2.hari kedua

15 3 0
                                    

        jam dinding menunjukkan pukul 04.00 Rakha pun terbangun dari tidurnya ketika suara adzan berkumandang. Seperti biasanya ia akan mengambil air wudhu untuk segera menunaikan ibadah sholat subuh.
   Setelah itu ia baru ia mandi dan memakan makanan yang telah disiapkan oleh mamahnya.

"mah aku mau berangkat kerja dulu yah " lalu ia meraih tangan mamahnya dan mencium punggung tangan mamahnya.
"iya nak hati-hati yah nak" mengelus pundak sang anak.

Rakha adalah pria yang sangat berbakti kepada mamanya ia tak pernah membantah perkataan mamanya sedikit pun tak pernah karna Rakha tau membantah kepada orang tua itu sangatlah berdosa.
Rakha telah di kenalkan oleh agama sejak kecil sehingga ia tak pernah lupa itu.

Rakha menyalakan motornya hanya untuk memanasi setelah itu ia baru berangkat dan mberm mberm jalan meningalkan halaman rumah.

*******

di sekolahan

hari ini di sekolahan SMAN 1 PANGKAH sedang menghadapi UAS yang pertama sehingga membuat semuanya belajar dengan sungguh-sungguh agar mendapat nilai yang terbaik.

bel masuk berbunyi

semua Guru memasuki ruangan dan membuka pintunya untuk mengawasi UAS, di susul dengan murid-murid yang mulai memasuki ruangan dan menaruh tasnya di depan agar terciptanya tes yang non kriminal.

sebelum mengerjakan soal Dyandra mengisi Data terlebih dahulu
Nama : Dyandra shafira
kelas  : XII IPA 1
Nopes: 462
Mapel : Fisika

Dyandra mulai mengerjakan soal dengan fokus dan teliti dalam mengerjakan soal yang telah di berikan oleh pengawasnya...

"aduh ini gimana sih caranya? susah banget"gumannya
"oh iyah pake cara lain aja yang penting ada jawabannya"gumannya

kelas XII kini duduk dengan adik kelas X Ips 1 yang lumayan pinter, ketika waktu hampir berakhir, yang awalnya kelas sepi sunyi kini menjadi riuh karna semuanya saling meminta jawaban satu sama lain kecuali Dyandra dia hanya diam tak memperdulikan kondisi kelas saat ini.

karna kelas riuh guru yang mengawasi pun berbicara
"kalian mau diam tau apa mau tak ambil kertas tes kalian?" dengan nada agak keras, yang tadinya kelas Ramai kini menjadi sunyi seketika.

bel istirahat pun berbunyi semua murid mengumpulkan soal dan pergi keluar ruangan sedangkan pengawasnya mengumpulkan lembar jawabnya satu persatu.

"haduh soalnya susah banget yah"
"gila tuh guru mau mbunuh kita apa?"
itulah yang terdengar di telinga Dyandra saat baru keluar ruangan.

"kalian susah itu karna kalian tidak belajar" ucapnya pada teman-temannya
"tau ah yang pinter" ucap Olip

Olip adalah sahabat sejati Dyandra, mereka bersahabat sejak kecil. mereka memiliki Hobi yang sama yaitu mengoleksi jilbab, yang berwarna-warni mereka berdua telah mengoleksi jilbab yang berbeda-beda jenisnya ada yang rabbani
ada el-zata dan lain-lain.

   mereka kini duduk berdua untuk belajar, Dyandra bertekat bahwa ia tak ingin memiliki nilai di bawah KKM.
setelah beberapa menit  istirahat kemudian bel sekolah pun berbunyi

Kring Kringgg....

semua murid langsung memasuki  ruang kelasnya masing-masing mereka mulai mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh pengawas.

*****
Zhafran Rakha fareza

ia sedang berkerja di sebuah konter yang terkenal di daerah Slawi.Ia sangat senang dengan pekerjaannya itu dengan gaji yang lumayan bisa memenuhi kebutuhan ia dan kedua orang tuanya.

ku lirik jam digital yang melingkar di lengan kanan ku, jam digitalku menunjukkan pukul 16:00. kembali ku cek jam digitalku untuk memastikan kembali, ternyata benar sebentar lagi jam kerjanya selesai.

