Setelah selesai dengan Yuka, Agata meninggalkan gedung itu. Ia melenggang seolah tidak terjadi apa - apa diatas gedung itu. Agata sempat berfikir bagaimana jadi nya jika ia ketahuan membunuh seseorang ? Akankah polisi menemukan nya dan menghukum nya di penjara kota ini, ah itu menjengkelkan.
Dini hari menjelang pagi Agata baru kembali kerumah nya, sekolah sudah menunggu untuk di hampiri oleh si jenius Agata Leonard. Agata menyusuri jalanan trotoar untuk pergi ke sekolah. Penampilan nya yang rapi, kaca mata yang tertaut di wajah nya tak akan membuat siapa pun menyangka bahwa Agata seorang pembunuh.
"Heii Mr. Leonard, apa kau sudah baca koran hari ini ? Ada pembunuhan di gedung apartemen di ujung jalan blok G". Frans menyapa Agata di pagi hari dan langsung bertanya pasal pembunuhan sadis yang menjadi perbincangan hangat di kota itu.
"Aku tidak tahu. Siapa korban nya ?". Agata berusaha terlihat setenang mungkin. Mustahil jika Agata menjawab ia tahu dan bahwa dia lah pembunuh sadis itu.
"Yukaza, teman kita. Yah aku turut bersedih atas terbunuh nya Yuka. Kudengar orang tua nya baru saja dihukum mati atas tuduhan penggelapan uang dan pembantaian satu keluarga. Dia memang pantas mendapatkan nya". Frans berbicara dengan mata berkaca - kaca namun tangan nya terkepal sampai buku buku jarinya memutih.
"Semengerikan itukah hidupnya ? Oh sayang... Manusia yang sengsara". Timpal Agata.
"Hei Aga, maukah kau ikut bersama kami ke pemakaman Yuka ? Untuk menghormati kepergian nya yang mengenaskan, hahaha...".
"Kau bercanda ? Tidak kah kau berduka Frans ? Seorang mati mengenaskan dan malah kau jadikan lelucon ?". Selidik Agata, ia menjadi penasaran mengapa Frans begitu senang ketika Yuka terbunuh.
"Slow boy.. Okee okee maafkan aku. Cepat lah masuk kelas Aga, Mr. Marco akan murka jika melihat kita masih berkeliaran diluar seperti ini". Kata Frans sambil berlari ke kelas mereka, meninggalkan Agata di belakangnya.
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Miss. Alice sedang mengajar di kelas Agata, Miss. Alice adalah seorang guru musik. Agata sangat suka saat Miss Alice menggesekan dawai dawai biola yang mengalunkan musik yang merdu. Setiap anak harus menguasai setidaknya 1 alat musik. Terkutuk lah Agata ! Ia pandai dan jenius namun ia sangat payah dalam bermain musik.
"Minggu depan saya akan menguji kemampuan kalian dibidang musik satu per satu. Silahkan kalian pilih alat musik nya dan tamoilkan secara maksimal di depan saya. Saya harap tidak ada yang mengecewakan !".
Miss Alice berlalu mengakhiri pelajaran nya.Agata masih terdiam di pojok kelas yang sudah menjadi bangku tempat nya duduk saat belajar. Agata tidak tahu haru bermain apa, ia malu untuk mengakui bahwa ia tak bisa bermain musik. Kepada siapa Agata akan meminta bantuan. Ia tak akan membiarkan siapapun tahu kebenaranya bahwa ia tak pandai dalam hal musik. Yah dia harus melakukannya !
Agata menyusul Miss Alice, ia ingin meminta bantuan Miss Alice untuk mengajarkan nya bermain musik.
"Permisi Miss... Boleh saya bicara sebentar ?". Pinta Agata kepada gurunya itu.
"Oh ya.. Ada apa Mr. Leonard ?".
"Bisakah anda mengajarkan saya bermain satu atau dua alat musik Miss ?". Agata terlihat memohon namun tegas.
"Ya, sepulang sekolah kamu temui saya dirungan saya".
"Oh, thank you Miss".
Miss Alice kemudian kembali berjalan menuju rugan nya di ujung gedung kiri. Agak gelap dan sepi karena sangat jarang murid berada di ujung sana. Disana pun cuma ada ruangan Miss Alice dan ruangan seni dan musik.
