Mereka masih tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Seperti mimpi tetapi sebenarnya adalah kenyataan. Apa maksud dari kedatangan lelaki berjubah hitam itu? Mengapa lelaki itu menepuk bahu Klara? Mengapa lelaki itu menerobos pintu rumah pak Yumiko? Klara mengetahui jawaban dari sebagian pertanyaanya.
Sebelumnya, Klara sudah pernah bertemu lelaki itu. Bertengger kelelawar dipundak kirinya, kelelawar yang memiliki tanda sama persis dengan luka yang dimiliki Klara. Haruskah ini terjadi lagi. Permainan apa ini sebenarnya? Klara tidak mengerti sama sekali.
Tiba-tiba pintu rumah pak Yumiko terbuka.
"Maafkan saya, Nak. Saya membanting pintu dengan kerasnya dihadapan kalian semua. Sekarang kalian boleh masuk. Tetapi, sebelum masuk tolong berikan kertas tebal itu kepadaku," ucap pak Yumiko.
"Ba..baik, Pak." Celetuk Nino dan segera meminta kertas itu dari tangan Manda.
"Nin, hati-hati mungkin ini tipu muslihat dia," tukas Michael.
"Aman, Mic." Nino mengedipkan sebelah mata.
Nino langsung memberikan kertas itu kepada pak Yumiko. Mereka sudah dipersilahkan masuk dan duduk di sofa hitam yang sedikit keropos. Tidak cukup bagus. Sesekali mereka menatap atap tanpa pelafon diatas langit rumah. Begidik dingin, Manda hanya menunduk menatap meja yang kelihatannya antik.
"Saya awalnya merasa marah karena kalian dengan tiba-tiba memberikan kertas itu, ternyata kertas itu pemberian dari Tuan saya kepada seorang gadis, yaitu Klara," ucap pak Yumiko panjang lebar.
"Tidak apa-apa, Pak. Kami juga senonoh langsung menanyakan hal ini kepada, Pak Yumiko. Tetapi, siapa Tuan yang Bapak maksud?" Michael menjelaskan penasaran.
"Chen Fai Gilbert. Lelaki berjubah hitam yang tadi menerobos pintu rumah saya,"
"Apa?! Tidak mungkin, Pak!" Klara terkejut seketika itu juga Klara berdiri tidak percaya dengan ucapan pak Yumiko.
"Ya, pak Yumiko adalah pendamping saya di dunia," Chen mengeluarkan suaranya.
"Gak, ini tidak mungkin!"
"Saya besok akan masuk sekolah bersama kalian. Klara kamu sudah ditunjuk oleh raja besar untuk membantu saya. Karena kamu keturunan darah dingin, darah biru seperti saya. Hanya saja karena orang tuamu menikah dengan berbeda gens kamu terlahir seperti Polyp," Chen mengungkapkan dengan jujur.
"Apa? Orang tuaku? Kenapa mereka?"
"Orang tuamu adalah makhluk seperti kita. Dulu ada orang yang membunuh sejenis kita karena mereka tidak suka dengan keberadaan kita di dunia. Padahal maksud kedatangan kita hanya sekedar membantu mereka, ingin merasakan indahnya dunia, tetapi ini yang terjadi. Raja besar tidak terima akan perlakuan itu terhadap sejenis kita, maka dari itu kamu dan aku ditunjuk raja besar untuk menuntaskan ini semua,"
"Aku tidak mengerti,"
"Saat semua masalah ini selesai Kau akan mengerti. Raja besar mengambil sebagian ingatanmu agar Kau bisa berfikir seperti manusia pada umumnya,"
Klara hanya bisa mematung. Tidak percaya akan ini semua. Impiannya musnah. Klara yang awalnya memendam rasa hati, harus Ia musnahkan. Karena Klara mengerti tidak ada manusia yang ingin dengannya. Hidup dengan manusia setengah hewan seperti dirinya. Tidak, pupus harapannya kini.
"Ra, gue terkejut banget dengarnya. Tapi ingat kita tetap empat sekawan. Kita satu, gue gak peduli mau Lu manusia setengah hewan atau apapun itu. Gua setia sama lu." Nino merangkul pundak Klara. Memaksa dengan lembut agar kepala Klara bersandar di dada bidangnya.
Klara hanya bisa menitihkan air matanya. Manda dan Michael segera menuju ke tempat duduk Klara. Memeluk dua tubuh itu. Menyaksikan ini, Chen hanya bisa diam menatap lurus kedepan, wajah datar yang mampu Ia rautkan.
Nino menyukai Klara sejak mereka bertemu di koridor sekolah. Meskipun Klara cuek tetapi, senyum Klara yang mampu meluluhkan hati seorang humoris seperti Nino. Nino mengerti perasaan Klara, Ia berusaha menenangkan hati Klara. Nino yakin ada waktu yang tepat untuk menyatakan perasaannya itu kepada Klara.
"Nak, jadi kalian sudah tau apa arti dari tulisan itu?" Celetuk pak Yumiko.
"Belum, Pak."
"Arti dari tulisan itu. Tugasmu menemukan orang itu. Bawa dia kehadapanku. Hukum dia,"
"Akan kubantu kau, Klara." Chen mengatakannya.
Nino, Michael, Klara, dan Manda terbelalak mendengar arti dari tulisan itu.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Imly
FantasyBagaimana terkejutnya mereka saat ditunjuk makhluk gaib dari dunia sihir untuk memecahkan masalah disekolahnya? Sedangkan mereka tidak mengetahui apapun? Bersikap paranoid, khayalan, misterius ada disini. Mereka adalah Klara, Michael, Nino, dan Mand...