"Sera, sayang aku merindukanmu". ucap gilan seraya mendekat dan meraih perempuan itu dalam peluknya, tapi bukan membalas pelukan gilan perempuan itu malah melepaskan pelukan gilan dengan tergesa-gesa dan mendorong tubuh gilan
nampak jelas diwajahnya ia tak begitu suka dengan sikap hangat gilan yang terkesan dibuat buat."Maaf anda salah orang, saya tidak mengenal anda apalagi merindukan anda, dan satu lagi namaku bukan sera yang kalian panggil tapi namaku adala mida ". jelasnya dengan nada tegas dan penuh penekanan , hal itu sontak membuat gilan dan neneknya tertawa.
"apa yg begitu lucu dari perkataanku hingga mereka tertawa".heran mida
"Kamu bisa menjadi seorang aktris kalau kamu mau sayang, aktingmu memang seperti artis papan atas". ucap gilan dengan senyum yang terkesan di buat-buat dan mida hanya terdiam enggan untuk membalas perkataan gilan yang terdengar mengejeknya
"orang ini benar-benar menyebalkan, aku bukan serafia"."Sudahlah, nanti acara sayang sayanganya ditempat lain saja, sekarang mari bersiap siap untuk makan malam".alissa berujar membuat gilan mengganguk di ikuti oleh tatapan bingung mida.
"Tapi nek, saya mau pulang".pinta mida kepada alissa yang dibalas dengan senyuman anggun dari wanita tersebut.
"Sera sayang, inilah rumahmu, sekarang cepatlah bersiap siap sebelum semua makanan dingin".jelas alissa dengan sabar tak lupa dengan senyuman khasnya.
"Baiklah, lebih baik pergi dengan perut kenyang daripada pulang dengan perut kosong bukan".sahut mida berusaha menghibur diri, sebenarnya berada di rumah ini membuatnya tidak enak hati apalagi dia disebut sebagai serafia nama yang ia rasa tidak akan cocok denganya.
~~~
Dengan langkah pelan mida melangkahkan kakinya di penjuru rumah besar itu, setelah menjelajah disebagian tempat.seolah penarasan akan ruangan sepi yang tak ada penghuni itu membuat mida memberanikan diri memasuki ruangan bercat putih dan abu-abu juga biru yang ia yakini adalah ruangan kerja.
ia merasa sedikit tenang berada di ruangan itu. awalnya ia sedikit ragu untuk masuk, tapi ia memberanikan diri
lagipula apa salahnya jika hanya sekedar melihat lihat saja.
Aroma mint langsung menyeruak ke indra penciuman mida. sejenak ia menikmati aroma itu dengan menutup kedua matanya aroma mint itu terasa menenangkan. Matanya langsung terbelalak kaget saat matanya tak sengaja melihat sebuah frame foto terhias indah di atas meja hitam, tampak seorang lelaki memeluk mesra seorang wanita yang ada di depannya.mereka terlihat bahagia dan saling mencintai tapi anehnya wanita itu mirip dengannya.
"Itu tidak mungkin aku" ucap mida dengan kening bertaut bingung dengan apa yang ia lihat.
"Tentu saja kamu bukan serafia".jelas lelaki bersuara serak yang kedatanganya bahkan tak di ketahui mida, hingga hampir membuat wanita itu berteriak kaget, untung saja dia dapat mengkontrol dirinya.
"lalu kenapa kamu berpura pura meyakini aku sebagai serafia, padahal kenyataannya aku bukanlah serafia". jelas mida terlihat bingung dengan apa yang terjadi. bagaimana tidak, lelaki itu sudah tau dari awal bahwa sebenarnya dia bukanlah serafia.
"Yaa, itu untuk menyakinkan nenek bahwa serafia masih hidup".jelasnya lagi, sejenak muka air nya pun berubah saat menjelaskan kata demi kata tadi.
"Benarkah? apa dengan begitu, kebohonganmu itu bisa membuat nenekmu bahagia, aku tidak mengerti dengan jalan pikiranmu itu".tanya Mida terlihat kesal tanpa mau terpengaruh dengan alasan gilan.
"Setidaknya untuk sementara saja".jawabnya tak memerdulikan apa kekesalan mida yang terbaca olehnya.
"Aku benar benar tidak mengerti dengan jalan pikiranmu." Mida mulai bicara dengan perlahan agar emosinya tidak tersulut dengan cepat. tentu saja marah marah tanpa penjelasan tdiak akan menyelesaikan masalah.
"sehubungan dengan ini aku ingin menawarkan kerjasama dengan mu, lagipula kerjasama kita ini akan saling menguntungkan ".tawar gilan yang sudah mengambil posisi duduk santai di meja kerjanya tak lain dihadapan mida yang terlihat lebih bingung dari perbincangan awal mereka.
"Kamu bahkan tak mengenalku dengan baik dan kamu ingin menawarkan kerjasama begitu saja."ocehan mida tak percaya dengan pendengarnya atau dengan pernyataan gilan.
"kalau itu mau mu, mari kita berkenalan dulu sekarang."tawar gilan.
"aku tidak tertarik untuk berkenalan denganmu atau melakukan kerja sama denganmu ". tegas mida dengan penuh penekanan pada setiap katanya.
" tidak ada penolakan dari penawaranku,..mida,kamu hanya memiliki satu pilihan dengan menyetujui penawaranku". ucap gilan dengan tatapan mengintimidasi mida.
"kamu tidak punya hak untuk memaksaku". ucap mida lagi dengan wajah kali ini terlihat marah.
"ya mungkin sekarang tidak tapi nanti aku akan mempunyai hak atasmu, secara sah". percayalah.
~tbc~
salam hangat christina
Christina
YOU ARE READING
LIES
Romancecerita yang berusaha sy buat lebih baik dari sbelumnya. hope you enjoy^^ salam hangat penulis amatir ~christina~