bagian 1 Aku masuk ke dalam alam bawah sadar

706 29 0
                                    

        Malam itu aku duduk di kamar sambil bermain handphone, satu getaran menyambar tubuhku membuatku merinding dan merasakan pusing, denyutan pada tengah antara kedua alisku.

"Apa-apaan ini, apa ada yang hadir" bisikku dalam hati.

Aku mencoba untuk tidak menggubrisnya, tapi tubuhku mulai merasa tidak nyaman.

"Jika kau makhluk jahat enyahlah dari hadapanku! Pergilah dan jangan ganggu aku!" Ucapku kesal.

          Aku terdiam sesaat mataku melirik ke sana kemari mencari sosok yg mungkin akan tiba-tiba hadir di​ depanku, sudah beberapa menit ternyata tidak ada apapun, aku menoleh ke belakangku, juga tidak ada apa-apa.

Selang beberapa menit saat aku sedang ingin merebahkan tubuhku aku terkejut dengan sosok yang tiba-tiba berdiri tepat di depanku.

"Si... Siapa kamu!" Ucapku.

          Jantungku berdegup kencang, aku mengamati sosok yang berdiri di depanku. Rambutnya di sanggul dengan hiasan cantik di atas sanggulnya, hiasanya berbentuk bunga-bunga yang mekar berwarna keemasan... Cantik dengan selendang di pinggangnya, memakai kemben seperti penari kraton yang sangaat anggun...

          Bibirnya tersenyum tetapi matanya berlinang air mata... Tidak satupun kata yang trucap dari bibir wanita penari itu, kami masih saling bertatapan aku mencoba memberanikan diri berinteraksi dengannya lalu aku bertanya.

"Baiklah, ada apa Nyi? Ada sesuatu yg ingin Nyai sampaikan? Kau tersenyum lantas mengapa airmatamu terus mengalir, apa yg terjadi?" Tanyaku.

         Nyai itu masih diam saja, aku mulai merasa merinding di seluruh tubuh. Semakin lama kian aneh, rasanya hatiku tiba-tiba merasa perih dan sedih, apa yang ia rasakan aku pun mulai merasakannya​ juga... Wanita penari itu tidak menjawab pertanyaanku ia tetap diam dan tersenyum, lalu ia merentangkan tangannya ke arahku seperti ingin menuntunku ke suatu tempat...

       Aku langsung bersiap duduk sila dengan membaca doa agar terlindungi saat tidak sadar nanti... Setelah itu perlahan aku gapai tangan wanita penari itu seketika seperti di seret dan angin berhembus kencang menerpa tubuhku dalam sekejap aku terjatuh di tempat yang asing perbatasan antara hutan dan pedesaan...

Aku tersimpuh kakiku terasa lemas sekali. Aku mencoba tenang sambil memandangi sekitar...

"Hah...? Di mana aku...?" Ucapku heran

Aku bingung, entah apa nama dari kejadian yang aku alami ini, lalu aku membersihkan tanah yang menempel di dengkulku.

         Mataku tertuju pada keramaian di depan sana..., pasar. Ada sebuah pasar, aku mendekat lalu bersembunyi di balik pohon. Pakaian yang mereka gunakan benar-bebar masih sangat jadul, dari kain, kemben, ikat kepala. Diam-diam aku melihat aktifitas mereka karena takut ketahuan..

           Aku lihat seorang wanita yang tidak asing berjalan menuju kedai yang berjualan bunga. Aku amati secara detail agar tidak salah, dan benar itu adalah wanita yang memakai baju penari yang menemuiku dan menuntunku ke​ tempat ini tadi..
Langsung aku berlari dan menyusulnya.

"Hei tante..., Eh mba..., maksudku nyaiii..., tunggu aku nyaiii..., nyaiii!" teriakku .

Tetapi dia tetap berjalan tanpa menoleh ke arahku.

"Nyaii..., nyai tunggu..., kamu yang tadi kan?" Tanyaku.

Wanita itu tetap diam saja, aku kesal karena merasa di abaikan, aku menarik pundaknya

"seett" tidak kena.

Aku coba lagi berdiri di​ depannya​ siapa tahu dia akan berhenti tetapi ternyata badanku malah menembusnya. Si Nyai melewatiku seperti angin.

Aku sangat bingung dan  heran, di sana tubuhku seperti mahkluk halus dan tidak bisa menyentuh orang-orang di sana, mereka tidak bisa mendengar atau melihatku.

          Aku tetap mengikuti nyai tadi... Hingga tibalah disatu rumah sederhana yang jubinnya terbuat dari kayu. Nyai itu masuk dan menaruh bunga yang dibelinya tadi, aku masih terus mengamatinya, ternyata bunga-bunga tadi untuk mandi.

          Aku menunggu di luar, pintu kamar Nyai itu terbuka, aku masuk ke dalam kamarnya, baju untuk menari telah tersedia rapi di atas ranjangnya​ dan di depan meja rias ada satu sirkam (sisir rambut) yang indah. Hanya saja baju yang tersedia itu tak sama dengan baju yang Nyai pakai waktu menemuiku tadi.

"Apa akan ada pentas? Jadi itu sebabnya nyai itu mandi bunga ,supaya badanya wangi" gumamku.

Slesai sudah si Nyai mempersiapkan diri, dari luar terdengar gedoran pintu yang sangat kasar...

"Nyimas..., Nyimas..., Cepat! yang lain sudah berkumpul!!" Ucap seorang pria sedikit berteriak.

Jadi panggilannya Nyimas, aku baru tahu. Tanpa menjawab lagi Nyimas langsung berlari menuju luar, aku tetap trus mengikutinya.

         Aku tahu setelah mengikuti Nyimas, tari  ini bukan untuk pentas tapi untuk sebuah seleksi, siapa yang menari dengan bagus maka akan menjadi penari dalam kerajaan.

         Otomatis bayaran akan semakin besar dan sudah kuduga Nyimas masuk dalam kriteria penari kerajaan. Dari sekian banyak wanita hanya 12 orang yang terpilih dan ada 1 penari yang tidak suka dengan Nyimas karena merasa Nyimas saingan yang berat. Iya lah... parasnya sungguh cantik dengan tubuh yang molek dan indah... tapi Nyimas tidak memperdulikan orang yang tidak suka padanya, yang terpenting impiannya​ untuk menjadi penari kerajaan telah terwujud..

Sang Penari Dan Putra Mahkota RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang