Kyungsoo memainkan ayunan yang ia tempati dengan perlahan, sudah sangat lama sejak dirinya merasakan bagaimana bermain ayunan karena seingatnya terakhir kali saat ia memasuki kelas 1 smp ia tidak pernah lagi merasakan betapa menyenangkannya bermain ayunan ditaman.
Kyungsoo mulai memejamkan matanya berharap semua beban yang selalu menyesakkan dadanya akan sirna meskipun ia tahu itu hanya sementara. Sedangkan Chanyeol, hanya bisa menatap sang sahabat dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. Entah itu iba, sedih, marah, ataupun terluka melihat Kyungsoo yang harus berjuang menghidupi dirinya sendiri dan ayahnya yang sangat keterlaluan.
Keduanya larut dalam keheningan yang semakin mendominasi, karena waktu yang semakin malam serta para pengunjung taman yang mulai sedikit membuat suasana jauh lebih dingin.
"Chanyeol-ah..." Kyungsoo mencoba menyadarkan Chanyeol yang sedari tadi menatapnya tanpa berkata-kata.
"Ada apa Kyungsoo-ya?" Tanya Chanyeol yang sedikit terkesiap karena panggilan Kyungsoo yang menurutnya itu sangat mengagetkan.
"Aku hanya ingin menghindarkanmu dari melamun... kau tahu ? melamun itu tidak baik... bagaimana jika nanti ketika dirimu melamun sambil membuka mulutmu seperti tadi ada lalat yang masuk ke mulutmu? bukankah itu cukup memalukan Chanyeol-ah?" Jawab Kyungsoo terus terang karena ia merasa sangat lucu melihat kelakuan sahabanya yang hampir seperti anak kecil.
"Ahahaha.... baik baik ternyata kau juga memperhatikanku kan? mengakulah Kyungsoo-ya" Chanyeol menyerang balik Kyungsoo yang langsung membuat kedua pipi Kyungsoo bersemu merah.
"A-apa apaan kau... " Kyungsoo menjawab pertanyaan Chanyeol sedikit kikuk karena tidak tahu perasaan apa yang hinggap didadanya dan membuat wajahnya menjadi sangat panas.
"Sudahlah, mengaku saja Kyungsoo-ya..." Goda Chanyeol yang semakin membuat Kyungsoo salah tingkah dengan candaan yang dilontarkan Chanyeol padanya.
"Sudah cukup Chanyeol-ah... aku mau pulang saja..." Kyungsoo berkilah dengan beranjak dari duduknya dan mulai melangkahkan kakinya meninggalkan Chanyeol yang sedang terbahak melihat ekspresi Kyungsoo yang menggemaskan.
"Kyungsoo-yaaaa.... besok jangan lupa datang untuk bekerja ya... aku akan menunggumu. Jaljja... hati-hati dijalan Kyungsoo-ya...." Teriakan Chanyeol yang samar-samar masih bisa didengar oleh Kyungsoo membuat namja mungil itu tersenyum dan terkekeh geli dengan apa yang dilakukan Chanyeol padanya, membuat beberapa pengunjung taman mengernyit heran dengan kelakuan Chanyeol.
.
.
Akhirnya Kyungsoo sampai dirumahnya, rumah yang tidak terlalu besar namun memiliki kesan rapi pada setiap sudutnya. Karena kepiawaian Kyungsoo dalam menjaga dan membersihkan rumahnya setiap hari membuat rumah tanpa Ibu itu menjadi sangat bersih dan indah seakan masih ada tangan seorang ibu yang mengurusnya.
ceklekk!
Kyungsoo membuka pintu rumahnya dengan hati-hati karena ini sudah cukup malam bagi nya untuk pulang, ia tak yakin ayahnya akan tetap membiarkannya tidur tenang malam ini seperti malam malam yang lalu saat ayahnya pergi untuk minum.
"Apa itu kau Kyungsoo?" Suara berat menginterupsi Kyungsoo yang hendak melangkah kekamarnya yang berseberangan dengan ruang keluarga membuat langkah kecilnya menjadi membeku.
"A-Aku pulang A-ayah..." Kegugupan begitu terpancar dari suara Kyungsoo yang bergetar karena menahan takut yang teramat sangat.
"Bukankah sudah pernah kukatakan jika kau harus pulang dibawah jam delapan malam Kyungsoo" Suara ayahnya kembali membuat nyali Kyungsoo semakin ciut karena ini sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam dan itu artinya ia sudah telat setengah jam.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Bestfriend
Fanfictionsahabat adalah seseorang yang akan melindungi ketika semua menyakiti. sahabat adalah orang yang akan membuatmu tersenyum walaupun yang lain membuatmu menangis. Bisakah aku menganggapmu lebih dalam hidupku?