▶1

26 4 0
                                    

●○●

sebuah awal cerita

●○●

seorang gadis baru saja pulang dari sekolahnya. pukul 8 malam seperti ini ia masih mencari angkutan umum. ia menunggu angkutan umum yang lewat di halte bis, sendirian. tapi sepertinya mustahil, tak ada angkutan umum yang lewat.

tin!tiiiinn!

gadis itu menoleh ke suara klakson mobil yang sempat menginterupsi indra pendengarannya

sebuah mobil berwarna hitam berhenti di depannya. ia hafal betul dengan mobil ini, apalagi dengan plat nomornya. ada gambar spongebob menyala di sudut plat nomornya.

tanpa menunggu sang pengemudi mobil menyuruhnya masuk, gadis itu lebih memilih masuk duluan.

●○●

gadis itu bernama Fiya Azura. gadis berambut hitam sedikit melebihi bahu dan memiliki mata minus tapi kacamatanya sering tak ia pakai tengah duduk di bangku kelas 11-2.

kesibukannya dalam organisasi dan ekskul yang ia ikuti membuatnya lebih sering pulang terlambat. kalau saja kakak laki-lakinya tak menelpon dan mengomelinya pasti ia sudah menginap di sekolah sampai kapanpun.

bahkan tugas nya untuk membuat banner dan semacamnya itu belum rampung.

hestek kasihani fiya.

●○●

mobil hitam tadi telah terparkir sempurna di garasi rumah yg bisa terbilang sedikit mewah. tapi tak terkesan SANGAT mewah dan SANGAT sederhana.

Fiya pun buru-buru keluar dari mobil, berlari ke dalam rumah tanpa melepas sepatunya dan berlari lagi menuju kamarnya. untuk apa lagi kalau bukan menyelesaikan tugas?

bisa dibilang Fiya adalah tipe seorang yang pekerja keras. okay, hestek Fiya calon pemimpin 2k17.

"FIYA AZURA!!! BERESIN SEPATU LO! GUE GAMAU NYENTUH SEPATU LO YANG UDAH BULUKAN KAYA WIRA TITIK!"

ia tak terlalu mempedulikan teriakan kakak lelakinya itu. nyatanya Fiya masih sibuk berkutat dengan laptopnya, tanpa mengganti seragamnya atau sekedar membersihkan diri.

brak!

"hEH! SEPATU LO ITU BERESIN DULU SANA! BERSIHIN DULU ITU BADAN LO BARU NGERJAIN TUGAS LAGI! yaallah ya gusti ya robb...hambamu lelah menghadapi Fiya Azura yang gila kerja ini," ucap kakaknya, lebih mendramatisir.

Fiya tetap tak menghiraukan kakaknya yg mulai menyentuh setiap inci bagian dari kamarnya.

●○●

kakaknya, Oktavian Adhiputra. lebih suka disapa Oktavian atau Vian. kini ia tengah duduk di bangku kuliah.

Vian sebagai pengganti bunda ketika bunda sedang tak ada dirumah. tugas meneriaki Fiya ya menjadi tugas bagi Vian.

●○●

"Fi, lo udah makan belum disekolah?" tanya Vian.

"belum," jawab Fiya singkat, tanpa mengalihkan pandangannya sedetik pun pada layar monitor dihadapannya.

"yaallah udah berapa kali sih gue bilangin, sempetin makan biar aja kalo lo sibuk. lo itu manusia, Fi. bukan robot! lo butuh nutrisi juga!" oceh kakaknya itu.

Fiya tetap tak bergeming pada kursinya.

mau tak mau Vian menggeretnya paksa ke meja makan.

●○●

Fiya melangkahkan kakinya dengan lebar menuju ruang organisasinya. dan jangan lupakan senyum berharapnya yang terukir sempurna di wajah nya.

cklek!

"kak.." panggilnya sedikit berbisik. takut-takut kalau nanti ketua organisasinya itu sibuk.

"masuk"

"saya mau ngasih hasil banner yg saya rancang" ucap Fiya sambil menyodorkan beberapa kertas berisi rancangan banner dan kawan-kawannya ke depan ketua organisasinya itu.

lelaki berhidung mancung itu hanya diam, kebiasaannya jika menghayati sesuatu.

"banner lo udah bagus, udah sana jangan ganggu gue" usir ketuanya.

senyum Fiya yang tadinya mengembang kini luntur dengan sempurna. Fiya kemudian meninggalkan ruangan itu dengan kesal. untung saja kesalnya Fiya itu berupa diam.

●○●

"heh muka lo kok gitu sih? tambah jelek lo sumpah," ledek Vian.

"bacot lo! gak usah ngurusin gue! gue mau sendiri! gak.usah.ganggu,"  ucap Fiya penuh dengan penekanan.

kalau sudah begini, Fiya tak peduli ia sedang membentak siapa saja. asalkan semua emosinya terlampiaskan.

Fiya mengunci pintu kamarnya dan dilemparnya tas punggungnya itu kesembarang arah. dan selanjutnya, ia menangis. ya, hanya itu.

●○●

-To Be Continue-

▶Sayap PutihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang