Setelah makan malam selesai lalu alissa di antar gilan kekamarnya, mida memilih duduk manis sambil  memijit pangkal lehernya yang terasa tegang.setelah melalui hari yang begitu panjang baginya.

"Apa yang kau lakukan disini".tanya gilan yang terdengar menuruni anak tangga.

"bukan urusanmu".tukasnya sesaat tanpa memandang gilan.

lelaki itu memutuskan untuk menanjaki anak tangga satu persatu lagi untuk segera kekamarnya tapi setelah menapaki lantai atas sesaat ia membuang napas kasar dan memilih menoleh lagi kearah mida.

"cepat naik sekarang".perintah gilan

wanita itu tetap diam ditempatnya tanpa bergeming. seolah ia tak mendengar perkataan gilan dan itu membuatnya risih

"jika kamu tak mau beranjak dari tempatmu aku  akan mengendong mu dengan paksa"

midapun segera beranjak dari duduknya dan mulai menapaki satu persatu anak tangga. ia segera menoleh kearah gilan yang terlihat menunggunya tanpa suara.

"dimana kamarku". tanya mida datar kearah gilan yang hanya berdiam diri tanpa berkata kata setelah berhadapan denganya.

"kita akan tidur di satu kamar yang sama di kamarku tentu saja".jawaban gilan membuat mata mida membulat, emosinya seolah tersulut dengan  jawaban yang diberikan gilan
tapi perempuan itu merendam emosinya mengingat sudah larut malam dan pasti sudah banyak yang beristirahat tak mungkin ia akan berteriak teriak dan mempermalukan dirinya sendiri

" jangan membual aku tidak akan sudi sekamar dengan orang yang tidak aku kenal".tolak mida dengan penekanan pada setiap kata katanya

" aku orang yang berpendirian pada perkataanku, percaya atau tidak kamu tidak bisa menolakku".ucap gilan yang secara tiba tiba langsung mengendong mida kedalam pelukannya lalu segera berbisik setelah melihat reaksi mida.
"lihat kau tak bisa menolakku".bisiknya yang sontak membuat mida ingin berteriak dan berniat untuk melepaskan diri dari gendongan kuat gilan namu usahanya sia sia karna sekarang mereka sudah berada di kamar gilan.

"turunkan aku... sekarang" perintah mida dengan nada yang bergetar karna menahan amarah. gilan lalu langsung melepaskan mida dengan berhati hati

plaaakk....satu tamparan keras mida bergema dipenjuru sudut kamar gilan.baik mida dan gilan keduanya tak bersuara hanya beradu pandang dan tentu sja dari tatapan mida ia terlihat sangat marah.dada mida seolah bergemuruh akan amarah yang bergejolak entah sedari kapan ia tidak bisa mengontrolnya emosinya.napasnya pun seolah tercekat atas apa yang ia lakukan. tanpa ragu mida memilih duduk diranjang dan berusaha mentralisis napasnya yang memburu.
berbeda dengan gilan ia hanya berdiam diri dan menatap kosong ketempat dimana mida berada

"apa yang kau lakukan". tanya gilan datar dengan ekspresi yang tidak bersahabat membuat mida sedikit merasa bersalah

" aku tanya apa yang sedang kamu lakukan". tanya gilan lagi berteriak dan menatap tepat dikedua mata mida.

"aku melakukan apa yang aku anggap benar". jawab mida datar tanpa menghiraukan tatapan tajam gilan.

" kamu harus membayarnya".ucap gilan sembari mendekat dan menjatuhkan mida dari posisi duduknya dengan gilan diatasnya

"apa yang kamu lakukan lepaskan aku, sialan".ucap mida berusaha melepaskan diri dari gilan, tapi kekuatanya tak seberapa dengan tenaga gilan yang jauh lebih kuat. ia tak berdaya.
" kau harus membayar akibat dari perbuatanmu tadi" geram gilan lalu mendekatkan wajahnya ke arah mida yang mengeliat berusaha untuk melepaskan diri.lebih dari itu gilan hanya tertawa melihat usaha mida yang dianggapnya sia sia, ia mendekatkan bibirnya dan memilih melumat bibir merah berisi mida dengan kasar. mida berusaha sekuat mungkin untuk tak mendapat ciuman paksaan itu dengan terus menggeliat dan memilih menggigit lengan lalu bahu gilan namun lelaki itu tetap tak melepaskannya dan tetap mencumbunya dengan paksaan "le..paskan..akuu..brengsek..".ucap mida dengan terbata bata karna kehabisan bernafas akibat ciuman dengan kekuatan hebat sekaligus menjijikan bagi mida hingga akhirnya wanita itupun meneteskan air matanya karna tak mampu lagi. ia tak mempunyai tenaga untuk menolak tindakan senonoh gilan, dan perkataanya pun tak akan mempengaruhi gilan namun tidak dengan airmatanya. dengan tersendu sendu mida terus menangis hingga gilan berhenti dan menjauh dari mida. ia berdiri dengan mata yang sembab.
" tidurlah diranjangku, aku akan tidur di sofa".ucap gilan lalu berlalu dibalik pintu.

"apa ia menangis?".

~tbc~

Salam hangat
Christina^^

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 11, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LIES Where stories live. Discover now