"Apa katamu??."tanya mida dengan nada yang sudah sedikit meninggi " itu tidak akan pernah terjadi". ucap mida dengan mantap dan percaya diri.
gilan hanya memasang wajah datar saat mendengar penolakan terang terangan dari mida, ia justru hanya menanggapi santai penolakan mida yg mungkin berbanding balik dengan apa mida pikirkan. dari wajahnya wanita itu terlihat kesal mungkin sekarang kepalanya sudah bekerja keras mencari cara agar tak terlibat masalah dengan gilan lelaki yang ada di hadapannya saat ini.
"Kau benar-benar pria yang sudah gila, ini semua hanya untuk kepentingan mu saja, iya kan".ucap mida setelah menoleh dan menatap tajam ke arah gilan.
"aku seorang pria yang bisa saja akan kau gilai nanti mida". ucap gilan tak mau kalah.
"apa yang membuat mu begitu percaya diri dengan semua kata kata mu itu".tanya mida dengan datar.lalu memukul meja tepat dihadapan gilan sembari menatap kedua matanya dengan tatapan marah
Senyuman simpul gilan langsung merekah sesaat lalu berubah kembali ke mimik yang serius
" akan ku buktikan. asalkan kau mau kerja sama"."baiklah." ucap mida pasrah " akan aku pikirkan tawaran mu itu tuan Gilan".
...
beberapa macam makanan sudah saja memenuhi meja makan setelah mereka sampai dimeja makan. Mida nampak tak begitu berselera dengan apa yang ada dihadapannya.dikepalanya terus saja bersikukuh untuk segera pergi dari tempat itu tapi kenapa ia masih saja duduk dan diam seribu bahasa.
"Sera, kenapa kamu tidak ganti baju dulu sebelum makan". tanya alissa heran setelah meneliti baju mida.
"dia hanya sedang melepas rindu sebentar denganku tadi".potong gilan yang dengan santai lalu dengan lahap menyantap makanannya dan tersenyum ria, berbeda dengan mida yang memandangi Gilan dengan tatapan geram seolah ingin menelan wajah lelaki itu.
"Dimana nenek bertemu sera ?".tanya gilan mengangkat topik yg sontak membuat mida hampir tak bisa menelan makanannya dan dengan sigap menatap alissa dengan wajah yang terlihat memohon agar jangan memberitahu gilan.
"Dirumah nenek, memangnya mau kamu dimana?".jelas alissa dengan lantang dan berbohong.
Mida menelan kasar makanannya ia takut setengah mati jika nenek memberitahukan yang sebenarnya bahwa nenek menemukannya di bar waktu itu
"Makasih nek".batinnya, senyumanpun merekah pada sudut bibirnya saat alissa menoleh kearahnya lalu meyipitkan matanya seolah berkata jangan khawatir.
YOU ARE READING
LIES
Romancecerita yang berusaha sy buat lebih baik dari sbelumnya. hope you enjoy^^ salam hangat penulis amatir ~christina~