Part 2

106K 4K 59
                                    


Happy Reading

Clara berdoa jika Bibinya tidak ada di rumah saat ini. Ia sangat tahu watak Bibi itu jika ia tak pulang ke rumah tepat waktu.

"Dari mana saja kau!" suara itu mengagetkan Clara.

"B-bibi" Clara menundukkan kepalanya takut.

"Darimana saja kau!! Apa kau tidak lihat jam berapa ini??!!. Apa kau tidak tau bahwa masih banyak kerjaan di rumah ini yang harus kau kerjakan!!" teriak Bibi Ji marah, dengan kasar ia menarik tangan Clara dan membawanya ke bagian belakang.

Ia dorong Clara ketempat tumpukkan pakaian kotor.

"Kau harus memcuci ini semua, tanpa mesin cuci!! Dan ingat, aku tidak mengizinkan kau makan malam hari ini, itu sebagai hukuman yang harus kau terima!" air mata Clara mengalir deras saat sang Bibi pergi, ia tak tau kenapa ini terjadi padanya, apa ia tak pantas bahagia.

Clara berharap ada seseorang yang membawanya pergi dari sini, seseorang yang akan membuatnya bahagian. Apa ia terlalu berharap?

.
.
.

Clara membaringkan tubuhnya dengan tangan yang memegang perutnya. Ia benar benar lapar saat ini, bahkan perutnya saat sakit saat ini.

Clara memejamkan matanya, berharap rasa sakit di perutnya akan hilang jika ia tidur.

'Ayah ibu, aku merindukan kalian'

.
.
.

Clara melangkahkan kakinya ke sekolah dengan lemas, wajahnya bahkan sangat pucat. Koridor sekolah lumayan sepi, karena saat ini sudah masuk jam pelajaran.

Brakk

Clara bahkan tidak bisa menahan tubuhnya sendiri, ia bahkan hampir jatuh terduduk jika saja tidak ada sebuah tangan yang menahannya

"Apa kau tak punya mata hah!" teriak marah Rayhan.

"M-maaf..." lirih Clara lemah.

"Hey, kau kenapa?" tanya Rayhan panik saat melihat Clara tiba tiba pingsan di pelukannya.

Dengan sigap Rayhan mengendong Clara dan membawanya ke ruangan kesehatan.

.
.
.

Dengan perlahan Rayhan menurunkan Clara di ranjang yang ada di ruangan kesehatan.

"Pa Rayhan, siapa yang sakit?" tanya wanita yang berjaga di ruangan kesehatan.

"Periksa dia. Aku tidak tau kenapa ia tiba tiba pingsan seperti ini" wanita mendekati Ranjang mencoba melihat orang yang dibawa Rayhan itu.

"Clara!" suara wanita itu saat melihat Clara.

"Apa kau mengenalnya?" tanya Rayhan.

"Ia. Dia selalu datang kesini saat saat seperti"

"Jadi dia sering seperti ini?" tanya Rayhan penasaraan.

"Ia. Pasti ia melupakan makannya lagi" ucap wanita itu Dengan pandangan iba pada Clara. Rayhan terdiam sejenak dengan mata menatap Clara, tatapan yang sulit diartikan.

"Aku ada kelas sekarang, apa kau bisa menghubungiku jika dia sadar" ucap Rayhan pada wanita itu.

"Tentu. Saya akan menghubungi anda jika Clara sudah sadar"

"Baiklah. Kalau begitu saya permisi" Rayhan pun pergi meninggalkan ruangan itu.

.
.
.

Clara membuka matanya perlahan, ia mencoba bangkit dari tidurnya, namun rasa sakit pada kepalanya mengurungkan niatnya untuk beranjak dari ranjang.

The Teacher is My Husband (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang