2.HOME

5.1K 198 4
                                    

Di dalam helokopter Kiera hanya diam saja setelah kejadian jabat tangan, helikopter terbang melintasi lautan dan pulau-pulau.

"Keren.. Woah.." ucap Farid agak teriak karena suara bising baling-baling,

"udik lo, kamseupay.!" timpal Andara.

"Ekhem.. Permisi, nama saya sersan Erlangga Pratama" Erlangga menyodorkan tangannya kepada Kiera

"oh iya iya, perkenalkan nama saya Kiera Ananda Husein"

"oh jadi nona anak dari jendral Prayoga, mohon maaf atas kelancangan saya berkenalan dengan nona."

"oh iya ga apa-apa sersan, santai saja jika dengan saya" jawab Kiera. Setelah beberapa jam akhirnnya helikopter mendarat di markas besar TNI AU.

"istimewa nih kita liputan bareng si kiera." ucap Farid

"yaiyalah anak bapak jendral" timpal Andara,

"apaan si lo pada, gua juga gak minta ayah jemput gua tau." sewot Kiera sambil menyeret tas besarnya

"hhehehe maaf ra abisnya kalo liputan sama lo serba gampang gitu" ucap Farid .

Aryo melihat Kiera kesulitan mambawa tasnya yang cukup basar, namun Aryo berusaha acuh, dia memilih berjalan ke tengah lapangan untuk melepas semua relawan dan reporter yang baru kembali dari palestina.

" siap... Grak!" ucap sersan Erlangga saat Aryo tiba di depan pasukannya

"perhatian.!".. Semua orang langsung diam ketika ada instruksi tapi tidak dengan Kiera, dia malah sibuk menggeret tas besarnya, Aryo menghampiri Kiera

" anda dengar saya bicara nona" ucap Aryo seperti manahan marah

"ih apaan sih lo..! liat ga gua lagi kesusahan geret ni tas" pasalnya Aryo berhenti tepat di depan Kiera

"bisa jaga bicara anda. Anda adalah anak orang yang berpengaruh di kalangan militer" ucap aryo sambil menatap Kiera tajam, Kiera menghela napas karena memang benar yang di ucapkan Aryo, ayah Kiera bisa malu jika tau Kiera berprilaku kasar

"iya maaf. Abisnya kesel ini tas berat banget bawanya... Shit" Kiera mengumpat pelan karena tasnya menindih kakinya

"sudah saya bilang jaga bicara anda" Aryo mengingatkan lagi

"kaki gu.. Eh saya sakit!" Aryo melihat ke arah kaki Kiera, tas kiera masih menindih kakinya, tanpa banyak bicara Aryo mambawa tas kiera ke tengah lapangan dan Aryo mulai bicara tanpa melepas tas Kiera.

"Ya ampun tas gue." desah Kiera
"Weh weh tas lo di bawain captain ganteng ya." goda Farid
"Diem lo" ketus Kiera.

"Saya selaku penanggung jawab perjalanan anda semua meminta maaf karena mungkin perjalanan dengan helikopter tidak senyaman perjalanan dengan pesawat, dan saya ucapkan terima kasih telah percaya kepada kami semua. Hormat..!" semua anggota hormat kepada para relawan dan reporter yang berkumpul di lapangan, semua orang di lapangan bubar untuk kembali ke rumah masing- masing. Kiera mengejar Aryo

"aduh.... captain tunggu dulu. Berhenti...!" teriak Kiera. Aryo berhenti dan otomatis Kiera menabrak punggung Aryo "aw" ringis Kiera sambil mengusap dahinya

"kalo berhenti jangan mendadak dong.!" seru Kiera

"tadi anda suruh saya berhenti. Saya berhenti anda marah." tukas Aryo sambil berbalik menatap Kiera, Kiera masih setia mengusap dahinya "sakit ya.?" tanya Aryo

"iya lah sakit, itu punggung apa tiang beton si keras amat"

"maaf" ucap Aryo seraya mengelus dahi Kiera

Love My CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang