Lie

7 1 1
                                    


"Kau berbohong padaku."

Aku menatapnya tajam.

"Semua yang kau katakan, adalah omong kosong."

Dia menundukkan kepalanya.

"Apa yang kau rasakan? Apa yang kau inginkan?"

Dia menatapku, penuh rasa bersalah.

"Kau puas? Inilah akhirnya."

Bunyi gemerincing rantai terdengar saat ia menghentakkan tangannya. Aku menutup mataku, pasrah terhadap apa yang akan ia lakukan padaku.

Decitan sepatu diatas kayu ulin, dengan langkah yang terseret seret. Aku membuka mataku, menatapnya sinis.

Sebilah pisau tampak mengkilat diantara cahaya remang remang ruangan itu.

"Permintaan terakhir, hm?"

Aku menusukkan pisau itu tepat di lehernya, menarik pisau itu kebawah hingga menimbulkan suara robekan dan cipratan darah yang mengenai bajuku. Erangannya terdengar memuakkan, dia menatapku dalam dalam.

Mengabaikan tatapan menggelikannya, aku merobek dadanya, membiarkan cairan merah kental membasahi baju putih formalnya. Aku membuka dadanya, melihat segumpal daging --jantung-- yang bergerak cepat.

"Astaga.." aku menarik jantungnya, yang masih bergerak di tanganku, lalu membuangnya.

"Acaranya sudah selesai. Mimpi indah, tikus besar."

Aku tersenyum sinis padanya yang sudah tidak berdaya, dengan genangan darah di mana mana dan organ tubuh yang berserakan. Aku berjalan meninggalkan ruangan itu.

"Padahal aku bisa saja menjual organnya, hmph.."

27 November 2017

Vomment jsy tengkyu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Arain's Little FantasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang