Sunyi, Sepi ,Lara. Itulah yang dialami Rasya semenjak ditinggal pergi Ayah dan Ibu tercinta untuk selamanya.
Ya, mereka sudah meninggal setahun yang lalu karena kecelakaan saat bepergian ke luar kota.
Rasya sangat syok ketika perawat RSUD Prima memberi kabar bahwa kedua orangtuanya berada di rumah sakit. Yang lebih membuat gadis kecil itu terpukul adalah saat perawat itu bilang Ayah dan Ibunya sudah tiada.
Walau pun sekuat hati ia berusaha untuk melupakan kejadian itu, tetap saja peristiwa mengenaskan yang menimpa kedua orangtuanya masih membekas di hati.
Rasya trauma. Ia berharap ada seorang teman yang bisa menghibur hari-harinya. Dan sampai saat ini ia belum mendapatkan sahabat yang diimpikan itu.
“Tok..tok..tok. Non, ada surat untuk Non !” Bi Ayse mengetuk pintu sambil memanggil Rasya yang sedang terbaring di kamar.
“Ada apa sih, Bi?” sahut Rasya dari dalam kamar.
“Ini, ada surat untuk Non,” jawab Bi Ayse
“Oh, ya..selipin di bawah pintu saja suratnya Bi,” ujar Rasya.
“Baik Non,” sahut Bi Ayse kembali.
Tak lama berselang Rasya bangun dari tidurnya, dan membuka pintu kamar untuk mengambil surat yang diberikan Bi Ayse tadi. Betapa terkejutnya saat ia membaca surat itu. Ternyata surat itu dikirim oleh seseorang yang tidak dikenalnya. Lebih mengejutkan lagi, orang itu bilang kalau dia ingin menjadi sahabat penanya.
Hatinya sangat senang saat membaca surat yang dikirim oleh seseorang yang ternyata bernama Vira. Sahabat barunya itu tinggal di Sukadana.
Dari sinilah mereka akhirnya sering mengirim curhat lewat surat. Jalinan persahabatan mereka pun semakin akrab dan harmonis.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Friend Vira ( in lonely )
Short StorySunyi. Sepi. Lara. Itulah yang dialami Rasya semenjak ditinggal pergi Ayah dan Ibu tercinta untuk selamanya. ➡️➡️➡️➡️