"Emang ya, bener kata orang. Hujan itu bukan banyak genangannya, tapi kenangannya."
-Aura-NOTE : VOTE BEFORE READ AND COMMENT AFTER READ.
☆●○•♡★□❤□★♡•○●☆
Mengawali bulan Desember pada pagi hari ini, hujan turun begitu derasnya. Raina yang hendak pergi ke Sekolah menundanya. Ia lebih memilih duduk dibalkon rumahnya sambil menatap kearah hujan.
Genangan air dimana-mana, kenangan demi kenangan muncul dan menyeruak kembali dipikirannya.
Kesalahan mulai kembali menyelimutinya. Ia mengusap kasar wajahnya sembari menyapu airmatanya yang mulai turun membasahi pipi chubbynya.
"Andai aku menuruti mama waktu itu, semuanya gabakalan jadi begini" ucap Raina disela isak tangisnya.
Desember. Ya Desember, kejadian menyakitkan itu terjadi tepat dibulan Desember setahun silam.
Raina terus meracau kepada dirinya sendiri, ia tak menyadari bahwa hujan mulai reda walau masih sedikit gerimis.
Ketika ia menyadarinya, ia langsung membasuh wajahnya untuk sekedar menyembunyikan tangisnya. Lalu ia mengambil jas hujannya dan memakainya. Kemudian mengeluarkan sepedanya, dan mulai mengayuhnya dengan kecepatan yang agak tinggi.
Hujan masih turun walau tak selebat sebelumnya. Raina sampai di Sekolah pukul 07.45, artinya ia telah telat 15 menit. Ia langsung me-markir-kan sepedanya dan berlari menuju kelasnya yang berada diujung dekat kantin. Keadaan kelas yang berada diujung itu membuat para siswa/i kelas 11 IPA-5 sering bolak-balik ke kantin dengan alasan ke toilet
"Mampus, gue telat. Semoga aja gurunya lagi baik, maklumi kalau hujan." gumamnya.
Sesampainya ia di koridor kelasnya ia mendengar kalau guru telah masuk dan sedang meng-absen muridnya. Tepat setelah Raina berdiri di ambang pintu, guru menyebutkan namanya.
"Raina Ayu Wulandari" ucap pria paruh baya tersebut, yang tak lain tak bukan adalah guru mata pelajaran Matematika Peminatan. Ia cukup terkenal dengan sebutan guru "killer" kalau anak-anak sekarang menyebutnya.
"Hadir pak" ucap Raina dengan suara yang kedengaran gugup, yang masih berdiri diambang pintu dengan tas yang masih berads dipundaknya.
"Kenapa telat?" Ucap pak Juned dengan suara datar. Tidak terdengar marah atapun lembut, tetapi cukup membuat jantung Raina debar tak karuan.
"I-iya pak tadi hujan deras, jadi saya menunggu dulu sampai hujan agak reda" jelasnya, dengan menetralkan suaranya berusaha untuk tidak gugup.
"Yaudah duduk" ucap pak juned dengan nada suara yang sama, DATAR.
🌂🌂🌂
"Oke, sekarang kita masuk ke pelajaran Bab 2 yaitu Irisan Kerucut. Irisan kerucut itu meliputi 4, yaitu lingkaran, elips, parabila dan hiperbola. Jadi, disini kalian pelajari sendiri sesuai kurikulum 2013. Saya hanya membimbing, dan menjelaskan ketika diantara kalian ada yang bertanya." Jelas pak Juned tegas.
"Paham kalian semua?" Tanya-nya.
"Paham pak." jawab mereks serempak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Hujan
Short StoryIni kisah tentang Aku, Hujan dan mungkin..... Kamu. ••• "It's wh y I Love December, rain everytime". -Raina- "It's why I Love You, you like rain. Cooler my heart". -Rian- ••• Holla!! It's NEWWW!!! This is my second story. You can read my first s...