LEMBARAN KEEMPAT.

57 8 1
                                    

"Eh ? Diakan.. ",

"Rose ?!", kata jimin sembari menatap terkejut ke arah seorang wanita yang tengah mengedor gedor pintu apartement jimin.
Dan yang membuat jimin terkejut adalah rose itu orang yang dulu jimin sukai.
Jimin mengernyit heran, bagaimana rose bisa tau tempat apartement jimin ? Lagi mau apa gadis australia itu datang kemari ?

Ya memang jimin menyukai rose, tapi itu dulu,sekarang ia sudah melupakan perasaannya itu.

"Jimin,ada seseorang yang datang ke apartementmu", kata seulgi menegur dari kamar atas.
Jimin yang pura pura tuli hanya mengangguk.

"Tau", kata jimin lalu dengan pasrah keluar apartement seulgi, ia berjalan mendekati rose, suara langkah kaki jimin membuat rose menoleh padanya lalu memekik senang.

"Jimin !?", ujar gadis itu sembari memamerkan senyum manis.
Jimin menatapnya datar,atau terkesan dingin.

"Rose,mau apa kau kesini ?", tanya jimin tanpa mempersilahkan gadis bersurai keemasan itu untuk masuk dulu, asing bagi rose juga melihat jimin yang seperti ini,karna dulu jimin yang ia kenal itu pecicilan dan suka sekali membuat rose marah.

"Nanti ku jelaskan,Jadi sebenarnya yang mana apartementmu ?", tanya rose sambil menatap apartement jimin dan apartement seulgi bergantian.

"Yang ini,masuk lalu jelaskan tujuanmu datang kemari", kata jimin sinis lalu membuka pintu apartementnya,rose mengangguk lalu menjinjing kopernya memasuki apartement minimalis jimin.

Jimin langsung menghamburkan dirinya duduk disofa ruang tamu,diikuti rose yang duduk disofa tunggal.

"Katakan sekarang,ro", kata jimin.
Rose menghela nafas pelan lalu meletakan tas selempangannya ke sofa.

"Jimin,jadi aku mau tinggal disini", kata rose membuat mata jimin membulat sempurna, bagaimana tidak ? Ia dan rose bukan siapa siapa,tidak punya hubungan darah dan mereka kenal hanya sebagai teman sekomplek dulu.

"Apa !? ",

"Iya,Jadi aku disini hanya ingin menginap,kau taukan orang tua kita sudah saling mengenal baik, ayah dan ibuku menitipkanku padamu,mereka ada kesibukan diaustralia,karna aku tak punya satupun saudara dikorea,Jadi ayahku menitipkanku padamu", terang rose.
Jimin menatapnya tak percaya, ia tak mempermasalahkan jika orang tua rose mempercayainya untuk menjaga rose,tapi tinggal bersama ? Se-atap ?

"Kenapa tidak ke hotel saja ? ",

"Aku takut tinggal sendiri, makanya ayah mengirimku kesini",

"Hhhh", jimin menghela nafas.
Ia pasrah.

"Tapi aku tak bisa apa apa,masak tak bisa,bagaimana kau mau makan ? Bukankah kau tidak bisa masak ?", jimin tau rose itu lemah dalam memasak karna dulu ia pernah menyukainya, makanya ia tau sedikit tentang rose.

"Itu tak masalah,kitakan bisa delivery",

"Kau pikir ayahku yang sudah bekerja keras lalu mengirim uang padaku hanya untuk delivery ? Habis untuk itu semua ?",

"Jadi aku tak boleh tinggal disini ?", rose menundukkan kepalanya, memasang sikap memelas.

Jimin tak tega melihat rose berlagak seperti itu,ia memang tak bisa untuk menyakiti atau menyinggung perasaan seorang wanita,jadi apalah jimin yang sekarang.

"Baiklah,kau boleh tinggal disini, tapi sampai kapan ?", kata jimin yang tersirat rasa tak ikhlas.

Rose mendongak menatap jimin dengan berbinar binar senang.
"Sampai ayahku bilang akan menjemputku",

Lagi lagi jimin hanya bisa menghela nafas pasrah,entah mengapa ia merasa tak suka dengan kedatangan rose kemari, padahal dulu dia sangat menyukai gadis itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 03, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OUR ENCOUNTER - Pjm.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang