04.

132 7 0
                                    

Sebelumnya, aku mendedikasikan chapter ini pada @salsabila__ yang udah setia baca cerita aku.

-----------------------------------------------------------------------

Seandainya satu hari bertukar jiwa
Kau akan mengerti
dan berhenti bertanya-tanya.
-Tulus

-----------------------------------------------------------------------

"Zidny!"

"Iqbaal!"

Mereka berteriak tak percaya.

"Heh, gue kira lo udah pulang!"

"Nggak usah teriak-teriak bisa kali," balas Zidny sambil menahan tawa melihat ekspresi Iqbaal. "Ini toilet. Ayo, pergi."

Iqbaal berjalan mengekor di belakang Zidny.

"Btw, temen duet lo mana?"

"Udah pulang duluan. Gue ditinggalin."

Iqbaal membentuk mulutnya seperti huruf O.

"Lo udah makan?"

"Udah si. Ngemil doang."

Zidny menoleh pada Iqbaal. "Mau mesen?"

Setelah berpikir sejenak, Iqbaal mengangguk. "Gue mau mesen tapi dibungkus aja."

"Ya udah, gue tunggu di meja paling depan, ya."

Iqbaal mengacungkan jempolnya. Setelah memesan dan membayar, ia pergi menemui Zidny.

"Jadi, lo sengaja nungguin gue, Zid?" tanya Iqbaal sambil menaikkan sebelah alisnya, menggoda.

Zidny memutar bola matanya. "Kalau lo nggak nyenggol gue, kita nggak akan ketemu."

Iqbaal cengengesan. "Maaf, ya." Ia mengangkat dua jarinya membentuk simbol perdamaian. "Eh, tapi ada faedahnya juga, kan?"

"Iya, sih. Tapi, kenapa kamu bisa telat banget gini?"

Iqbaal tersenyum kecut. "Maaf. Habisnya tadi ada urusan mendadak."

"Hih. Nggak ngomong dulu lagi. Kita sempet panik, takut lo diculik. Tapi, masa iya ada yang mo nyulik orang kek lo."

Iqbaal menatapnya datar, menyembunyikan tawa karena ekspresi Zidny yang menurutnya lucu. "Gue nggak ngabarin soalnya buru-buru. Maaf."

Aku kehabisan cara
Tuk jelaskan padamu
Mengapa sulit tuk lupakanmu

Sebuah lagu baru saja dinyalakan oleh pihak kedai. Samar-samar, Iqbaal mendengar seseorang me-request lagu ini sebelumnya.

Aku kehabisan cara
Tuk gambarkan padamu
Kau di mata dan di pandanganku

Iqbaal jatuh ke dalam lirik per lirik lagu itu. Ia tak lagi melihat kedai, orang-orang yang lewat, dan kegiatan lainnya. Perhatian Iqbaal pun tak lagi jatuh pada Zidny. Yang ia lihat hanyalah bayangannya.

Kamu [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang