#3 First Day

42 5 0
                                        

Aku bangun pagi-pagi sesuai dengan apa yang di perintahkannya, ini bahkan masih gelap. Tapi pikiranku sedang sangat buruk sekarang aku tidak dapat mengingat apapun. Sekarang, aku berdiri di persimpangan dan melihat ke sekeliling.

"Aish! Kenapa aku harus membangunkannya? Apa dia tidak punya pelayan di rumahnya?" Aku mendumel dan menggaruk kepalaku frustasi kemudian melihat ke sekeliling lagi. Ok! Aku pilih... kiri.

Aku berjalan cukup jauh tiba-tiba, langkahku terhenti karena sesuatu.

"Maaf." Dengan cepat aku berbalik untuk meminta maaf kepada seorang gadis yang dengan tidak sengaja aku tabrak. Aku meraih tangannya untuk meminta maaf. Dan tangannya sangat dingin. "Ehhm... are you ok?" tanyaku dan mengguncang tubuhnya dengan pelan tapi dia bergeming dan tiba-tiba dia terjatuh yang membuatku terkejut. Tubuhnya sangat kurus dan penuh darah terutama pada lehernya. Apa Reynard yang melakukan ini semua?

Ketika aku sampai di rumahnya, aku memencet bel beberapa kali tapi tidak ada seorangpun yang menjawab. Mungkin dia masih tidur. Aku memencet bel lagi tapi tetap tidak ada jawaban jadi aku mecoba membuka pintu dan dengan tiba-tiba, pintunya terbuka dan aku masuk. Dia tidak mengunci pintu?

Aku berjalan memasuki rumahnya dan menemukan Reynard yang tertidur di sofa dengan menggunakan seragam sekolahnya. Dengan perlahan aku mendekatinya. Matanya tertutup rapat napasnya teratur. Mungkin, dia lelah. Bagaimanapun juga, dia terlihat seperti pangeran ketika dia tidur.

"Hey! Bangun! Kau harus berangkat ke sekolah." Aku mengatakannya tepat di telinganya. Dia mengerang dan mengucek matanya.

"Sudah pagi?"

"Hampir pagi. Kau memberitahuku untuk membangunkanmu pagi-pagi jadi aku datang pagi-pagi. Jangan malas. Bangun sekarang!"

"Yah! Bagaimana bisa kau memerintahku? Kau hanya budakku!" Dia memakiku dan menarik napas frustasi. "Biarkan aku tidur sebentar. Kau suka melihatku tidur, bukankah begitu?" pipiku merona ketika aku mendengar apa yang di ucapkannya. Bagaimana dia bisa tahu?

"Huh? Apa yang kau maksud?" tanyaku dengan wajah datar.

"Jangan berbohong padaku. Aku bisa membaca pikiranmu. Kau bilang aku seperti seorang pangeran ketika aku tidur, am i right?" ucapnya kemudian tersenyum yang membuatku makin merona. Aku harus berhati-hati dengan pikiranku.

"Tapi aku takut kau akan telat."

"Itu akan menjadi kesalahanmu jika kau tidak membangunkanku." Ucapnya kemudian dia menutup matanya lagi.

"Apa!? Hey! Bangun!" aku berteriak dan mengguncang tubuhnya dengan cepat tapi dia tidak menunjukkan reaksi apapun. Aish! Dia benar-benar membuatku gugup! "Aku tidak mau kau menyalahkanku. Jadi, bangun sekarang juga!!!" aku menggoyangkan tubuhnya dan memukulnya, tapi tiba-tiba dia meraih tanganku menarikku mendekat hingga aku terjatuh dan sekarang dia berada di atas tubuhku. "Lepaskan aku!" ucapku dan berusaha mendorongnya tapi lagi-lagi dia meraih tanganku dan memutar posisi tubuhku hingga aku berbaring berhadapan dengannya

"Umm... kulitmu sangat lembut seperti bantalku. Kau membuatku semakin mengantuk." Dia tertawa dengan mulut yang terkatup kemudian dia mengeluarkan smirk andalannya.

"Yah!! You pervert!! Get up now!!!" teriakku padanya dan mencoba untuk mendorongnya menjauh dari tubuhku.

"Kau tidak menyukainnya?" dengan segera aku berhenti mendorongnya dan mendongak ke atas untuk melihatnya. Aku melihatnya tersenyum yang membuatku merona. "Aku pikir kau mau aku melakukannya."

"Aku tidak berpikir seperti itu! Maksudku, you don't even change your clothes. Dan sekarang kau membuat seragamku kotor."

Tiba-tiba, dia menjauh dariku dan kemudian pergi. Apa dia marah dengan kata-katu barusan? "Ehm... aku tidak bermaksud..."

DANGEROUS GUYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang