╰♥╯ Part 6 ╰♥╯

294 21 0
                                    

Aku mengerjapkan mataku berulang kali. Mencoba mengumpulkan semua nyawaku yang belum genap berkumpul dalam ragaku. :D
Alarm dari luar pintu semakin liar, mengalahkan suara alarm di atas meja belajarku. Meja belajar? Itu dulu. Enam bulan yang lalu. Sekarang kan aku sudah lulus SMU. Sudah kuliah malah. Meja itu siang ini akan ku warisi ke adikku. Jadi nanti aku akan sedikit repot mengeluarkan meja itu dari kamarku. Dan menatanya ke kamar sebelah. :(

"Iya Umiii... udah banguunnn!!!" aku berteriak tak sabar. Kumatikan jam alarm di mejaku. Dan beranjak keluar kamar. Saatnya menjalankan ibadah shalat Subuh. Pagi ini giliranku menjadi Imam. Abah semalam berangkat ke Bandung. Biasa... urusan kerjaan.

"Kak... nanti jangan salah roka'at lagi ya" salah satu adikku berseru mengingatkan.

"Huss! Gak boleh gitu!" Umi menyahut.

Jadi malu. Gara-gara semalem mimpin shalat sambil bengong, aku jadi salah deh. Masih roka'at ketiga, tapi aku sudah mengucapkan salam. Dan mengabaikan 'peringatan' dari Umi yang berdeham sampai entah berapa kali. Alhasil, kami harus mengulangi Shalat Isya' lagi. :D

"Iya... gak bakal salah lagi kok..." aku menyahut sambil melirik adikku yang berdiri dibelakangku.

Dikeluargaku, cuma ada dua orang lelaki. Abah dan aku. Jadi tiap Abah sedang berhalangan hadir, misalnya saja masih dalam perjalanan pulang kerja atau sedang keluar kota seperti sekarang ini, akulah yang bertanggung jawab untuk meng-Imam-i Umi dan empat orang adik perempuanku. Berat? Tentu tidak. Karena ini sudah tanggung jawabku sebagai lelaki. Yahh... hitung-hitung persiapan sebagai kepala keluarga saat aku menikah. Suatu hari nanti. Duh jadi kangen ma dia. :p

Baru juga semalam ketemu. Masa udah kangen lagi? Harap maklum. Gejolak kawula muda. Baru setahun jadian! Jiahahaha... setahun kok baru? :))

"Aku antar adik-adikku berangkat sekolah dulu ya... iya... nanti aku jemput kamu... atau mau bareng? Oke. Nanti aku mampir dulu deh kesitu... Iya... Aku juga... Muah!"

"Ciiieee... Ciieee.... Pagi-pagi udah gerah nih" salah satu adikku menyeletuk. Menggodaku yang baru saja mengakhiri telepon dengan pacarku. Cewekku. :)

"Huss!! Anak kecil diem!" aku melirik galak. Tapi cewek-cewek di meja makan malah sibuk tertawa.

Cewek-cewek? Iya. Mereka adikku.

Mereka? Karena adikku ada empat orang! Dan cewek semua! Belum termasuk Umi deh. Jadi genap (atau ganjil ya?) lima cewek.

"Cepetan sarapannya. Kakak masih harus jemput yayank nya tuh" salah satu dari mereka berseru ringan.

Kadang aku heran. Selalu ada nada cemburu saat adikku satu ini menggodaku. Mereka, adikku dan yayank-ku, memang teman sekelas. Sahabat sejak SMP malah. Apa dia berpikir aku merebut sahabatnya? Atau dia kehilangan figur kakak?

Ahhh... sudahlah!! Selalu berpikir positif!! Itulah aku!! :)

Sekarang saatnya menjemput my lovely girl. Mengantar para sistah ke sekolah. Lalu memindahkan meja belajarku ke kamar adikku. Kemudian, setelah mengepak semua buku-buku pelajaranku ke dalam kardus, aku mengantar Umi ke tempat kerjanya. Umi memiliki sebuah Spa yang tak terlalu besar memang, tapi cukup ramai. Aku pun sering membantu beliau. Untuk sekedar pijat Reflexy, aku sudah jago sejak duduk di bangku SMP. Lalu sekarang, aku menunggu jemputan. Aku selalu berangkat kuliah bersama temanku.

"Ups!! Maaf!" aku segera membantu berdiri pemuda yang jatuh terjengkang akibat ulahku. Tadi aku keasikan bercanda dan menubruknya. "Maaf... jangan marah ya... salah... ku..." aku terkesima menatapnya. Pemuda seumuranku. Tampan. Kulitnya putih mulus. Kurus. Gak jauh beda denganku kok. Makanya aku heran kok dia sampai jatuh terjengkang.

Y.O. Part 2 - SYAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang