.
.
.
.
.
.
.Sudah satu jam sejak jungkook di pindahkan ke kamar rawat tapi ke enam namja yang masih setia menunggu di dalam kamar rawat itu tampak enggan mengeluarkan suara.
"Aish,hyung tidak ada kah yang ingin berbicara?"taehyung tampak kesal dengan suasana hening pun membuka suara bertanya pada semua hyung yang ada di sana.
"Kau sudah berbicara taehyungie."suara lembut seokjin malah membuat taehyung mengerucutkan bibirnya.
"Ah,yoongi hyung boleh aku bertanya sesuatu?"yoongi yang sedang melamun sambil memandang wajah jungkook menoleh mendengar ucapan namjoon.
"Tanyakan saja namjoon-ah."namjoon tersenyum saat mendengar jawaban yoongi.
"Hyung apa sebelumnya kau sudah mengenal jungkook?"pertanyaan yang di ajukan namjoon membuat semua yang ada di sana menatap yoongi yang tampak menghela nafas.
"Apa yang membuat mu berpikir seperti itu namjoon-ah?"yoongi beranjak dari kursi di sisi ranjang jungkook menuju sofa empat sahabatnya berkumpul.
"Kau tampak sangat peduli padanya hyung,seperti bukan kau saja."kali ini hoseok mewakili semua mengungkap rasa penasaran para sahabatnya.
"Molla,aku hanya ingin memastikan sesuatu dulu saat dia sadar,apa dia anak yang sama dengan bocah yang aku kenal dulu."yoongi memejamkan matanya menerawang ke masa kecilnya.
"Lalu hyung apa jungkookie benar baik baik saja?"ucapan jimin membuat yoongi sadar dari lamunannya.
"Saat ini dia sudah baik baik saja chim."yoongi menghela nafas panjang usai mengatakan itu membuat namjoon merasa ada yang di sembunyikan oleh sahabatnya itu.
"Apa masih ada yang belum kami tahu hyung?"pertanyaan namjoon membuat raut penasaran kembali terlihat di wajah para sahabatnya.
"Apa maksudnya hyung?"taehyung bertanya bingung.
"Mulai sekarang berjanjilah untuk melindungi dia saat berada di sekolah."yoongi beranjak usai mengatakan itu.
"Jelaskan pada kami yoon supaya kami bisa melindunginya."seokjin menepuk pundak yoongi yang kembali duduk di kursi yang terlekat di sisi ranjang sambil memandang jungkook yang belum membuka matanya.
"Jangan biarkan dia terluka sedikitpun atau dia akan mati."perkataan yoongi membuat mata seluruh sahabatnya melotot.
"A..a..apa..maksud mu hyung?"jimin tergagap mendengar ucapan yoongi,jimin takut kehilangan sosok teman baru.
"Dia menderita hemofilia,jadi tolong jangan biarkan dia terluka."yoongi menundukkan kepalanya saat melihat jimin menitikkan air mata.
"Tenang saja yoon mulai saat ini kita semua akan menjaganya."ucapan seokin membuat hati yoongi tenang.
"Eeung..."lenguhan lirih dari sosok yanh saat ini berbaring di ranjang langsung mengalihkan perhatian ke enam namja yang langsung berdiri mengelilingi ranjang jungkook.
"Kau sudah sadar jungkookie?"jimin berujar lembut saat melihat mata jungkook mengerjap lucu.
"Apa kau ingin minum jungkookie?"jungkook mengangguk kecil mendengar pertanyaan seokjin.
"Ini minumlah."seokjin membantu jungkook meminum airnya dengan pelan.
"Sudah,terima kasih sunbae."jungkook berujar lirih karena tubuhnya masih terasa lemas.
Cklek
"Wah kau sudah sadar jungkook-shi?"yoongi yang menyadari kehadiran dr.Min langsung memberi ruang sang hyung untuk memeriksa jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO
FanfictionAku selalu dilihat sebelah mata dan dianggap sampah oleh semua orang karna kelebihan yang aku miliki. -jeon jungkook