MASITA ATAU GRONYA??

13 0 0
                                    

Masita berlari sekencang-kencangnya. Batinnya kini bergejolak. Sebenarnya ia tak tahu harus lari kearah mana. Tapi yang ia tahu Ia harus lari menghindari Jo. Menghindari kekasih yang membuat hatinya hancur beberapa menit tadi.

" Masita, Masita ... " Jo berlari tak kalah kencangnya. Perutnya bergetar menahan ketakutan yang ia hadapi saat ini.

Masita menyerah, ia tak sanggup berlari lagi. Cepat atau lambat Jo pasti akan menyusulnya. Ia memilih berhenti dan mengatur nafasnya yang mulai kembang kempis.

" Masita.. " kini Jo menggenggam tangan kekasihnya itu. Masita tersipu, tapi Ia harus menampik perlakuan itu. Hatinya kini diselimuti perasaan cemburu. "Aku bisa jelaskan"

" Apa yang ingin kamu jelaskan? Dari dulu kamu memang tidak menyukaiku" cewek itu masih belum berbalik.

" Kamu salah paham, ini tidak seperti yang kamu fikirkan" Jo menjelaskan semua yang terjadi. Mulai dari kejadian kelilipan tadi sampai siapa cewek yang bersamanya itu. Masita mungkin memang tidak bisa percaya begitu saja. Tetapi melihat perlakuan pacarnya itu ia tidak kuat lagi. Hatinya kini mulai luluh.

" Sungguh kau tidak selingkuh?" Masita menatap wajah itu yakin. Sementara Jo tak mengeluarkan sepatah katapun. Tetapi membuat isyarat dengan kedua jarinya tanda ia tak berbohong, sambil mengatur nafasnya yang tercecer sedari tadi. Nampaknya perang telah usai.

" Hei, lalu apa yang kau lakukan disini? Segitu kangennya kah sampai menyusulku kemari?" Jo keheranan namun senyum tipis tak bisa ia sembunyikan

" Aku ikut tanteku kemari, tapi cuma beberapa hari. Dan hari ini dibuka dengan kejutan kecil darimu" Masita menjelaskan lantas bernalik membelakangi Jo

" Masih ngambek nih? Jo harus ngelakuin apa biar kamu nggak ngambek lagi?" cowok itu berusaha menghibur. Memecah suasana yang mulai malam.

" Yakin kamu bakal ngelakuin apa aja?" Masita menantang. Sementara Jo cuma mengangguk pelan. " Kamu harus ngajak aku jalan keliling Perth, dan bilang Jo Love Masita" terlihat senyum kemenangan muncul di raut mukanya

" Gitu doang? Siapa takut ! " Jo balik menantang

***

Latihan kali ini terlihat berbeda dari biasanya. Mr. Anderson membebaskan anak didiknya untuk bebas melakukan latihan apapun. Jo memilih bermain-main ringan saja. Sparing dengan temannya adalah menunya sore ini. Di sasana ini memang Jo terlihat lebih unggul dari yang lain. Ia menguasai beberapa teknik bulutangkis dengan baik. Bahkan rencananya ia akan mengikuti turnament bulutangkis antar sekolah.

Pukulan kearah kiri lapangan menyudahi pertandingannya kali ini. Jo kemudian menepi. Diambilnya handuk dan dioleskannya ke seluruh tubuh yang bercucuran peluh. Tangannya mencari tumbler. Tapi ia tak juga menemukannya. Perasaan tadi Ia tarus didalam tas ini kenapa sekarang nggak ada.

" Cari ini bos? " Tangan Gronya mengulurkan tumbler Jo kearahnya. Jo heran kenapa tumblernya bisa ditangan Gronya.

" Thanks " Jo meneguk tumbler itu cepat. Tenggorokannya terasa kering. Sedikit pengairan mungkin mengobati.

" Tadi malam itu pacarmu? " Tanya Gronya penasaran, berharap Jo mengatakan tidak

" Oh, sorry ya soal tadi malam. Iya dia pacarku. Biasa, salah paham" Degg hati Gronya seakan tercabik-cabik. Ia tidak kuat menahan rasa ini lagi. Belum usai masalah satu, masalah lain timbul silih berganti.

" Santai aja " jawabnya kini cuek

" Kamu nggak papa? Oh ya waktu itu kamu mau ngomong apa? Aku nungguin nih" Jo mendekatkan kepalanya dan bersiap memasang kuping kearah Gronya.

Love's Coming (Fan Fiction)Where stories live. Discover now