F O U R

29 3 0
                                    

Karena, tidurnya terganggu akhirnya Sherra memutuskan untuk tidak tidur kembali. Ia mengambil ponselnya yang tergeletak di meja belajarnya.

Sherra pertama kali membuka aplikasi Line-nya. Jarinya bergerak lincah di atas layar ponselnya. Ia membuka Grub PPC. Grub berisikan tiga orang yang memperjuangkan cinta mereka. Ratusan chat kemarin masuk ke dalam ponsel Sherra. Sherra dengan malas membaca isi chat itu.

Oceanna: P

Oceanna: P

Nindi: Ada apaan?

Nindi: Besok jalan yok gue males dirumah nggak ada yang istimewa

Oceanna: Gue juga males, besok di rumah gue ada sodara gue :'(

Oceanna: Si Sherra mana sih, biasanya kalo lagi kek gini pasti dia nongol, ngajak makan ke resto yang enak

Bibir Sherra terangkat sedikit membaca chat dari Oceanna.

Nindi: Entah-_

Oceanna: Nin, lo besok pengin jalan?

Nindi: Y

Oceanna: Irit kuota banget lo ya ...

Nindi: KUOTA GUE BANYAK

Oceanna: Biasa ngomongnya, neng

Nindi: Btw gue ngetik lho, Na

Oceanna: eh? Sorry ralat

Nindi: emang kebiasaan lo ralat melele

Nindi: Weh, lo mau nggak jalan besok. Gue bt nehh

Oceanna: Kemana? Gue nggak tau tempat yang asik

Nindi: Club

Nindi: Kita mabok²an disana :)

Oceanna: OGAH-_

Sherra memutuskan untuk tidak melanjutkan membaca isi chat itu melainkan membalas pesan dari Grub tersebut untuk jalan. Karena, Sherra sudah menemukan tempat mana yang cocok untuk hiburan.

Setelah membalas chat itu, Sherra beranjak dari ranjangnya. Mengacak-acak lemari pakaiannya untuk mencari pakaian yang cocok untuk pergi bermain. Pilihannya pun baju berwarna peach dengan jins warna telur asin.

Ting

Dibukanya grub PPC itu dan Ocenna membalas dan menyetujuinya.

Sherra dengan cepat menuju kamar mandi sambil bersenandung ria.

***

Setelah 15 menit berlalu, Sherra dengan indahnya mengenakan pakaian peach dan jins telur asinnya. Dengan make up tipis yang memoles wajahnya. Semuanya terlihat natural.

"Mah aku mau pergi jalan dulu ya," pamit Sherra.

"Sama Arfha ya, hati-hati Sherra!" sahut mamanya sambil mengusap pelan puncak rambut Sherra. Namun, Sherra hanya tersenyum seperti menyembunyikan sesuatu.

Sherra dengan segera turun dari tangga dan menuju pintu gerbang depan untuk menuggu taksi lewat. Tak lama menunggu akhirnya taksi lewat dihadapan Sherra. Dengan segera Sherra masuk kedalamnya.

Di dalam taksi tersebut, Sherra selalu memikirkan Arfha. Perasaan bersalah mulai muncul dari dalam dirinya. Padahal kemarin Sherra sangat membutuhkan Arfha untuk menemaninya di rumah karena Sherra tak berani di rumah sendirian.

My D E A RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang