BAB 2

15.3K 1.1K 100
                                    

Naruto menghabiskan akhir pekannya untuk belajar di perpustakaan dan membentuk tubuhnya di gym. Pemuda pirang itu terlihat lebih rajin dari sebelumnya. Semua orang yang mengenalnya semakin kagum walau tetap ada sebagian dari mereka yang merasakan aneh pada perubahan pemuda itu yang terlalu kontras. Lebih lagi pada sifatnya.

Naruto yang sekarang tidak lagi memasang senyum ramah seperti dulu. Pemuda itu bahkan tidak segan-segan mengintimidasi siapa saja yang membuat dirinya tersinggung.

Alasan sebenarnya Naruto melakukan itu karena dirinya merasa kecewa karena ternyata tidak ada orang yang benar-benar baik di dunia ini. Alasan Naruto terlalu rumit untuk dijelaskan. Lagi pula Naruto terlihat lebih nyaman seperti ini. Sifatnya yang baru membuat para gadis segan dan akan menjauhinya. Itulah keinginan terbesar Naruto. Bukankah dengan begini penantiannya untuk Hinata akan menjadi lebih mudah?.

"Huk.." tiba-tiba leher Naruto terasa sakit dan dia susah bernafas. Wajahnya terlihat memerah. Dia kekurangan udara. Naruto kesakitan.

"Mati kau dobe! Aku akan memusnahkanmu! Beraninya kau mengirim surat berisi lamaranmu pada ayahku?!"

Cekikan Sasuke tidak main-main. Lelaki itu terlihat sangat marah dan berusaha mencelakai Naruto. Naruto tidak bisa bernafas. Pemuda itu mencoba melepaskan cekikan Sasuke namun tidak berhasil. Dengan sangat terpaksa akhirnya Naruto memilih jalan terakhir. "Akhh.." dan berhasil, Naruto terlepas.

Sasuke mengerang dan berguling-guling dilantai. Naruto yang terbebas langsung terbatuk-batuk dan mencoba meraup udara sebanyak mungkin. Paru-parunya terasa mengkerut. "Haaah..kauhh sudahh aahh gilaahhh?!!" katanya sambil memegangi leher. Bahkan Naruto yakin disana terdapat tanda merah. Bekas cekikan maut si bungsu Uchiha.

Naruto memandang Sasuke dengan berurai air mata "sihhaallh ini sakit hhh.." sambil mengusap lehernya pemuda itu melihat Sasuke yang terus meringkuk di lantai sambil memegangi selakangannya. Naruto mulai mengejek Sasuke. "Apa dia serapuh itu? Aku kan hanya meremasnya sedikit. Kau terlalu berlebihan!" cibir Naruto saat Sasuke belum juga terlihat lebih baik. Bahkan pemuda itu terlihat sangat kesakitan. Oke! Naruto mulai khawatir.

"Hoy teme! Jangan bercanda! Apa sesakit itu?!"

Naruto bertanya sambil menyentuh tubuh Sasuke yang meringkuk dengan telunjuknya. Tidak mendapat respon Naruto memutuskan untuk lebih dekat dan "Akhhh" dia langsung meringkuk disamping Sasuke.

"Kau gila!" Teriak Naruto murka.

Sasuke mencoba duduk walau disana masih terasa nyut-nyutan. "Jangan berlebihan! Aku hanya meremasnya saja!" Sasuke membalik kata-kata yang sebelumnya Naruto ucapkan padanya. "Ah! jangan bilang dia sangat rapuh? " tambah Sasuke penuh ejekan.

Naruto yang tidak terimamencubit puting Sasuke, membuat Pemuda berambut raven itu berteriak kaget. Merasa malu dan juga marah Sasuke membalas perbuatan Naruto dengan hal yang sama. Mereka sekarang saling mencubit puting, meremas bokong, dan meremas barang keramat mereka.

Mereka terus bertengkar tanpa tahu bahkan sekedar untuk sadar dimana mereka sekarang berada. Seorang pria berbadan kekar disana menegur namun yang Pria itu dapatkan malah remasan kuat pada selakangannya. "Sialan kalian berdua!" Teriak lelaki itu murka juga kesakitan disaat yang sama.

***

Naruto dan Sasuke berjalan beriringan. Mereka diusir dari Gym karena membuat rusuh bahkan melukai salah seorang instruktur disana. Memalukan.

Sepanjang jalan mereka berdua menjadi pusat perhatian. Tentu saja begitu. Dua orang pemuda Tampan sedang berjalan. Siapa yang akan melewatkan pemandangan imdah seperti itu. Mereka memang tampan.

IOIB ANOTHER SEASONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang