T H R E E

36 3 0
                                    

Mobil jezz milik Arfha terpakir rapi di pekarangan rumah Sherra. Sang pemilik mobil itu keluar dari sana dengan cool-nya.

Dengan segera Arfha menuju pintu utama. Diketuknya pintu tersebut. Dan keluarlah seorang wanita berpenampilan keibuan dengan senyumannya.

"Nyariin Sherra ya?" tanya wanita itu yang bernama Katherine. Mama dari seorang Sherra yang sangat ramah dan baik hati."Sherra kayanya belom bangun, kamu masuk dulu aja, ayo".

Arfha hanya menuruti ucapan Katherine yang membawanya ke ruang tamu. Katherine menyuruh Arfha untuk duduk terlebih dahulu.

"Tante, keatas dulu buat liat Sherra. Kamu kalo mau minum minta ke Bi Irah, dia ada di dapur"

"Iya tante, makasih"

Kenapa gue jadi canggung gini ya ketemu tante Katherine. Batin Arfha sambil menatap Katherine menuju tangga.

***

Seorang gadis tergeletak lemah di ranjang tidurnya. Dengan sangat pulas gadis itu tak sadar bahwa tidurnya mengeluarkan iler, menjijikan. Dalam tidurnya ia masih dalam bunga tidurnya yang indah. Menggambarkan sosok pria yang paling dikaguminya tengah mencium keningnya di sebuah taman.

Sherra, gadis yang sangat suka berkhayal sampai-sampai harus mendapatkan bunga tidur yang berisi harapan kosong saja.

Namun, tak lama mimpi itu hilang begitu saja dan menyadarkan ke dunia nyata yang sebenarnya. Terlihat samar di mata sayup Sherra, seorang wanita yang tengah membangunkannya.

"Mama?" panggil Sherra masih setengah sadar. "Ngapain bangunin Sherra, ini kan hari libur,".

Sherra dengan wajah kesalnya mengucek matanya yang dipenuhi kotoran mata alias belek.

"Di bawah ada Arfha, turun gih kasihan dia lama nunggu" ucap Katherine sambil mengusap pelan rambut Sherra.

"Mama kenapa gak suruh Arfha untuk pulang aja? Aku lagi males bergerak, aku mau tidur," raut wajah Sherra sangat terlihat kesal. Tak ada rasa kasihan sama sekali terhadap Arfha yang sudah berpakaian sangat rapi hanya untuk menjemput Sherra jalan ke luar.

"Mama nggak bisa nyuruh dia pulang, dia anak dari sahabat mama yang sangat baik sama keluarga kita," jelas Katherine dengan sabar menghadapi anaknya.

"Oke iya iya, aku bakalan ke bawah," Sherra dengan cepat jalan menuju tangga dan menemukan Arfha yang tengah menatap kosong meja sofa. Namun, tak lama Arfha sadar bahwa ada gadis yang tengah menatapnya.

Sherra dengan santainya jalan menuju sofa yang diduduki Arfha. Sherra masih diam tak menyapa sama sekali. Arfha yang melihat tingkah Sherra itu sadar bahwa dirinya telah mengganggu tidur Sherra. Dengan canggung Arfha mengusap puncak kepala Sherra namun Sherra menepisnya kasar dengan tatapan ke depan, tak mau menoleh ke samping kiri sama sekali.

Arfha memaklumi Sherra yang tengah marah itu kepadanya. Akhirnya mereka terdiam dan tak mau berbicara cukup lama. Sampai Sherra lelah dan akhirnya dengan wajah tak bersalahnya itu ia kembali jalan menuju tangga untuk melanjutkan tidurnya.

"Sher, lo mau kemana?" cegah Arfha yang melihat Sherra hendak menaiki tangga.

"Tidur, gue cape. Lo dateng cuma buang-buang waktu dan lo malah diemin gue," ketus Sherra lalu melanjutkan jalannya. Namun, dengan cepat Arfha berlari untuk mencegah Sherra naik ke atas.

"Gue mau ngajak lo ke suatu tempat, sesuai permintaan lo kemarin," ucap Arfha dengan senyumnya.

"Itu kemarin, kan?" sinis Sherra. "Gue mau tidur dan sekarang lo pulang nggak usah jemput gue buat jalan,".

My D E A RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang