutin lo,"
"Gue tadi habis buang air, dan muntah mungkin gue salah makan" padahal daritadi dia belum juga makan.
"Ya udah, lo tunggu sini gue ambilin minum dulu" pada saat Ganta berjalan membelikan minuman, ia mengambil obat anti sakit dari dalam tasnya.
Tidak lama menunggu Ganta sudah balik dengan minuman sudah ditangannya.
"Nih minum dulu."
"Thanks ya, gue balik dulu ya." Puan sudah minum obatnya dan pamitan dengan Ganta
"Oke hati hati di jalan, jangan sampe pingsan lagi hehe"
Saat ini Puan membutuhkan Diran di sampingnya. Puan mencari hpnya dalam tas dan segera mengubungi Diran.
"Lo dimana?" tanya Puan
"Gue lagi di perpus, kenapa lo?"
"Perut gue sakit lagi."
"Tunggu jangan kemana mana, lo dimana sekarang?"
"Gue di parkiran." segera Diran menutup teleponnya dan berjalan menuju parkiran.
Diran menuju parkiran dan di lihatnya Puan bersender di dekat mobilnya. Wajahnya sangat pucat, Diran segera memeluk tubuh mungil itu dari depan pada saat ini parkiran lagi sepi karena sudah waktunya para mahasiswa untuk pulang kecuali jika ada kepentingan organisasi atau lain lain.
Diran melepaskan pelukannya dan melihat wajah sahabatnya itu.
"Masih sakit perut lo?" Diran menatap mata Puan untuk memastikan keadaannya
"Iya masih tapi sudah mendingan sih," Puan menundukkan kepalanya karema ia merasa muka nya merah.
"Gue anter lo pulang ya"
"Terus motor lo gimana?"
"Nanti gue minta tolong sama satpam untuk jagain dulu, besok baru gue ambil," Diran menatap Puan. perempuan itu langsung menanggukkan kepalanya.
Setiap kalimat yang keluar dari mulut Diran ia turuti, tidak tahu mengapa setiap perkataannya selalu tepat.
Diran menyetir mobilnya dan membiarkan Puan tertidur dalam mobil. Diran singgah di salah satu restoran cepat saji yang ada drive-thru nya supaya ia tidak perlu capek-capek lagi turun dari mobil, Diran tahu bahwa gadis yang sedang tertidur ini belum makan, jadi ia membelikan makanan untuknya.
Ketika Diran sedang mengantri, ia menatap wajah Puan, begitu tenang wajah itu. Dengan hati-hati Diran menyingkirkan rambut Puan di mukanya, tiba tiba saja mobil dari belakang mengelakson, karena orang lain ingin memesan makanan bukan hanya dia yang mau memesan.
Puan langsung bangun karena mendengar suara klakson mobil itu, tetapi yang lebih kagetnya lagi ia mendapati wajah Diran sangat dekat dengannya langsung saja Diran mengatakan
"Tadi ada nyamuk di jidat lo, tapi udah pergi nyamuknya."
WHAT DO YOU THINK GUYS CERITANYA??? tolong yah di komen karena setiap kritik dan saran sangat membantu author membangun dalam menulis cerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUAN
Teen Fictionkehidupan berjalan beriringan dengan waktu yang kita punya, manfaatkan waktu sebaik mungkin dengan orang kita sayangi walaupun hanya sebentar di bumi. Ia hanya memanfaatkan waktu.