•p•r•o•l•o•g•

2.1K 225 15
                                    


Area terlarang untuk siders

Vote please

^Happy Reading^

Sebuah pukulan mendarat lagi tepat pada wajahnya yang telah dipenuhi luka lebam. Lalu dengan cekatannya gadis itu melompat keatas dengan siku ditekuk, dan membanting kuat pada bahu Pria berbadan besar itu. Pria itu terkapar tak berdaya di aspal jalan bersama beberapa temannya.

Gadis itu menarik nafas panjang akibat kelelahan menghadapi beberapa pria sekaligus yang berbadan kekar. Malam sudah semakin larut dan gadis berseragam SMA dengan rok yang dilapisi celana training  itu ingin cepat-cepat pergi dari sana, orang tuanya pasti sedang mengkhawatirkannya. Ia pergi setelah sebelumnya menelpon polisi.

"Kau mulai lagi Im Yoona?" Yoona mendengus kasar. Sial. Kenapa selalu lelaki ini yang memergokinya berkelahi? Pura-pura tidak mendengar Im Yoona terus melangkahkan kakinya.

Dengan gerakan cepat pria yang juga berseragam sama dengannya itu menangkap tangannya, Im Yoona menepisnya dengan memutar tangannya kuat agar terlepas namun pria ini lebih lihai lagi dalam bergerak, ia menarik tangan Yoona dengan cepat sebelum Yoona sempat memutarnya hingga tubuh gadis itu tertarik dan menghadap padanya. Im Yoona mengerjapkan matanya lucu. Tidak, ini terlalu dekat, mengapa aku tidak bisa bernafas?.

Setelah beberapa detik Im Yoona menetralkan jantungnya yang berdetak lebih cepat ia membuka suara. "Sebenarnya apa yang kau inginkan?"

Entah sadar atau tidak pria itu malah membuat kerja jantung Yoona tak karuan. Tangan kokohnya yang berada dikedua sisi lengan Yoona membuatnya tidak bisa bergerak walaupun sudah mencoba. Yoona menyerah karena ia tahu pria ini lebih berbakat darinya.

"Kau mau tahu?" pria itu lebih mendekatkan wajahnya membuat Yoona menjauhkan wajahnya walaupun masih sangat dekat. Brengsek apa dia sengaja?.

"Apa memangnya?" tanya Yoona menantang. Ia berusaha membuat suaranya normal. Ayolah hanya berdekatan seperti ini saja kau sudah menggila. Apalagi kalau dia menci--. Aish apa yang kupikirkan?? Jangan berlebihan jantung!

"Kau sudah tahu Im Yoona!" katanya lembut tapi terdapat penekanan pada tiap katanya. Wajah yang tadinya memeperlihatkan senyum sinis kini menjadi datar. "Kau tahu jika itu adalah bagianku!"

"Mencegah kejahatan tidak mengenal orang ice prince." dengan kuat Yoona mendorong pria itu hingga dirinya terlepas dari pria itu sepenuhnya. Yoona mengangkat kepalanya menatap menantang pria didepannya yang menatapnya datar. "Lagipula kalau menunggumu datang tokoh ini sudah habis dirampok. Bukankah kau seharusnya berterima kasih kepadaku karena telag menyelesaikan apa yang seharusnya kau lakukan? Ice Prince?" Yoona tersenyum remeh melihat pria dihadapannya mengeraskan rahang. Mungkin karena dia diremehkan atau...panggilan Ice Prince itu? Mungkin saja.

Yoona sangat suka memanggil pria itu dengan sebutan Ice Prince yang begitu cocok dengan wajah sok cold itu (menurut Yoona). Dan tentunya dia sangat tahu pria itu membenci panggilan untuknya itu.

"Aku rasa aku harus segera kembali, tidak baik berduaan dengan seorang pria dalam kegelapan seperti ini. Apalagi dengan pria es sepertimu." sekali lagi Yoona tersenyum sinis. Lalu melangkah membelakangi pria itu.

Dengan langkah lebar pria yang sedari tadi diam diremehkan berjalan dan menuju gadis yang membelakanginya. Wajahnya yang memang dingin terlihat lebih dingin lagi. Dengan sekali tarikan gadis itu berbalik pria itu langsung menyandarkannya pada sebuah pohon besar disana. Kedua tangannya menekan bahu gadis itu kuat.

"Akh.. Apa yang kau lakukan?!" Gadis itu meringis sakit saat punggungnya terbentur pohon dengan cukup keras.

"Apa maksudmu mangatakan lelaki sepertiku?" masih dengan tatapan datar mematikannya yang membuat Yoona menelan ludahnya mentah-mentah. Sial, bahkan dia begitu tampan dengan tatapan mematikannya.

"Aku akan bercinta dalam kegelapan denganmu?. Begitu maksudmu?" setiap kata yang diucapkan pria itu bagai bisikan setan yang merasuk pikirannya. Bahkan nafas mint khas pria itu menyapu lembut wajah Yoona. Pria itu kini tersenyum sinis menatap wajah kaku Yoona.

"Atau..." Lelaki itu sengaja menggantung kalimatnya dan lebih mendekatkan wajahnya lagi. Padahal jaraknya hanya 3 cm saja. Dia tidak tahu apa kalau sekarang jantung Yoona mungkin telah membeku. "Kau memang ingin aku melakukannya?."

Yoona menyadari senyuman sinis yang diberikan pria itu. Brengsek apa dia memergoki aku sedang terlena?

"Akh!" Pria itu menunduk memegang kakinya yang baru saja ditendang kuat oleh Yoona. Yoona menggunakan kesempatan itu untuk menjauh.

"Kau mau tahu kau pria seperti apa yang kumaksud??" Yoona menatap pria itu yang masih memegangi kakinya. Ups apa sangat sakiit ya? Yoona sedikit iba melihat pria didepannya yang masih memegang tulang keringnya. Im Yoona babo! Tentu saja sakit. Kau menendangnya dengan seluruh kekuatanmu tadi.

Siapa suruh dia menggodaku.

"Kurasa aku harus segera pergi dari sini. Sebelum aku menjadi korban mutilasimu. Itu yang kumaksud." Yoona berbalik cepat, sejujurnya dia takut pria itu kembali menariknya dan membuat jantungnya kembali membeku seperti tadi. Bisa-bisa Yoona terkena penyakit jantungan.

"Jangan lupa olesi balsem. Aku mengerahkan seluruh kekuatanku tadi." ujarnya lagi tanpa berbalik.

Pria itu menatap punggung Yoona yang telah menghilang dalam kegelapan lalu memeriksa kembali tulang keringnya.

Sial, apa dia sekuat itu?

Bersambung...

Sebenarnya ini cerita iseng aja aku buatnya. Kalau banyak yang dukung bakal dilanjutin.

Pada tahu gak?? Siapa lelaki misterius itu?? Tebak aja dulu ya..

Leave comment please.

Don't Cry Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang