11.

33 3 0
                                    

Tanpa pikir panjang, Ashiela langsung lari menuju lift meninggalkan Rai yang berteriak memanggil namanya berkali-kali. Hilang sudah niatnya untuk menghirup udara segar di taman rumah sakit walau disiang bolong begini.

Saat sampai di lantai tujuannya pintu lift terbuka, ia kembali terkejut saat wajah Faora berada tepat 20 cm di depannya. Untung lorong ini juga sepi, kalau tidak bisa dicap orang gila karena tiba-tiba teriak.

"YAK! KENAPA KAU SELALU MUNCUL TIBA-TIBA!!"

"Ssssttt... hei ini rumah sakit berhentilah berteriak! Arwah bodoh!!"

Ashiela hanya bisa menahan emosinya mendumal dalam hati. Sungguh malaikat satu ini sungguh tidak berperikearwahan.

"Orang tuamu mencari karena akan ada pemeriksaan sebelum kau pulang. Dasar arwah menyusahkan!"

"Hei berhenti mengejekku!!"

****

Mata Ashiela masih terjaga walau jam sudah menunjukkan hampir tengah malam. Menatap stiker kupu-kupu 3 dimensi yang terpasang di dinding yang berhadapan dengannya ditemani suara jangkrik yang bersautan serta gumaman beberapa nada lagu dari mulut Faora yang sangat mengganggunya.

"Apa kau tidak bisa diam? Kenapa kau masih disini? Pergi sana nikmati dunia ini."

Otomatis Faora berhenti dan berjalan kearahnya dan ikut berbaring. "Jelas aku mana bisa pergi saat melihat wajah resahmu, aku tak sebodoh dirimu. Ada apa?"

Ashiela mendengus pelan. Bisa-bisanya dia masih sempat memgejeknya saat serius seperti ini, benar-benar menjengkelkan.

"Kau ingat lelaki di foto yang ada di ponsel 'Ashiela'?"

"Ya... Raihan, kan? Mantan pacar bre**s*k Ashiela itu? Tentu saja aku tahu, kan aku yang memberi tahumu."

Benar juga. "Tadi siang aku bertemu dengannya."

"Oh.."

Ashiela menatap Faora tak percaya. Lihat betapa santai respondnya itu. Apa dia tak tahu bahwa Ashiela saat itu sangat panik seperti menahan poop yang sudah berada diujung sakarotul maut.

Faora terkekeh saat melihat Ashiela mendesis sebal dan menatapnya garang. "Baiklah aku hanya bercanda. Lalu bagaimana selanjutnya."

"Tentu saja aku panik setengah mati dan langsung lari meninggalkannya. Kau tahu, dia menatapku horor seolah aku ini adalah Valak yang ada di The Conjuring saat mendengar aku bicara.

"Tapi bagaimanapun juga, rasanya aku ingin sekali menghajar mukanya itu. Dasar lelaki bre**s*k."

Bagaimana tidak. Menurut buku riwayat hidup yang dipegang Faora, Rai adalah mantan pacar Ashiela yang mencampakkannya setelah ketahuan memacarinya karena sebuah taruhan. Dan bre**s*knya lagi dia mengklarifikasi bahwa dia hanya pura-pura terhadap Ashiela di depan semua teman kelasnya.

Sungguh dalam hati'nya' ikut merasa sakit saat tahu 'Ashiela' semenderita itu karena lelaki itu.

"Sebaiknya kau tidur. Tak baik untuk kesehatanmu."

"Ugh... kau perhatian sekali Faora, aku semakin mencintaimu."

"Berhentilah bersikap menjijikan!"

****

"Kamu yakin mau sekolah Ashiela?"

Ashiela hanya melirik Alia-ibu Ashiela-dan kembali melanjutkan sarapannya. Setelah tau fakta tentang 'ibu'nya itu, dia meminimalisir untuk berkomunikasi dengannya-bahkan dengan seluruh keluargannya.

You Like A SiriusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang