cinta dalam diam [REVISI]

Sembilan

Hai angin malam, apa kalian mengetahui arti cinta yang sesunguhnya? Ataukah kalian mengerti apa itu cinta? Atau.... kalian memahaminya? Kalau iya tolong beritahu ku kalau cinta itu seindah malam ini dan sehangat suasana ini ~ Maharani

Keep reading

"ayo, katanya mau cerita sebelum magrib menjelang nii. Nanti kita keluar buat acara api ungun dan bakar-bakar. Mana yang nyiapinya pasti kita" oceh Ratu

"iya nii, gue penasaran deh sama cerita dari lo Rann, pokoknya lo yang harus cerita kalo yang mereka gue udah tau ya Rann" oceh Hanni

"gue kira lo pendiam Hann, haha iya nanti gue cerita. Tapi gue juga mau denger cerita kalian" kata Rani lagi
"iyaa, lo deluan nanti kita"

"Ran gue mau nanya" suara itu berasal dari Ferra dan in fact semua pada noleh

"bersuara juga lo Fer" balas Belia

"apa Fer?" tanya Rani sambil tersenyum

"ajarin gue ngomong seperlunya kayak lo Ran" kata Ferra sangat hati-hati

"YaAllah Fer gue kira apa tadi. Kalo itu menurut pribadi masing-masing dan siapa yang lagi diadapin kalo kalian yah mana bisa irit bicara ya gk?" tanya Rani dan mereka pada menganguk.

"semua udah pada porsi masing-masing Fer, gue sumpah irit banget ngomong tapi pada porsinya dan ada waktunya. Gitu loh, yakali kan kalo porsinya sama lo ngadepin Ortu lo misal porsinya sama kayak lo ngomong ke Pauri irit banget" kata Rani lalu diikuti gelak mereka

"jadi Ran?" tanya Ferra lagi

"yang menurut lo penting lo bilang, kalo gk senyum aja. Kalo lo butuh saran bilang aja sama kita, gk mungkin gk kita kasih saran Fer" balas Rani lagi membuat mereka semua tersenyum lebar

"jadi lo jangan diem mulu Fer, cerita sama kita ngobrol" kali ini Maura yang berbicara dan di setujuhin oleh Yang lain

"okeh, thanks ya kalian" jawab ferra lalu tersenyum

    19.58

    Disini mereka sekarang di lapangan depan villa, semua telah dibagi masing-masing. Kelas Rani dapat jatah di sebelah Guru dan para anak osis itu yang membuat Belia seneng bisa ngelihat Kak Reno dengan bebas.