BAB 1

29.9K 1.4K 320
                                    

Naruto terbangun dalam keadaan berkeringat. Begitu basah dan juga sedikit bau. "Hah?! Aku masih hidup?" Naruto melihat kedua tangannya dengan perasaan kaget luar biasa. Dia meraba seluruh tubuh dan kemudian berlari ke depan cermin.

"Kenapa aku menjadi muda? Ada apa ini?"

Naruto meraba wajahnya dan berteriak dengan kencang. Membuat suaranya menggelegar di seluruh penjuru Mansion.

"Apa yang terjadi?"

Naruto kebingungan. Seingatnya dia sudah mati.

Naruto mencoba mengingat apa yang dia lakukan terakhir kali. Naruto menggaruk pipi bergarisnya dengan pelan.

Rasanya tadi dia baru saja menjemput Roh Hinata dirumahnya. Lalu mereka berjalan sambil bercanda menuju akhirat. Kemudian saat akan mencapai pintu bertuliskan Surga in here dia terpeleset sesuatu lalu jatuh terjengkang dan semua menjadi gelap.

Lalu saat dia sadar kenapa dia ada disini. Dan kenapa dia terlihat seperti remaja belasan tahun yang masih bau kencur. Lihat saja badannya yang kurus kerempeng ini. Kemana badannya yang tegap dan sangat atletis itu. Tatanan rambutnya juga Norak sekali walau wajahnya tetap tampan.

"Naruto?! Kau sudah Bangun?"

Suara teriakan ini sangat Naruto kenal "Mommy?" Suara sang ibu Uzumaki Khusina. 'Tidak mungkin'  batin Naruto. Dengan segera dia berlari leluar kamar dan menuruni anak tangga.  Baru setengah anak tangga yang dia pijak langkahnya langsung berhenti. "Kalian masih hidup?" Tanya Naruto tidak percaya.

Kushina dan Minato yang sedang sarapan langsung terbatuk-batuk mendengarnya. Mereka berdua memandang Naruto dengan berurai air mata. Bukan karena sedih. Airmata itu leluar karena merasakan sakitnya tersedak.

"Dengar nak! Kami memang bersalah karena sempat meninggalkanmu di jepang sendiri. Tapi apakah pantas kau menyumpahi kami untuk segera mati" Minato bersuara, mendahului sang istri yang terlihat akan meledakkan anaknya.

"Umurku berapa?" Tanya Naruto tidak nyambung. Dan sekarang membuat kedua orang tuanya merasa kebingungan.

"Enam belas tahun?" Kata Minato sambil melirik sang istri untuk meminta pembenaran. Pria baya itu memang lupa kapan Naruto lahir. Namun jika di tanya kapan Naruto dibuat, minato akan menjawab dengan sangat mendetail. Tidak percaya?Cobalah!.

"Kau kenapa? Apa kau sakit? Hari ini kan kau berangkat sekolah. Cepatlah! Nanti kau bisa terlambat"

Khusina terlihat khawatir. Apa ini semua gara-gara Naruto terlalu banyak ditinggal sendiri jadi tidak bisa membedakan mana gula dan mana micin?. Kushina meneliti seluruh tubuh sang Putra "Kerempeng" gumamnya sangat pelan.

Naruto mendengar jelas perintah sang ibu tapi tidak dengan gumaman wanita itu. Pemuda itu berjalan cepat menaiki tangga dan masuk kembali kedalam kamar pribadinya. Melangkah dan kembali berdiri di depan cermin. Tangan kanan miliknya meraba wajahnya pelan.

"Jika aku kembali berusia enam belas tahun sekarang, itu berarti aku kelas satu SMA dan mengejar Haruno Sakura?" katanya tidak percaya.

Didalam cermin terlihat Naruto yang sedang menggelengkan kepala. "Hah! mana sudi aku mengejarnya! Dia membunuhku! Lalu Hime dimana ya?" Naruto terus berbicara sendiri sampai sang ibu kembali menegurnya karena tidak kunjung bersiap-siap.

.

.

Disekolah Naruto menjadi pusat perhatian. Dia memang selalu menjadi pusat perhatian karena siapa yang mau dan bisa menolak ketampanan dan juga limpahan harta yang Pemuda itu miliki. Namun perhatian yang Naruto terima sekarang sedikit berbeda, hanya sedikit. Itu semua terjadi karena sifat pemuda itu yang berubah seratus delapan puluh derajat dalam sehari. Teman-teman Naruto penasaran.

IOIB ANOTHER SEASONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang