DETEKTIF SANDY

Siapa Meracun Lastri

Sore tenang, angin tidak berembus. Tidak ada riak di danau, bunga ilalang diam seperti terbuat dari plastik. Hari sempurna pikir Detektif Sandy. Habiskan libur sendiri hanya berteman musik dan sebuah roman klasik melankolis.

Pelan bibirnya menghisap rokok. Dia buka lembar demi lembar novel karangan Hamka. Tidak terhitung berapa kali sudah membaca roman itu. Sejak masih di bangku SMP sampai sekarang.

Banyak pelajaran bisa diambil dari Tenggelamnya Kapal van Der Wijck ini. Begitu katanya setiap kali ditanya.

Kriiing...! Kriiing...!

Sandy sampai tersentak. Hape urusan pekerjaannya berdering keras. Nada dering klasik memekak mengalahkan suara musik.

"Sandy"

"Bang, kami perlu bantuan segera! Seorang ibu meninggal saat melahirkan! Katanya karena kuyang!"

"Apa?!" Sandy ragu dengan apa yang didengarnya. "Kuyang? Hantu?"

"Iya, Bang. Mending ke sini cepat. Alamatnya saya kirim segera ke whatsapp"

***

Di rumah duka. Sandy melihat ramai warga berkumpul. Seorang lelaki menjerit histeris. "Tunjukkan saya! Siapa pelakunya! Biar raja kuyang saya bunuh sekarang!"

"Siapa dia?" tanya Sandy kepada polisi yang tadi meneleponnya.

"Suami korban, Bang"

"Kamu sudah wawancara dengan para saksi mata dan lainnya?"

"Siap, sudah"

"Ceritakan saya detailnya. Jangan ada terlewat sedikitpun"

Si polisi kemudian mulai bercerita kepada Sandy.

***

Pagi hari naas itu, Lastri mengeluh sakit perut. Usia kandungannya sudah sembilan bulan. Keluarganya pun segera memanggil dukun beranak.

Keluarga Lastri meski kaya raya tapi masih memiliki pandangan baheula. Mereka tidak mau memakai bidan atau dokter untuk persalinan Lastri. Mereka sudah punya dukun beranak langganan.

Tapi saat itu, dukun yang biasa melayani keluarga Lastri, Mak Endang, sedang sakit. Gantinya adalah anaknya yang masih muda, Neng Esih. Meski masih muda Esih tetap dipercaya keluarga Lastri, karena kecakapannya dalam membantu ibu melahirkan sudah terbukti.

Endang dan Esih, ibu dan anak adalah dukun beranak terkenal di sana. Mereka berdua juga dikenal ahli di bidang supernatural. Mampu menangani hal mistis dan sejenisnya.

Memang saat itu di kampung lagi ramai-ramainya isu soal kuyang. Siluman yang suka mengganggu ibu melahirkan; konon hidup dengan cara menghisap darah ibu melahirkan dan oroknya.

Sampai di kediaman Lastri, Esih sudah mewanti-wanti soal bahaya itu. Apalagi Lastri memiliki banyak musuh semasa hidupnya. Puluhan gadis sakit hati, karena Lastri lah yang akhirnya bisa meluluhkan Samaun, pemuda keturunan saudagar di sana.

"Hati-hati, semua harus berjaga. Jangan sampai ada kuyang bisa masuk. Nanti aku juga akan bantu memagari dengan pagar gaib," kata Esih kepada Semaun.