Sepulang sekolah Agata langsung menuju ke ruangan Miss Alice, setelah mengetuk pintu dan dipersilahkan masuk Agata mulai bertanya tanya pada Miss Alice tentang alat musik yang akan ia mainkan. Miss Alice memulai dari yang sangat mudah yaitu hanya gitar akustik biasa.
"Mr.Leonard, kau hafalakan dulu kunci dasar gitar ini. Jika sudah, kau bisa mencoba nya memakai gitar ini". kata Miss Alice seraya memberikan sebuah gitar yang cukup tua kepada Agata.
Agata mulai menghafal kunci gitar yang diberikan Miss Alice, tapi entah mengapa otak nya tidak bisa menerima pelajaran musik ini. Banyak yang bilang ini mudah tapi bagi Agata ini adalah musibah. Ia tak mengerti, cepat sekali ingatan nya hilang.
"Aaarrghh... Kayu tua sialan !". umpat Agata di dalam hati, ia kesal karena menurut nya bermain musik lebih sulit dari pada mengerjakan 1000 macam soal kimia.
Tanpa Agata sadari Miss Alice selalu memperhatikan Agata di balik buku tebal yang ia baca, termasuk sekarang ia melihat muka Agata yang mulai memerah kesal.
"Apakah kau kesulitan Mr.Leonard ?". Skakmatt !
Miis Alice sengaja bertanya kepada Agata."Ya kurasa ini sedikit sulit. Hmm hanya orang bodoh dan tak punya kesibukan yang akan membenamkan dirinya diantara kayu tua dan senar karatan ini !". Agata mulai kesal karena ia tak bisa bermain musik.
"Hey Mr.Leonard ! Merendahkan pekerjaanku Huh .. Seharusnya kau malu pada dirimu ? Seharusnya kau sadar, apa yang membuatmu tidak bisa bermain alat musik dengan baik. Kau, tidak punya P E R A S A A N !".
Miss Alice menekankan pada kata perasaan. Ia merasa terhina oleh Agata."Kau yang berkata aku tidak punya perasaan, akan ku tunjukan padamu apa itu perasaan !". Agata berucap sambil menunduk, tak memperlihatkan wajahnya.
"Silahkan kau keluar dari ruanganku, untuk ujian minggu depan kau masih ku izinkan untuk ikut. Kuharap kau menemukan guru yang lebih baik dariku menurutmu !".
Agata keluar dari ruangan Miss Alice dengan amarah yang membuncah, oh tapi ia memilih untuk menahannya saja karena itu Agata memutuskan untuk pergi dari sana. Sebenarnya Agata ingin pergi sedari tadi karena ia terus terusan mendengar suara - suara mereka yang ingin Agata tikam, Agata menyesal telah mengabaikan mereka dan memilih untuk menjadi orang bodoh di ruangan Miss Alice walaupun hanya beberapa jam.
Sekarang pun Agata masih mendengar rintihan dan tangis kesakitan mereka anak kejam nya dunia. Mereka yang tidak sanggup lagi berpijak di kerasnya bumi, huh mereka pikir dengan mati urusan mereka akan selesai ? Manusia bodohAh, belum lagi suara - suara sukma yang belum bisa menyebrang, selalu saja menggangu tidur Agata. Jangankan tidur untuk berjalan pun rasa nya sulit bagi Agata, selalu saja ada arwah yang menghalangi nya yang meminra bantuan nya, yang sengaja menakutinya. Percuma.
Agata tidak takut dan Agata hanya berurusan dengan manusia laknat saja bukan kepada arwah.Entah mengapa hari ini Agata tidak bergairah melakukan hobi baru nya, pasahal diluar sana banyak jiwa yang siap menjadi santapan nya.
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Nah guys di chapter ini gak ada adegan sadisnya nih, menurut kalian siapa sih the next korban nya Agata.. Go comment, siapa tau jawaban kalian bener... Kalo udah comment baru deh aku update lagi
![](https://img.wattpad.com/cover/130409423-288-k60908.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KNIFE of DEATH
FantasyKetika manusia tidak lagi dapat dipercaya ! ketika kata tidak lagi bermakna ! ketika dunia tidak lagi sama ! Ketika aku.... Melihat apa yang seharusnya tidak aku lihat Mendengar apa yang seharusnya tidak aku dengar Melakukan apa yang seharusnya tid...