   Langit di Slawi terlihat berwarna jingga saat matahari mulai meredupkan sinarnya.

kini Rakha mulai mengendarai motornya untuk pulang ke rumahnya kondisi jalan saat ini agak ramai membuatnya tak bisa pulang secepat hari-hari biasanya. Kondisi saat ini membuat Rakha jenuh kemudian dia manpir ke sebuah warung es cendol yang ada di pinggir jalan, ia membeli es untuk menyegarkan Dahaganya

"mang aku beli es cendolnya 1" ucapnya kepada pak edi ( tukang cendol)

"oke mas tunggu sebentar yah" jawabnya dengan gaul, tukang cendol itu merupakan langganan Rakha sejak ia kerja di daerah Slawi, tukang cendol itu sudah sangat paham dan kenal dengan Rakha, setiap ia pulang sore Rakha selalu membeli es cendol untuk diminumnya.

"nih mas" menyerahkan es cendol tersebut kepada Rakha
"makasih ya mang" memberi senyuman terindah kepada penjual
"iya sama-sama"

hari semakin sore Rakha harus segera pulang karna ia tak mau membuat ayah dan mamahnya khawatir karna anaknya tak kunjung pulang.

Sesampainya di rumah Rakha langsung merebahkan tubunya di ranjang, lalu memeluk bantal guling yang ada di sampingnya.

"nak makan dulu sini" ucap mamahnya dengan perhatian
"nanti dulu mah, aku mau mandi dulu" ucapnya sambil mengambil handuk dan menuju ke kamar mandi.
  setelah ia selesai mandi ia bersiap-siap untuk makan di ruang tamu bersama orang tuanya.

Saat semua makan ruangan menjadi sunyi tanpa ada suara sedikitpun, seketika mamahnya membuka pembicaraan.

"Rakha kapan kamu mau menikah" pertanyaan itu membuat Rakha terbatuk-batuk ia segera mengambil minum.

"hhmmm... entar deh mah aku mau kerja dulu "
"tapi mamah pengin nimang cucu nak, ya kan yah" matanya beralih ke arah ayahnya yang sedari tadi terdiam
"iya loh nak" ucap Ayahnya dengan singkat

"hmmm... nanti deh mah Rakha pikir-pikir dulu, sama mau cari jodoh dulu"

"ya udah ya nak mamah akan menunggu kepastian darimu" ucapnya

allahuakbar allahuakbar

adzan berkumandang Rakha langsung mengambil air wudhu  dan menuju ke masjid untuk menunaikan kewajibannya sebagai umat islam yang tauladan.

**~**~**~**~

hari ini adalah hari kedua maulud nabi dilaksanakan.

     Dyandra melihat pantulan dirinya dari pantulan cermin yang berukuran lumayan besar di rumahnya. Setelah memastikan kerudung yang berwarna cerah itu mempermanis penampilannya.Dyandra tersenyum lebar. Masalah penampilannya beres, saatnya beraksi.

Dyandra segera kerumah Olip untuk berangkat menuju pengajian

"Olip mau berangkat engga?" dengan nada semangat dan ceria
"iya, bentar yah" berteriak.
Kemudian Dyandra duduk di teras rumah Olip. Seketika Olip keluar dari rumahnya dengan menggunakan  pakaian serba Hitam Seperti malaikat pencabut nyawa.

"dandan gini aja lamanya pake banget" oceh Dyandra
"iya aku minta maaf lain kali aku bakalan lebih lama lagi" Dyandra langsung menoyor kepala Olip
"awas aja kalo lu beneran tambah lama" ancamnya

"iya iyah, kita berangkat " menggandeng, aku pun tertarik ke arah Olip yang berjalan begitu cepat.

         beberapa menit mereka pun sampai di tempat tujuan, ternyata di pengajian sudah ramai. Aku dan olip saling berebut tempat duduk. Pada akhirnya aku yang kalah kepada Olip.
Aku duduk di samping pintu pembatas antara laki-laki dan perempuan.

       Saat acara mulai, aku melirik ke para laki-laki yang memiliki suara yang lumayan bagus. Usia mereka sekitar 10 tahun namun mereka memiliki kemampuan yang sangat luar biasa.

Sampai disini dulu yah, tolong dongs di ktritik apa yang salah

BUKAN MAULUD NABI TAPI MAULUD CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang