Serpihan 1

169 37 51
                                    

"Kutorehkan setiap kata yang ku punya untuk ceritamu, merangkai kembali potongan ingatan yang telah lama terlupakan, klise memang, tapi tak jarang itu mengesankan."

Juli 2017,

Hari pertama sekolah setelah 2 minggu cuti,entah halu atau bagaimana akupun tak tahu tapi ini masih pukul 5.30 dan aku sudah sampai di sekolah dengan selamat. Aku berjalan menyusuri setiap koridor yang cukup sepi. Bukan cukup tapi sangat sepi !.

Aku yakin belum ada yang datang, susana di tempat ini semakin horor di tambah kelembaban yang tak kumengerti tapi logikaku berkata bahwa fajarpun tak mau terbit sepagi ini. Jadi wajar bila di sini agak lembab. Ku percepat langkahku karena tak tahan lagi dengan adrenalin yang sangat minim ini.

Aku merutuki jarak kelasku yang berada di ujung sana.

"Tenang sebentar lagi sampai." Hanya sekedar berusaha menguatkan.

Tapi tak peduli aku benar - benar takut ku percepat lagi langkahku dengan napas tersenggal-senggal.

Tapi naas.... Bruuukkk... Aku tersandung kakiku sendiri, dan tubuhku sukses mendarat di lantai koridor dengan posisi tengkurap. 

"Awww" ringgisku.
"Untung gak ada orang". Legaku dalam hati.

Lemas tak sanggup untuk berdiri itulah keadaanku saat ini. Ku tolehkan kepalaku ke kanan dan kiri. Yes.. benar tak ada siapapun di sini. Tapi begitu ku lihat ke depan dan bukan main terkejutnya ketika ada sepasang sepatu lengkap dengan kaki berada di depanku.

Dengan segenap tenaga yang ku miliki ku naikan wajahku ke atas secara perlahan. (*kok lebay anjay wkw)

"Sial !!! ada orang ternyata mana cowok ganteng lagi kayaknya". Bisikku sambil kembali menunduk menutupi tompel merah yang kini terpampang jelas di pipiku.

Ku tepuk jidat lebarku mengingat posisiku yang masih tengkurap dan dengan peluh yang bercucuran aku mulai bangkit. Ku betulkan rokku yang ringsek dan sedikit merapikan rambutku yang berantakan menempel dengan keringat menutupi separuh wajahku.

Aku tertunduk benar-benar tertunduk tak sanggup harus melihat sosok malaikat yang ada di depanku. Tapi tunggu dari tadi aku tak melihatnya bergerak ataupun bicara, jika dia normal dia pasti menolongku.

Namun sepersekian detik kemudian dia melangkahkan kakinya membawa hawa dingin yang membuatku menggigil.

Tepat di telingaku dia membisikan sesuat yang begitu pelan namun penuh penekanan pada setiap katanya.

"Hati - hati ! kau berjalan seperti bayi !?". Lalu terdengar senyum sinis yang membuat bulu kudukku berdiri.

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

....****....

TBC yaa..

Gimana nih... Masih belum ke intinya kok tenang yaa.. Jangan heran ini alurnya majuu mundur gitu tapi nanti tahu deh siapa yang bikin si "aku" menggalau hehe.. Di sini belum ada namanya next ada kok..

Yang minat angkat suaranya yaaa... 💕

28 Tahun Tak TerulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang