"Ajari aku mengenal rasa dengan lautan aksaramu yang berharga membagi sedikit letupan kecil ke dalam dadaku Membuatku sadar bahwa dunia tak sekedar logika namun terpaut hati yang berwarna"
Aku terlalu menikmati permainannya sehingga tak menyadari bahwa semua mata menatapku dengan tatapan membunuh yang mengerikan terkecuali Jessy.
"Apa ?? Jadi yang kamu bilang mahluk kutub itu cowok tadi ?". Tanya Jessy sambil terus menyesuaikan langkahnya denganku.
"Iya !! Emang dia siapa sih ? Heran deh kamu juga ampe syok gitu". Ucapku sambil menyedot jus mangga yang tadi sempat ku beli dari kantin.
"Udah satu tahun sekolah di sini dan nggak tahu siapa dia ?".
Jessy hampir mengeluarkan dua bola matanya -oke itu berlebihan-."Berarti nggak terkenal tu orang. Ralat bukan satu tahun tapi satu tahun setengah hari Jess !!" Malah ku perlengkap kesalahanku.
"Bukan dianya yang kurang terkenal tapi kamu yang kudet !! Ardika Zevano William Dia itu anak kepala sekolah ini Trisya !!"
Jelas Jessy sukses membuat iris terangku membulat seperti kucing yang kekenyangan 😯.Buuuur...
Upss...
Selalu mahluk ini pasti datang di saat yang benar - benar tidak tepat. Jus mangga yang ku emut dari tadi mendesak keluar kala orang yang dari tadi ku perbincangkan datang dengan tiba - tiba.
"Maaf, aku nggak sengaja". Ucapku sekaligus ku tundukan wajahku merasa bersalah pada takdir yang membuatku begini.
" Sya aku ke toilet dulu ya mules". Si bedebah itu malah kabur.
"Gampang banget bilang maaf ciih !!". Dia maju dan membuatku lagi - lagi harus melihatnya.
"Ya udah terus apa yang harus aku lakuin ?".
"Temui aku pulang sekolah nanti". Ucapnya lagi
"Di mana ?". Wajarkan aku bertanya ?
"Di atap !". Dia berkata sambil pergi dengan muka yang masih belepotan sama jus mangga emuttanku.
Tuhan ada - ada aja sii ahh...
* * * * * * * * ~* * * * * * * *
Sepertinya wajahmu membuatku merasa sayang kenapa tuhan memberikannya padamu kenapa bukan pada orang yang lebih baik.
Pulang sekolah di tinggal sendiri kadang aku suka kesel sama si Jejes yang nyebelin kalo temen ada masalah bukannya di temenin malah di hindarin dasar bedebah kurang ajar. Awas aja kalo nanti ketemu !! Nggak akan aku gimana - gimanain sih.
"Udah !! Mau sampai kapan kamu ngurung di kelas yang bener - bener udah sunyi gini". Satu jam bukan waktu yang cukup lamakan ?. Tinggal hadepin aja tu si.... Ah lupa namanya will will apaa sih ah bcd". Ayooo Trisya cepeet !! Jangan terus - terusan berdebat sama hatimu sendiri.
Baiklaah!! Aku Trisya Admira akan menghadapi si devil malaikat yang nyebelin itu.
Langkahku mulai pasti ketika aku keluar dari kelas yang suram itu.
"Syaa !!"
Sebuah suara sukses membuatku mematung di tengah kegundahan hati ini.. *Aghhh lebay..
Aku membalikan tubuhku ke sumber suara itu dan kilas - kilas tubuh tegap itu mulai menghampiriku.
"Belum pulang ? Ini udah sore loh kemana pengikut setiamu ? Biasanya selalu ngikutin kamu kemana - mana". Belum lengkap langkah kaki itu berhenti serbu tanyanya sudah menghampiriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
28 Tahun Tak Terulang
Fiksi RemajaAwalnya aku tak akan jatuh cinta namun apa dayaku semua bukan kehendakku. Aku menghianati semuanya dan orang yang tulus mencintaiku meski aku tak pernah sedikitpun menyimpan perasaan padanya. Harusnya ku tahu dari awal bahwa tak ada hal yang baik...