╰♥╯ Part 3 ╰♥╯

381 21 0
                                    

Aku berdiri terpaku menatap Aji'. Sepertinya, aku melakukan kesalahan lagi. Dan kali ini efeknya teramat fatal. Aku yang membuat Aji' sakit. Aku selalu saja membuat Aji' susah.

"...Ka... Syaka... Oii! Syaka!!"

Aku tersentak. Ajun berteriak di telingaku. Aku melamun. Kuusap air mata yang hampir menetes di sudut mataku. Rasanya kedua kakiku mendadak lemas. Melihat Aji' yang terbaring diranjangnya seperti itu.

"Aji'...." aku duduk ditepi ranjang. Kuraih tangan Aji' yang tadi ingin menggapaiku. Kuremas lembut sambil memandang matanya. "Ma... maafin Kaka, Ji'... Ini pasti gara-gara Kaka lagi... Kaka... Kaka gak pernah bikin Aji' seneng... Selalu aja nyusahin Aji'..." aku berusaha tersenyum. Tapi sudah tak kuat menahan air mataku. Pandanganku buram terhalang air yang deras mengucur dari mataku.

Kurebahkan kepalaku diatas dadanya. Kupeluk tubuhnya yang semakin kurus. Semakin ringkih.

"Kaka sayang banget sama Aji'... maafin Kaka Ji'... Maafin Kaka..."

**Ima made mita koto nai
Nakigao wo mite
Boku wa kimi no te wo nigitteta
Kono te wo hanaseba mou ae nai yo kimi to
Egao de wakaretai kara iu
Mata ai mashou mata ai mashou**

Nada dering ponselku nyaring terdengar dari saku jaketku. Kuambil dari dalam saku, dkulihat nama di layar ponselku. Rupanya Zaim. Aku kembali duduk sambil menyeka air mataku dengan punggung tanganku. Dan menggeser slide lock dilayar ponselku.

"Iya A'im... lagi apa?" aku melirik jam di meja sebelah ranjang Aji'

^Lagi break nih. Kaka lagi apa? Lho? Kaka nangis ya?^ suara Zaim terdengar cemas. Aku sedang menyusut hidungku dengan jaketku. Habisnya gak ada tiisue :p

"Eng... enggak kok Im... cuma agak pilek... Tadi mas Yo nyalain AC dirumah sampe minus terendah..." sahutku asal. Kudengar suara hela nafas Zaim. Sepertinya dia lega. "Oh iya... sekarang Kaka lagi di rumah... Aji' sakit nih Im..." aku menoleh ke arah Ajun yang duduk di kursi yang diletakan dibelakangku.

^Hah? Sakit apa Ka? Udah ke dokter?^

"Kayaknya malah dokternya yang dibawa kesini. Soalnya Kaka liat Aji' di infus nih... A'im telponnya nanti lagi ya... Kaka mau bicara sama Aji' dulu nih..."

^Oh ya udah... salam ya... buat... Mertua... hehehe^

"A'im bisa aja..." aku ikut terkekeh mendengar Zaim menyebut kata 'Mertua'. "Ya udah... met kerja ya Im.."

Setelah mengakhiri pembicaraanku dengan Zaim, aku kembali menatap Aji', yang ternyata sedang memandangiku.

"Anak Aji' sudah berubah sekarang..." ujarnya dengan suara parau. Aku mengangkat kedua alisku, tanda tak paham maksud Aji'. "Kaka sekarang... terlihat dewasa... kalo dulu, mana mau dibilang manja... mana mau ngaku kalo sayang sama Aji'..." tangannya balas meremas genggamanku. "Dulu... Kaka selalu bilang benci ke Aji'. Iya kan?"

"Iya Ji... Maafin Kaka ya... Kaka emang salah..." kucium tangan Aji'. Tangan yang selalu melindungiku, kini terlihat rapuh. "Aji' udah makan?" tanyaku.

"Ini aku tadi habis beliin Aji' makanan" Ajun menyahut. Aku menoleh kearahnya.

"Makan bubur buatan Kaka aja ya Ji'... Tadi sebelum kesini, Kaka masak bubur... edisi perdana nih"

Bukan cuma Aji' yang kaget. Ajun pun sampai ternganga saat aku membuka isi rantang yang kuletakan di meja dekat pintu saat masuk kamar Aji' tadi. Beruntung aku hidup di dunia nyata. Kalau di dunia sinetron, aku pasti sudah menjatuhkan rantang karena terkejut melihat Aji' kemudian menyesali kebodohanku. :))

"Ajun juga cobain deh. Kaka bawa banyak kok. Dan tenang... gag beracun. Temen-temen Kaka udah pada nyobain tadi" aku berbicara pada Ajun yang menatap curiga kearah rantang yang ia pegang.

Y.O. Part 2 - SYAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang