#2 Agreement

56 10 0
                                    

••♥••

"Tidak!"

Aku mendorongnya dan berlari ke arah pintu dan mencoba untuk membukanya akan tetapi pintu ini terkunci.

"Kau tidak dapat kabur dariku. Kau terperangkap sekarang." Dia berbisik di telingaku yang membuat aku melompat kaget dan mendorongnya lagi. Tapi dia menahan tanganku dan mendorongku, sampai aku bersandar di pintu dan meletakkan tangannya di bahuku. Dia tersenyun evil, mata merahnya dan taring yang sangat tajam keluar dari mulutnya. Itu membuatku semakin takut padanya dan gemetar. Dia bukan Reynard!

"Aku mohon, biarkan aku pergi. Aku janji tidak akan memberitahu 'kan soal ini kepada siapapun." Aku memohon padanya dengan suara yang gemetar, tidak lama kemudian air mataku jatuh. Dia menatap tajam ke dalam mataku dengan smirk.

"Aku akan membiarkanmu pergi." Ucapnya dan menurunkan tangannya dari bahuku. Tidak lama kemudian warna matanya kembali normal dengan warna hitam pekat. Thanks God!. "Tapi kau harus melakukan sesuatu untukku."

"Apa itu?"

"Kau harus menjadi budakku."

"Apa!?" Itu membuatku terkejut dengan apa yang diucapkannya.

"Kau tidak akan menolakku 'kan? Kau harus menuruti semua perintahku karena ini perintahku. Jika kau tidak mau, kau tahu 'kan apa yang akan terjadi padamu?" Ucapnya dan dia semakin dekat denganku.

"Ok. Aku tidak akan mengingkarinya. Aku akan melakukan semuanya untukmu." Ucapku yang membuat dia tertawa dan mengelus kepalaku.

"Bagus. Dan aku ingatkan siapa kau dan siapa aku. Kau harus membiarkan aku meminum darahmu setiap hari."

"Apa!?" Mataku terbelalak ketika aku mendengar itu.

"Jangan khawatir, hanya sedikit. Aku tidak akan membuatmu mati." Terangnya dan seketika dia memiringkan wajahnya dan semakin dekat. Kenapa aku harus mendengarkannya? Aku harus lari! Tapi... Saat aku lari darinya, aku akan dibunuh olehnya kapan saja. Semua sama saja.

Aku menutup mataku dan gemetar ketakutan. Aku merasakan napas hangatnya yang membuat leherku merasakan geli. Kemudian aku merasakan taringnya yang tajam dengan perlahan menyentuh leherku yang mana membuatku terpekik dan merasa nyeri di leherku, badanku sangat lemah dan sepertinya sebentar lagi aku akan terjatuh tapi dia menahanku. Tak lama pandanganku mulai mengabur dan kepalaku sedikit pusing.

"Istirahatlah." Ucapnya dengan menatapku, kemudian dia membaringkan tubuhku di sofa dan pergi sebelum semuanya gelap.

••♥••

Dengan perlahan aku membuka mataku dan aku sudah berada di atas tempat tidurku. Aku bangun dan melihat ke sekeliling mencoba untuk fokus dan menarik napas panjang. Aku menyentuh leherku dan menemukan bekas luka disana. Ini bukan mimpi. Tapi, bagaimana bisa aku ada di rumah?

*Click*

Seseorang membuka pintu yang mana membuatku menoleh dan ternyata yang membuka pintu adalah ibuku.

"Oh! Kau sudah sadar!" Ucapnya kemudian berjalan mendekatiku dan duduk disampingku.

"Mom...."

"Mom, menelponmu beberapa kali tapi kau tidak menjawabnya. Beruntung kau memiliki seorang teman yang bernama Reynard yang menjawab dan memberi tahu ku bahwa kau pingsan dan dia mengantarmu pulang. Mom sangat berterima kasih padanya karena dia menyelamatkanmu." Ucap ibuku dan menghela napas panjang. Reynard membawaku pulang? "Bagaimanapun juga, kau harus minum ini." Ucapnya dan memberikanku segelas susu.

"Thank you." Ucapku dan mangambil gelas itu darinya, meminum dengan perlahan dan aku tahu ini adalah susu coklat panas favoritku.

"Apa itu? Kenapa lehermu terluka?" Tanyanya dengan menunjuk leherku yang membuatku cepat-cepat menutupnya.

"Ehm... Di gigit nyamuk." Ucapku berbohong yang membuatnya menghela napas dan menggelengkan kepalanya.

"Bagamana bisa Mom membiarkanmu sendiri disini kalau kau seperti ini?"

"Tinggal disini? Apa maksud, Mom?"

"Mom, akan pergi ke kampung halaman Mom selama dua minggu ada yang harus Mom lakukan disana. Kau harus tetap disini sampai Mom kembali, Ok?"

"Kenapa? Aku tidak mau sendiri disini."

"Kalau kau ikut dengan Mom bagaimana dengan sekolahmu? Kau tidak boleh absen. Kau harus disini berasama temanmu atau ke rumah pacarmu atau terserah." Ucapnya sambil mengendikkan bahu dan memutar matanya.

"Apa maksud Mom tentang pacar? Aku tidak punya."

"Ya, seperti yang kau katakan. Sebenarnya Mom mau membawamu bersama Mom tapi semenjak absenmu banyak jadi Mom tidak punya pilihan. Mom tidak mau kau ketinggalan mata pelajaran. Dan kau jangan membut Mom khwatir." Ucapnya kemudian berdiri dan mengelus kepalaku. "Mom akan mengemas barang. Jaga dirimu. Good night, Annora."

"Malam, Mom." Ucapku dan melihatnya keluar dan menutup pintu. Aku menghela napas berat dan meminum susuku sampai habis.

"Wanna let me stay here?" Aku melompat dan menoleh ketika aku mendengar bisikan seseorang.

"Reynard!" Aku meneriakinya akan tetapi dia dengan cepat menutup mulutku dan otomatis aku terdiam.

"Jangan berisik, ibumu akan mendengarnya. Bodoh!" Dia mengataiku dan manjuhkan tangannya.

"Maaf. Tapi mengapa kau ada disini?" Aku bertanya padanya.

"Aku dari tadi menunggu disana." Ucapnya dan menunjuk ke arah jendela.

"Jendela?"

"Jangan bilang kau tidak tahu tentang vampire. Kau benar-benar sangat bodoh." Ucapnya dan mendorong kepalaku.

"Aku tidak tertarik. Ngomong-ngomong, terima kasih telah mengantarku pulang."

"Kau tidak perlu berterima kasih. Aku hanya menyelamatkan 'makananku'." Ucapnya dengan tersenyum licik. Bagaimanapun juga, dia sangat menggemaskan ketika dia tersenyum seperti itu. "Aku harap kau tidak lupa tentang perjanjian kita."

"Aku tidak akan melupakannya. Ingatanku sangt kuat, Ok?" Ucapku sambil memutar mataku malas.

"Kalau begitu, kau jarus membangunkanku pagi-pagi."

"Apa!?" Dengan segera mataku terbuka lebar ketika aku mendengar kata-katanya. "Tapi aku tidak ingat dimana rumahmu!"

"Itu bukan urusanku. Cari tahu sendiri." Ucapnya dan pergi ke arah jendela. "See ya."

"Tunggu!" Aku beridiri untuk mengehentikannya, tapi dia dengan cepat menghilang sebelum aku menangkapnya. ARGHHHHHH!!!!!! Kenapa semua ini terjadi padaku!!? Dia benar-benar seperti iblis!!!!!

••♥••


Medan, 15-12-2017

DANGEROUS GUYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang