╰♥╯ Part 5 ╰♥╯

305 20 0
                                    


Dadaku.... sesak.

Serasa ada benda berat menindih tubuhku... menghimpit...

Kepalaku.... sakit.

Dunia seolah berputar. Membuat tubuhku seolah jungkir balik.

Tapi semua rasa itu tak sebanding dengan nyeri di dalam dadaku. Sedihku karena kehilangan Zaim.

"Ka!!"

Suara itu!?

"Kaka!!!"

Aku kenal suara itu!

"Syaka!! Bangun!!"

Aku hapal benar dengan suara itu.

"Ka! Bangun sayang!"

Tapi aku tak pernah mendengar dia sesedih itu...

"Ka! Jangan tinggalin A'im Ka!!"

Zaim! Dia... datang!?

"Maafin A'im Ka... Bangun Ka... Bangun..."

Zaim.... A'im-ku... Dia tak pernah sesedih itu.

"Ka... Bangun sayang... A'im mohon..."

Ini bukan mimpi, kan? A'im datang. A'im... memelukku. Tapi kenapa dia sesedih itu?

Dan aku... merasakannya...

Aku tau bagaimana caranya... dan lembutnya tiap A'im... mengecupku. Berulang kali. Dikedua pipiku. Keningku. Mataku. Bibirku. Aku juga tau... hangat tubuhnya tiap memelukku. Aku hapal benar... dengan aroma manis dari tubuhnya. Aroma manis yang membuatku begitu menggilainya. Aroma manis yang membuatku.... merindukannya...

"Kaka!!"

Ah... kuharap ini bukan mimpi. Saat kubuka kelopak mataku, kulihat A'im-ku yang berlinangan air mata. A'im-ku sedih? Karena siapa? Apa karena aku... lagi?

"Ka! Bamgun Ka! Ini A'im Ka! Kaka denger kan, Ka?"

"A... im..." sekuat tenaga aku mencoba menyebut namanya. "A... im..." sekali lagi aku berjuang menyebut namanya.

Tuhan! Aku bahagia sekali bisa melihatnya tersenyum. Kumohon jangan biarkan A'im-ku sesedih itu. Kumohon buatlah senyum diwajah tampannya itu kembali terkembang. Aku ingin melihatnya... bahagia, Tuhan.

"Ka! Bangun Ka! Buka mata Kaka! Ini A'im Ka!!"

Sekali lagi... kucoba membuka kelopak mataku yang terasa teramat berat. Kerongkonganku... kering. Suaraku tercekat! Tapi saat melihat senyumnya, meski tipis... dan tak rela melihatnya berurai air mata seperti itu... ada semangat di dalam diriku. Tenaga yang mendadak timbul entah dari mana.

"A... im..."

"Syaka! Syukurlah! Dokter! Syaka bangun Dok!" itu suara Aji'. Dari sudut mataku, bisa kulihat punggung Aji'ku. Dan ketika ia menoleh padaku, kulihat senyumnya. Senyum Aji' yang tak pernah kulihat sebahagia itu.

Tidak hanya A'im dan Aji'. Samar... kudengar suara mereka. Suara orang-orang yang ku sayang. Suara mereka yang juga kurindukan. Suara mereka yang... entah kenapa kemarin kutinggalkan. Aku merindukan mereka. Aku menyayangi mereka!

Dan baru kusadari, rasa sesak didadaku berkurang. Aku menghirupnya. Aku menghirup udara itu. A'im-lah udaraku. Terus kuhirup. Hingga sesak itu benar-benar hilang. Beban berat yang tadi menghimpitku itu perlahan lenyap.

Dan senyumnya yang kurindukan itu pun... terkembang sempurna. Membuatku berjuta-juta kali merasa... bahagia. Seolah aku tak pernah merasa sebahagia ini.

Terima kasih Tuhan!

•.♥.•.♥.•.♥.•.♥.•.♥•.♥.•

Aku menyebutnya sebagai hal terbodoh yang pernah kulakukan. Mengkonsumsi ganja dan shabu di waktu bersamaan? Orang gila saja mungkin mendadak sembuh kalau disuruh berbuat itu! Belum lagi, efek poppers yang sempat kuhirup dalam saat 'menyiksa' Azka! Azka saja sudah-sangat-nge-fly hanya dengan menghirup aroma Poppers! Bagaimana bisa, aku tak memakai otakku? Aku terlalu menuruti emosiku. Dan lebih parahnya, aku terus terngiang-ngiang ucapan Zaim waktu itu.

Y.O. Part 2 - SYAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang