8. I Can't Control Myself

183K 8.7K 231
                                    

Selanjutnya bisa langsung baca ke Karyakarsa atau google playbook ya❤️ buat kamu yang sudah 21+

TERPAKSA, Mungkin itu kata yang cocok dengan posisi Nada hari ini. Wanita itu harus rela terdampar di lautan manusia yang asik berjoget di depan sana. Suara musik yang menusuk indranya, juga warna lampu yang berkelap-kelip membuat Nada mendadak pusing.

Bukan hanya itu saja, ketika Ax berhasil membawanya masuk ke dalam. Pria itu hilang entah kemana setelah mengatakan kepadanya untuk menunggu, kurang ajar!

Nada yang sengaja duduk di dekat bartender mendengus kesal. Memaki-maki pria yang kini asyik bercengkerama dengan beberapa orang lainnya, mungkin temannya. Karena ketika Ax masuk, beberapa gerombolan pria yang di himpitan banyak wanita memanggilnya.

Nada mengumpat dalam hati, kenapa ia bisa berada disini. Tempat yang tidak pernah ingin Nada kunjungi lagi, dan kenapa ia masih tetap berada disini sampai sekarang. Nada mendesah, ia lupa jika ponselnya masih berada di tangan Ax.

"Sendiri?"

Seorang pria menghampiri Nada, tersenyum ikut duduk di samping Nada yang kebetulan kursi kosong. Nada membalas pria itu dengan senyum kecil, pertanyaan pasaran yang sering kali Nada dengar tidak membuat wanita itu kesal.

"Apa kamu salah masuk ruangan?" tanya pria itu lagi.

Dahi Nada berkerut "Huh?"

Pria itu tersenyum, Nada akui bahwa pria itu cukup tampan.

"Kenapa kamu bisa berada di sini dengan pakaian seperti itu?" tanyanya lagi.

Nada menaikan satu alisnya bingung, memandang penampilannya sendiri. Kenapa? Menurut Nada pakaiannya cukup di terima di tempat ini. Meski Nada seorang make up artist, Nada wanita yang selalu memperhatikan fashion.

Wanita yang kini menggunakan rok hitam selutut dan kemeja berwarna tosca itu tiba-tiba diam, ketika manik matanya bertemu dengan manik mata Ax yang sedang dihimpit beberapa wanita.

Pria yang sedari tadi berbicara dengan Nada ikut mengalihkan pandanganya ke belakang, kemana Nada melihat.

"Kamu datang bersamanya?" tanya pria itu tiba-tiba.

"Huh?"

"Pria itu, Ax."

Nada menoleh sebentar "Hm, aku datang bersamanya."

Pria itu manggut-manggut, ikut menoleh kembali kebelakang. Detik berikutnya pria itu mendadak kaku ketika Ax menatapnya dengan tatapan dingin.

"Ah? Aku permisi dulu." gugupnya, buru-buru.

Dahi Nada berkerut, heran dengan tingkah pria itu. Mengapa terlihat ketakutan? Nada menggelengkan kepalanya, menghiraukan banyak pertanyaan yang bersarang di kepalanya.

Tapi detik berikutnya Nada di buat geram ketika melihat seringai menyebalkan dari Ax yang sedang bercumbu dengan wanita. Sialan, apa pria itu baru saja memamerkan diri bahwa dirinya hebat? Nada mengepalkan tangannya kuat-kuat, rasa bencinya kepada Ax semakin hari semakin jadi. Nada meneguk minuman yang ternyata adalah minuman beralkohol milik orang lain.

Nada meringis, wanita itu menatap gelas kosong lalu menciumnya.

"Shit! Ini bukan vodka." kesalnya, menyimpan gelas itu ke atas meja dengan perasaan jengkel.

Nada yang tidak biasa denga minuman itu menyipitkan pandangannya yang mulai berputar. Semakin lama rasanya darahnya mendidih begitu saja, rasanya panas. Nada melepaskan dua kancing atas kemejanya. Beranjak dari duduknya dengan langkah gontai, menuju keramaian orang.

My VirginityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang