Sweetest December

2.6K 345 76
                                    

Sweetest December
By JiiKeiha
Disclaimer By Masashi Kishimoto

SasuHina all the way ♥

Don't Like Don't Read!!!

Sweetest December For Hyuuga Hinata ...

.

.

.

Sweetest December - Summer, July...

Sasuke duduk di lantai keramik rumah sakit, bersandar pada dinding yang tepat berada di depan ruang operasi. Tak memedulikan keberadaan sofa set empuk di ruang tunggu yang terletak di sudut ruangan, atau televisi keluaran terbaru yang menjadi fasilitas untuk membunuh rasa bosan selama menunggu. Matanya tak lepas dari ruang operasi yang pintunya pasif tak bergerak. Lampu di atas pintu menyala terang, menandakan operasi yang masih berjalan. Dua jam sudah, belum ada kepastian. Bahkan jika bisa, Sasuke menolak untuk mengedipkan mata, memilih tetap terjaga, agar bisa melihat siapa pun yang keluar dari ruangan itu.

Tak lama kemudian, Tuhan mengabulkan doanya. Seorang pria bersurai perak mengenakan kacamata berbingkai hitam yang lensanya cukup tebal, keluar dari sana. Sasuke tidak berkedip saat pintu ruangan itu terbuka sedikit, setengah, hingga sepenuhnya.

Laki-laki yang keluar menemui Sasuke adalah Yakushi Kabuto, sahabatnya sejak masa sekolah. Ia menjabat sebagai kepala rumah sakit umum milik pemerintah di pusat kota. Malam itu, Kabuto masih ada di ruangannya, menyeleksi daftar dokter baru yang akan dipindahtugaskan ke daerah. Saat ia mendengar kecelakaan yang menimpa Hinata, Kabuto baru saja keluar dari pantry untuk segelas kopi. Sekretarisnya telah pulang sejak jam delapan malam. Kegaduhan di UGD adalah hal umum di rumah sakit mana pun. Kehadiran Sasuke lah yang membuat Kabuto melupakan kopinya dan berlari menuju sahabatnya. Tanpa banyak pertimbangan, Kabuto mengambil alih tanggung jawab dan memimpin operasi Hinata yang cukup berisiko.

"Sasuke-"

Sebelum Kabuto memanggilnya pun, Sasuke telah beranjak dari duduknya, bergegas menghampiri Kabuto yang berdiri di depan ruang operasi. Kabuto sempat tegang saat Sasuke mencengkeram lengannya. Dokter yang seharusnya bebas dari tugas jaga di UGD itu memikirkan kalimat yang tepat untuk disampaikan. Sasuke menunggu tanpa bertanya, kedua netranya bergerak-gerak memperhatikan wajah lelah sekaligus cemas milik sahabatnya.

"Kami berhasil menyelamatkan nyawanya."

Seketika itu juga cengkeraman Sasuke di lengan Kabuto terlepas. Uchiha itu mengusap wajah tampannya sambil mengucap syukur puluhan kali. Ia lega bukan main.

"Sasuke..."

Satu panggilan lagi, dan itu membuat Sasuke kembali mengalihkan atensi pada Kabuto. Bibirnya melengkung membentuk senyum penuh kelegaan, membuat sebagian hati Kabuto tak tega untuk mengatakan kelanjutannya.

Sasuke masih menunggu dengan masih memasang senyumannya. Biarlah ia terlihat aneh di depan Kabuto, ia tidak peduli. Karena rasa lega saat mengetahui Tuhan masih memberikan Hinata kesempatan untuk hidup yang membuatnya bertingkah begitu.

Kabuto tak juga membuka mulutnya. Keningnya mulai bekeringat karena gugup. Tiba-tiba firasat buruk menyentil hati Sasuke, suaranya serak ketika bertanya. "Ada apa, Kabuto?"

Sasuke melihat Kabuto menghela napas panjang, berusaha mengumpulkan keberanian. "Karena benturan hebat yang terjadi pada tengkorak kepalanya, Hinata mengalami kerusakan yang mengganggu transmisi impuls saraf ke otak."

Kabuto kembali mengumpulkan serpihan keberanian untuk menyampaikan berita buruk dengan profesionalitasnya sebagai dokter. Meski ia tidak tega saat melihat wajah Sasuke yang baru semenit terlihat ceria, mendadak berubah menjadi pucat pasi.

Sweetest DecemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang