Rumah

97 6 0
                                    

Dia selalu ingat jalan pulang.
Meski matanya buta.
Telinganya tuli.
Juga mulutnya yang bisu.
Setidaknya dia tidak amnesia.

Dia selalu ingat jalan pulang.
Entah seperapa jauh dia berkelana.
Entah seberapa lama dia berkelana.
Untung hatinya tak mati rasa.
Rindu masih mau singgah di dadanya.

Rumahmu adalah aku.
Tanpa dinding. Tanpa atap.
Cukup dekap yang erat.
Maka bagaimana mungkin kau bisa tersesat?

-
-
-
Wild imagination.

Sweet SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang