5. Guru

97 6 2
                                    

Berpura-pura seolah tak mencintai itu sulit. Banyak yang harus ditahan.Agar engkau tetap seperti ini, tidak pergi menjauh setelah mengetahui rasa ini.

Seorang lelaki tampan sedang menatap kesal buku yang ada di depan nya. Karena sudah berusaha mengerjakan soal namun masih tetap salah." Huaah salah nya di mana yah?" kesal Fadlil sambil menggaruk kepalanya.

"Oh iya kerumah Etik aja ah, mungkin dia bisa bantuin gua" Fadlil pun segera mengambil ponsel dan segera berangkat menggunakan sepeda miliknya.

Setelah sampai di rumah di Etik Fadlil pun menuju pintu rumah dan mengetuknya.

TOK..TOK..TOK

"Maaf cari siapa yah nak?"

"Etik nya ada tante?"

"Memangnya kamu siapa nya Etik?"

"Saya teman Etik tante"

"Ohh teman nya Etik toh, mari masuk nak Etik nya ada di kamar tunggu yah ibu panggilkan dulu" ucap ibu Etik mempersilahkan Fadlil masuk ke dalam rumah.

Fadlil pun masuk ke dalam rumah dan menunggu ibu Etik memanggil Etik. Sembari menunggu Etik datang Fadlil pun mengambil ponsel nya dan memainkan game kesukaan nya.

"Eh, Fadlil ngapain malam-malam ke sini?" tanya Etik membuat Fadlil menoleh ke arahnya.

"Gue bingung nih kerjain tugas kimia, lo bisa ajarin gue? Ya kali ini lo jadi guru gue sekarang" jawab Fadlil.

"Ohh tugas yang itu gue udah selesai kok, liat punya gue aja yah. Soal nya gue lagi nggak mood buat jelasin nya"  ucap Etik memberi tatapan permohonan nya pada Fadlil.

"Yaudah gak papa, ambilin buku lo gih biar gue catat sekarang" suruh Fadlil.

"Oke, lo tunggu depan tv aja jangan di sini." ajak Etik.

Mereka pun berjalan menuju ruang tengah tempat etik yang biasanya belajar.

Sesaat kemudian Etik kembali membawakan bukunya dan menyerahkan nya pada Fadlil dan duduk di sampingnya.

"Ini bukunya catet gih sana" suruh Etik dan Fadlil pun mulai mencatat tugas yang di berikan Etik.

"Makanya kalau guru ngejelasin itu di dengar, jangan main ae kerjaan lo" ucap Etik meledek Fadlil.

"Idih jangan asal tuduh lo, gue gak pernah yah main kalau guru ngajar" elak Fadlil tak mau kalah.

"Alah gak usah bohong" Etik terus meledek Fadlil.

"Kalau gue emang main, tau dari mana lo? Berarti lo diam-diam selalu liat-liat gue di kelas yah?" gantian, kini Fadlil yang kini meledeki Etik.

"Apaan sih lo, nggak lah, ngapain juga liat-liat lo kurang kerjaan banget" jawab Etik yang sudah di pastikan pipih nya sudah memerah.

"Elah gak usah bohong, kalau emang nggak kenapa pipi lo merah gitu coba?" ucap Fadlil lagi yang membuat Etik semakin salah tingkah.

"Semerdeka lo aja deh. Udah ah gue mau buatin lo minum dulu, lo pasti haus kan naik sepeda gitu mana jauh lagi." jawab Etik yang sengaja mengalihkan pembicaraan. Usaha nya yang ingin mengejek Fadlil pun gagal karena malah ia yang di ejek. Terlebih lagi Fadlil membuatnya salah tingkah yang membuatnya ingin beranjak dari tempat itu sekarang.

"Hehe tau aja lo, udah gih sana buatin yang ena yah. Ambilin kue juga" ucap Fadlil cengengesan.

"Iya serah lo" jawab Etik sembari berjalan ke dapur.

"YANG BANYAK YAH" teriak Fadlil.

"Gak usah teriak juga kali rumah gue ini, bukan rumah lo" kesal Etik.

The Power Of Scito ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang