Akhir pekan di minggu kedua bulan Desember Nina memutuskan untuk berbelanja kebutuhan di kontrakan barunya bersama Ratri.
"Waah...Lagi banyak barang yang promo besar-besaran akhir tahun Na..."
"Miss shopping bahagia banget deh kalo lihat diskon..."
"Kamu aja beli barang sebanyak itu. Inget,kamu kan belum beli ponsel baru."
Ratri membalas ejekan Nina sambil melirik bawaan Nina yang begitu banyak, Nina hanya tertawa kecil. Ia memang berencana membeli ponsel karena ponselnya hilang saat perjalanan ke Jakarta."Tenang saja, aku bisa mengatur keuanganku." Nina tersenyum dengan percaya diri.
Ratri menjauh dari tempat Nina berdiri untuk mencari beberapa kebutuhan lainnya.
"Aku ke sana dulu ya Na..."
Nina hanya mengangguk. Bawaannya sudah cukup banyak hingga ia memutuskan untuk segera mengantri di kasir saja.
"Semuanya enam ratus tiga puluh ribu rupiah,kak."
Nina panik mencari cari dompetnya di tas tetapi tidak ditemukan.
"Sebentar ya kak..."
Nina memutar pandangannya ke seluruh area perbelanjaan itu berharap Ratri segera muncul untuk membantunya, tetapi Ratri tidak terlihat disekitarnya. Kembali Nina sibuk menggeledah tasnya karena antrian masih penuh dibelakangnya."Ini milikmu?"
Seseorang menyodorkan dompet berwarna biru muda di hadapannya.
Sejenak Nina memperhatikan lelaki yang sedang berdiri di hadapannya. Penampilannya terlihat santai dengan sweater putih dan celana panjang berwarna coklat. Hidungnya mancung, rambutnya terlihat lebih cokelat dan agak acak acakan dengan bola mata kecoklatan, bentuk matanya yang upturned membuat tatapannya terlihat tajam dan dingin."Ada foto mirip wajahmu didalamnya."
Nina meraih dompet itu dan mengecek isinya ternyata masih lengkap. Lelaki itu memasukkan tangannya ke saku sambil memperhatikan kepanikan yang masih tersisa wajah Nina.
"Aku hanya melihat foto dan identitasmu, ada yang hilang?"
"Tidak, Terima kasih... " Ucap Nina pada Lelaki itu sambil menunduk dan kemudian berpaling ke arah kasir.
Segera Nina membayar belanjanya kemudian menunggu Ratri di dekat kasir.
Dia tidak menyadari, dari kejauhan seseorang sedang memandanginya.***
KAMU SEDANG MEMBACA
A Blue Handkerchief
RomanceKarenina, gadis piatu berusia 25 tahun adalah perawat di sebuah rumah sakit di Jakarta. Ibunya meninggal karena sakit sejak usianya 7 tahun. Diasuh oleh neneknya, Karenina menjadi gadis yang ceria,penuh semangat dan mandiri. Kisah cintanya dimulai k...